SEXY CAT TRANSMIGRATION (END)

(25)

Debora mendengus kasar. Tubuh ini benar-benar membawa kesialan. Sial! Sial! Sial! Kapan hidupnya kembali normal? Kapan?!

Dia sudah muak hidup menjadi wanita jalang. Tapi sayangnya, ia tak mengingat seberapa jalangnya tubuh ini dulu. Setiap orang yang dia temui selalu memanggilnya jalang.

Kenapa sih hidupnya tak bisa tenang? Debora memandang sekelilingnya. Tanpa sadar dia berjalan dan masuk ke dalam sebuah perpustakaan.

Tetapi perpustakaan itu terkunci. Tapi yang mengejutkan dia bisa membukanya hanya dengan sidik jarinya. Fantastis! Artinya ia juga memiliki akses keluar masuk ruangan mansion ini. Tapi bagaimana bisa? Bagaimana bisa sidik jarinya terdeteksi? Kenapa ia baru tahu?

"Good job Debora. You're the best," gumamnya pada diri sendiri.

Dia akan melakukan self healing. Bermeditasi di ruangan tenang dan nyaman. Dan yang terpenting, tak ada makhluk yang namanya Patrick.

Di lain sisi, pria itu mengusap air mukanya kasar.

"Dia tak bersandiwara, I know it, " gumam Patrick pada sahabatnya.

"Kupikir juga iya. Dia seperti kerasukan makhluk tak kasat mata. Apa kau percaya dengan makhluk seperti itu?"

"Aku tak yakin," keluhnya seraya memijat keningnya frustasi.

"Apa kau merasa dia seperti menjadi sosok yang berbeda? Apa kegilaannya dulu mempengaruhi kejiwaannya?"

"Aku tak tahu. Yang kutahu dia bukanlah .. ehem.. Sabrina dulu."

"Kau memanggil nama wanita itu lagi. Apa kau masih memiliki perasaan padanya?"

Patrick mengacak-acak rambutnya frustasi, "Aku tak tahu. Tapi... Kau tahu kan aku tak bisa melupakannya."

"Yes.. you do.. jangan terlalu keras kepada hatimu, dude. Kau tak bisa membohongi hatimu. Just speak to your heart. Apa maumu sekarang? Give her second chance or let her go."

Memori pria itu kembali ke tempo hari.

TBC