Just for fun ⚠️
***
~ All you need is sex, sex and sex. Nothing is more important than that.
***
Harmony termenung, tanpa sadar jemarinya mencakar tangan Farellio yang berada di perutnya.
"S-stop!" pinta Harmony saat Farellio tak menganggap serius ancaman Sakha padanya.
Farellio tersentak saat punggung tangannya terasa perih, begitu pun dengan permintaan Harmony dengan suaranya yang bergetar.
"Amour..."
Sakha berdecak, "Gue malas basa-basi,"
"Harmony Callz, lo masuk Universitas Raphl jurusan Public Relation, right?"
Harmony mengangguk pelan, jemarinya kini beralih pada selimutnya dan meremas kasar. "I-iya..."
"Good, gimana pun caranya lo harus buat Glacia masuk ke Universitas itu."
Farellio menggeram kesal, dengan kasar pemuda itu menarik miliknya yang masih menegang dari inti Harmony.
"Bangsat lo, Sakha. Lo jauh-jauh ke sini, ganggu kegiatan gue cuma karena Glacia?" tanya pemuda itu sambil melingkarkan handuk di pinggulnya.
Sakha tersenyum menawan pada sahabatnya, "Gue harus apa? Lo tahu 'kan gue terobsesi sama Glacia."
"Tapi lo gak tepat waktu, setan." balas Farellio geram.
Sakha berdecih malas, lalu tatapannya kembali beralih pada Harmony yang sudah berkaca-kaca.
"Gimana? Lo bisa?"
Sakha bersiul, "Kalau gak bisa, it's okay. Tapi siap-siap kalau nanti nama keluarga Callz jadi tercemar karena lo." sambung pemuda bermata biru laut itu dengan kejam.
Harmony menangis, ia merasa malu karena kegiatan nya bersama Farellio ketahuan oleh Sakha dan di rekam oleh pemuda itu.
Bayangkan saja, bagaimana tidak malu jika berada di posisi telanjang, namun tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar begitu saja dengan mudah?
"J-jangan, please."
Kemudian tatapan Harmony beralih pada Farellio, menatap pemuda itu dengan memohon.
"Gue gak bisa bantu lo, amour. Ini urusan lo sama Sakha." kata Farellio sambil mengambil sebuah benda nikotin dan berjalan ke arah balkon.
Harmony menggigit dalam bibirnya, rasanya sangat kecewa pada tindakan Farellio. Walaupun Sakha adalah sahabat pemuda itu, tapi mengapa Farellio tidak menghentikan aksi Sakha yang merugikan dirinya?
"Cepat, Harmony Callz. Gue butuh jawaban lo sekarang."
"Kalau dalam hitungan ke tiga lo belum jawab, vidoe ini bakal tersebar di seluruh sosial media." lanjut Sakha dengan senyum andalannya.
"T-tunggu," pinta Harmony cepat.
Sakha menggeleng, lantas pemuda itu langsung berhitung. "One,"
"G-gak bisa, Glacia is my best friend." sela Harmony, namun sayang hal itu tak di dengar oleh Sakha.
"Two,"
"Three!"
Wajah Harmony memucat, dengan cepat gadis itu memberikan sebuah janji yang mungkin akan ia sesali kedepannya. "O-oke, oke. A-aku bakal buat Glacia masuk ke Universitas Raphl."
Senyum kemenangan terbit pada bibir Sakha, dan itu terlihat jelas di mata Harmony. "Bagus, kalau gitu lakukan selama lima hari."
"Lo cuma butuh meyakinkan Glacia, right? Itu pasti bakal mudah buat lo." ujar Sakha, lalu pemuda tersebut bangkit dari sofa yang sempat ia duduki.
Harmony menggeleng, tubuh lemahnya berusaha untuk terduduk di rajang, tentunya dengan tetap mempertahankan selimut tebal itu agar menutupi tubuh polosnya.
"T-tunggu!"
Sakha menoleh sekilas ke arah Harmony, netra biru lautnya dapat melihat bahwa adik sepupu dari Farellio itu ketakutan.
"T-tolong, h-hapus video nya." pinta Harmony sambil menundukkan kepalanya.
Kini tubuh tegap Sakha menghadap Harmony sepenuhnya, "Gak bisa. Video ini bakal gue hapus setelah lo berhasil bawa Glacia ke Universitas Raphl."
Setelah itu yang Harmony dengar hanyalah suara ketukan langkah kaki dari Sakha. Dan seketika, tangis Harmony pecah.
Bibir serta tubuh gadis itu bergetar hebat, tak lupa dengan jemarinya yang meremas kasar selimut tebal tersebut.
Sedangkan Farellio yang mendengar tangisan Harmony pun lantas berlari untuk memeriksa keadaan gadis tersebut.
"Are you okay, amour?" tanya Farellio khawatir.
Harmony lantas mendorong kasar bahu Farellio, tatapan kecewa lantas ia pancarkan pada pemuda itu. "Kenapa kamu diam aja?"
"Ke-kenapa kamu gak usir kak Sakha d-dari sini? Dan kenapa k-kamu biarin dia re-rekam kegiatan kita?"
Harmony meraung keras pada Farellio, tangisannya terdengar kencang saat melihat Farellio terdiam dengan sikap tenangnya.
"Ke-kenapa, Farel? Kenapa?!"
"Gue gak tahu kalau Sakha bakal datang ke apartemen ini, amour."
"But at least, y-you have to st-stop his action that is recording our activities." balas Harmony sambil memegang kepalanya yang terasa pening.
Gadis cantik tersebut kemudian bangkit dengan perlahan. Dan hal itu membuat Farellio geram.
"Gue juga merasa terganggu karena Sakha, tapi gue gak bisa melakukan apa pun. Karena dia, sahabat gue." balas Farellio dengan wajah yang memerah.
Harmony lantas menoleh ke arah Farellio, "K-kalau misalnya, dia li-lihat tubuh telanjang aku gimana? A-apa kamu bakal diam kayak tadi?"
Farellio menggeram, "Itu gak akan terjadi, amour. Jangan bicara suatu hal yang buat gue marah."
Harmony menatap nanar, "H-harusnya aku yang marah, Farel. Bukan kamu."
"Di s-sini, aku yang di rugikan, b-bukan kamu!" jerit Harmony dengan tangisan yang tak terbendung.
Farellio lalu mengacak kasar rambutnya, merasa frustrasi. Kemudian menghampiri Harmony dan memegang pundak gadis itu. "Calm down, ucapan Sakha gak serius. Jangan terlalu lo pikirin."
***
Follow my ig; @me_zaralynsky
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmony Life [21+] | TERBIT
Teen FictionMATURE [21+], FAMILY, COUSIN, DARKROMANCE (FOLLOW ME FIRST‼️) Harmony Callz, di takdirkan menjadi anak tunggal dan mengharuskan ia hidup mandiri. Selalu di tinggal oleh kedua orangtuanya karena urusan bisnis, membuat Harmony harus menetap sementara...