(56)

3K 198 2
                                    

Sampai di mansion Debora langsung berlari masuk ke dalam. Tak mengindahkan panggilan Patrick yang mengejarnya. Berlari bak kucing liar menaiki tangga.

"Debora wait!" seru Patrick menggema.

"Gila! Aku tak percaya ini," gumamnya seraya menutup pintu kamar dari dalam.

Ia mengusap wajahnya tak percaya mengingat kejadian tadi. Kejadian yang sangat tak diduga. Mengungkap sebuah kenyataan yang pahit untuknya. Bukan hanya pahit tapi seperti bisa membunuhnya perlahan.

Flashback on

"Apa kau gila menikah dengan banyak wanita?"

Patrick mengerutkan keningnya, "What do you mean?"

"Kau membeli semua gaun untuk menikahi siapa jika bukan banyak wanita."

Pria itu memijit keningnya frustasi, "Aku membelinya untukmu semua. Kau bisa memilihnya di rumah."

Debora membulatkan bibirnya membentuk huruf O. Menggaruk tengkuknya kaku. Demi Dewa Kucing dia malu sudah salah sangka!

Di saat pria itu sibuk mengurus sesuatu tanpa diduga seorang wanita menghampirinya dengan wajah terkejut, "Sabrina!" pekik wanita itu.

Debora menaikkan alisnya bingung. Siapa wanita berbaju norak ini? Ia sangat penasaran apakah wanita itu memakai dalaman?

Wanita itu pun menghamburkan pelukan ke arahnya, "Lama tak bertemu kawan. Oh bagaimana kabarmu?"

Tubuhnya kaku seperti patung. Wanita itu memeluknya tak tanggung-tanggung, "Who are you?"

"What?! Are you kidding me? Tak mungkin kau melupakan sahabatmu ini?"

Debora memasang wajah bingung. Ia benar-benar tak tahu wanita ini, "Oh yeaah. I'm sorry kau benar-benar berubah sampai aku tak mengenalimu. Apa kau operasi plastik?" ujarnya sok tahu.

"Sabrina.. aku tak oplas. Are you okay? Kau tak seperti biasanya."

"I'm okay... Hanya sedikit aneh," ucapnya dengan nada tak yakin.

"Apa kau benar-benar baik-baik saja?"

"Ya.. sure and thanks."

Wanita itu mengangguk kecil, "Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku hanya sedang bersantai," ujarnya asal-asalan.

"Bersantai di butik?"

"Emm ya.."

"Jangan bercanda oh my god. Selera humormu rendah sekali. Kau bersama siapa disi..."

"Bersamaku," potong Patrick.

"Wow.. Benjamin,"

Debora mengerutkan keningnya, "Dia Patrick bukan Benjamin. Apa kau sudah pikun?"

"I know.. dia Benjamin Patrick Franklin. And sejak kapan kau memanggilnya Patrick. Kau selalu memanggilnya Ben, Sabrina sayang. Apa kalian balikan?"

"Balikan?" pekik Debora histeris. Balikan apanya! Dia merasa tak pernah pacaran dengan pria itu.

TBC

SEXY CAT TRANSMIGRATION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang