04 - Harmony Seduces?

177K 5.8K 141
                                    

Just for fun ⚠️


***

~ First, you tried to seduce me with a nightgown like that.

***

"So sexy, amour." gumam Farellio dengan pandangannya yang menggelap.

Lantas, Farellio langsung menaiki ranjangnya. Mengukung Harmony yang kesadarannya sudah berada di ambang batas.

Bibir tebal Farellio seketika mendarat tepat di bibir ranum Harmony, mencium dalam bibir tersebut hingga membuat sang empu bergeliat.

"Emhh..."

Farellio semakin bergejolak, kemudian bibirnya beralih pada cuping telinga Harmony sampai ke arah leher jenjang gadis itu. Menciumnya dengan sensual.

Tangan pemuda itu pun tak tinggal diam, kini tangan besar Farellio dengan perlahan meremas kedua payudara Harmony dengan bibir pemuda itu yang masih mengecup basah leher Harmony.

"A-ahh, F-farel..."

Harmony mendesah di bawah sadarnya, gadis itu pun mencengkram kerah kemeja yang di kenakan oleh Farelio.

"Sial, lo buat gue kecanduan." desis Farellio tepat di hadapan wajah Harmony.

Setelah itu Farellio kembali mencium kasar bibir Harmony, menyesap rasa manis dari bibir gadis itu. Hingga akhirnya tangan Farellio beralih pada area sensitif milik Harmony. Dengan sekali tarikan, Farellio sudah mampu melepaskan kain persegi tiga milik gadis cantik tersebut.

Dengan perlahan jemari besar Farellio mengusap secara sensual, menggoda labia sempit itu dengan saksama. Sedangkan Harmony, gadis itu mencoba untuk menatap Farellio, namun pandangannya terasa sangat berat dan pusing yang semakin menghantam kuat kepalanya.

"F-farel, enghh."

Harmony mendesah saat satu jari Farellio berhasil melesat dalam intinya. "A-ahhh,"

"Ya, sebut nama gue, amour." ujar Farellio.

Setelah itu Farellio bergeser, pemuda itu kini berbaring di samping Harmony dengan tangannya yang masih sibuk memainkan area kewanitaan milik gadis itu.

"A-ahhh, pelan." rintih Harmony saat Farellio menambah satu jarinya ke dalam sana.

"S-sakit, Farel."

Farellio mengecup cuping telinga Harmony, menenangkan gadis itu agar tidak berisik. Beberapa kali jari besar milik Farellio menghentak kuat ke dalam sana hingga membuat tubuh Harmony bergerak tak nyaman.

"E-enough, akhhh."

Harmony berhasil membuka matanya kali ini, dan hal yang membuatnya terkejut adalah Farellio yang kini sedang menatapnya dengan penuh nafsu. Belum lagi Chemis yang di kenakan Harmony sudah terlihat sangat berantakan, serta jemari Farellio yang berada di intinya membuat Harmony ingin menangis.

"Farel, j-jangan."

Farellio tersenyum miring saat ia merasa kesadaran Harmony perlahan kembali. "Lo udah sadar, amour?"

Harmony tak menjawab, seketika gadis itu menggeleng saat Farellio kian mempercepat gerakan tangannya, dan tentu saja hal itu membuat Harmony mengeluarkan semakin banyak cairan kenikmatan.

"Shhh, s-stop!" berontak Harmony sambil berusaha untuk menjauhkan tangan Farellio dari intinya.

"Sttt, amour. Lo cukup menikmati, don't talk to much. Karena, gue gak akan dengar itu." interupsi Farellio sambil menatap Harmony.

Harmony tak mampu berkutik, ia sudah berusaha sebisa mungkin untuk melawan, serta menjauhkan tubuhnya dari Farellio. Namun sayangnya, hal itu tak berhasil karena mengingat kekuatan Farellio yang lebih besar darinya.

Hingga akhirnya Harmony merasa ada yang tidak beres, sesuatu hendak keluar dari dalam inti nya, rasanya sangat berkedut dan menyakitkan jika di tahan.

Sontak Harmony langsung menutup matanya rapat-rapat sambil menggigit bibir bawahnya dengan kuat, "Lo mau keluar, sayang?"

Harmony meringis saat kecepatan tangan Farellio berubah tak beraturan. Terkadang cepat dan terkadang pelan, membuat Harmony tersiksa.

"F-farel..."

"Hmm?" Farellio bergumam.

"A-ahhh, please."

Farellio menyunggingkan senyumnya, "Please for what, sayang?"

Harmony menggeleng, sudah tak kuat lagi untuk tidak melepaskan sesuatu yang bergejolak di bawah sana.

"Akhhh, F-farel!" jerit Harmony saat sesuatu keluar dengan deras dari dalam liang sanggamanya.

"Good girl, amour." puji Farellio sambil mengecup dalam bibir mungil Harmony.

Sedangkan Harmony masih terengah, napasnya tak beraturan akibat pelepasannya barusan. Namun tak lama kemudian, netra hijau zamrud miliknya menatap kedua bola mata Farellio yang terlihat sangat puas.

Harmony meneteskan air matanya, kemudian ia bangkit dengan tertatih. Kewanitaan nya masih terasa sensitif, namun ia lantas berdiri sambil mencoba membenarkan pakaiannya.

"Gimana rasanya, amour?"

Kini Farellio bangkit, dan ikut berdiri di samping tubuh lemas Harmony, "Are you addicted?" tanya Farellio dengan tatapan yang seolah merendahkan.

Air mata Harmony meluruh, "Jangan kurang ajar, Farel! Kita saudara."

Farellio terkekeh, "I don't fucking care, amour. Lo udah jadi milik gue saat ini."

"Don't be a crazy!" teriak Harmony tepat di hadapan Farellio.

Pemuda itu merasa tak terima, Farellio lantas menarik kasar rambutnya sendiri. Kemudian ia melangkah menuju nakas, mencari kotak yang berisikan berbagai obat.

Harmony tak tahu, dan tak ingin tahu. Gadis itu berusaha untuk membuka pintu kamar Farellio, namun sayangnya terkunci.

"Lo gak akan bisa buka, sayang. Karena kuncinya ada di gue." ujar Farellio sambil terus mencari sesuatu dari dalam kotak obat tersebut.

Harmony terisak, "P-please, Farel. Buka pintunya."

Farellio terkekeh, "Gak semudah itu, amour." kata Farellio.

Pemuda itu lantas berjalan ke arah Harmony dengan langkah lebar dan senyum cerah yang menghiasi wajah tampannya. Seketika tubuh Harmony bergetar, gadis itu merasa takut akan tatapan Farellio.

"First, you tried to seduce me with a nightgown like that."

"Enggak, Farel. Kamu salah paham."

Bibir Harmony bergetar, "I'm not trying to tease you! Not at all."

Farellio terkekeh, "Don't lie to me, sayang."

Plak!

Satu tamparan berhasil mengenai pipi kanan Farellio, tentu saja Harmony yang melakukannya.

"Don't cross the line, Farellio Jerez. Aku bukan orang kayak gitu." ujar Harmony dengan nada bergetar. Hati dan harga dirinya terluka, itu sudah pasti.

***

Harmony Life [21+] | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang