33

403 48 6
                                    

"Dia tidur bu?" tanya Alta yang sudah duduk di samping ranjang melirik Zera yang sudah terlelap tidur.

"Iya, tadi ibu kasih obat penenang"

Mata Alta melotot kaget, selama ini ia tak pernah tahu jika Zera mengkonsumsi obat tersebut. Padahal sudah sejak lama ibunya itu slalu memberikan obat tersebut dengan iming-iming vitamin agar imun kuat.

"Kenapa ibu kasih obat penenang? Sejak kapan Zera mengkonsumsi obat itu?"

"Kenapa kamu kelihatan khawatir? Ibu sengaja ngasih obat itu, dan dalam dosis tinggi, agar dia cepat mati! Biar gak nyusahin terus"

Rahang Alta mengeras menahan emosi, ia ingin sekali marah tapi mengingat yang ada di hadapannya ini adalah ibu kandungnya sendiri, maka ia mengurungkan niatnya. "Jangan kasih Zera obat penenang lagi bu, bahaya. Alta punya cara sendiri buat bikin dia lenyap"

"Slalu kamu bilang begitu, tapi sampai detik ini dia masih juga hidup. Kalau kamu gak bisa lakuinnya, ibu bisa lakuinnya. Bahkan ibu rela di penjara seumur hidup, asal keturunan Sofia tewas!"

"Bu, biar Alta aja yang urus semuanya ya"

Entah mengapa bi Yati melihat adanya keraguan dalam diri Alta. Putra-nya itu terlihat mulai mencintai Zera, namun ia akan pastikan sendiri, apabila itu sampai terjadi, maka dirinya sendirilah yang akan menghabisi Zera secepatnya.

Bi Yati segera keluar dari kamar, sementara Alta masih setia berada di samping Zera sambil mengusap-ngusap kepala gadis itu.

Alta khawatir karna sudah berjam-jam Zera belum juga bangun dari tidurnya, lantas ia mau membawa Zera menuju rumah sakit.

"Kamu mau bawa dia kemana?" tanya bi Yati yang terheran melihat Alta menggendong Zera menuju mobil.

"Rumah sakit bu, udah berjam-jam Zera gak bangun. Badan'nya juga panas"

"Tapi..." Belum sempat ibunya itu bicara, Alta sudah buru-buru membawa Zera masuk ke dalam mobil, dan dirinya langsung menancap gas menuju rumah sakit.

°°°°

Elang, pria itu sedang sibuk memikirkan banyak hal mengenai Zera. Terutama ucapan terakhir dari Tata membuat otaknya berputar balik pada kejadian sebelumnya.

Dari mulai testpack palsu, fitnah dari Jessie, Jessie yang keluar dari sekolah secara tiba-tiba setelah bertemu Alta, Tata yang tewas secara tragis, kemudian terakhir dirinya di jebak.

"Biar gue buktiin dulu, tapi gue rasa lo harus tau satu hal, ada pepatah mengatakan enemy in the Blanket, dan sebenernya musuh terbesar dalam hidup seseorang adalah orang-orang terdekat mereka sendiri"

"Apa bener, peneror itu orang terdekat antara gue dan Zera? Tapi siapa? Gak mungkin temen-temen gue, tapi kalau Alta... Apa mungkin?" gumamnya.

Jika di ingat-ingat, Alta memang sosok pria yang cukup aneh menurut Elang. Pria itu sering datang secara tiba-tiba dengan waktu yang tak di sangka-sangka. Bahkan pada saat kejadian Jessie menyebar fitnah tentang Zera, pria itu tak ada di tempat kejadian, namun tiba-tiba saja menarik Jessie pergi dan ke-esokan harinya Jessie sudah tak terlihat lagi di sekolah, di tambah Zera mengatakan bahwa mereka berciuman. Apakah itu tidak cukup aneh?

Mengenai soal Jessie, Elang mengecek instagram-nya, akan tetapi instagram Jessie hilang entah kemana. Padahal Elang hanya mau menanyakan prihal, ada hubungan apa dirinya dengan Alta, namun satupun akun sosial media milik gadis itu tak dapat di temukan.

TEROR MAWAR HITAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang