Just for fun ⚠️
***
~ Even though you love me. Hubungan kita gak akan pernah jelas, Farel.
***
Hari sudah berubah pagi, tidur Harmony terasa terganggu karena siluet cahaya matahari masuk melalui jendela kamarnya.
"Emhh,-"
Gadis itu langsung mengusap matanya, dan mencoba untuk mengerjap. Lalu netra hijau zamrud itu menoleh ke samping, di sana terdapat Farellio yang tertidur dengan napas teratur.
Harmony lantas turun perlahan dari ranjang queen size yang berada di kamarnya, area intimnya terasa perih karena Farellio tak memberi ampun untuk menghabisinya tadi malam. Dengan langkah perlahan, gadis itu berjalan menuju bathroom untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Sesampainya di sana, Harmony langsung merebahkan tubuhnya di bath up sambil menunggu air hangat yang akan menenggelamkan dirinya secara perlahan.
Seketika pandangan Harmony menatap jauh melalui jendela yang berada di bathroom tersebut, matanya mulai memanas saat mengingat ucapan Farellio yang begitu gigih untuk memilikinya.
Harmony tidak tahu, hubungan ini akan sampai mana dan berakhir bagaimana. Farellio, nama pemuda itu tak pernah terpikirkan dalam benaknya. Dan Harmony, tidak menyangka bahwa hidupnya akan berada dalam kukungan Farellio. Seseorang yang menjadi kakak sepupunya sendiri.
Tanpa sadar, bibir gadis itu bergetar. Air mata yang mengenang di pelupuk matanya jatuh begitu saja dengan mudah, dan tangan mungil gadis itu mengepal kuat. Ingin rasanya Harmony berteriak marah kepada takdir.
Ingin sekali ia memberitahu kedua orang tuanya bahwa hidup di mansion keluarga Jerez sangatlah menyiksa. Farellio selalu memaksanya, dan juga menggunakan tubuhnya untuk menjadi bahan pelampiasan nafsu bagi pemuda itu.
"Hiks!"
Harmony menutup wajahnya saat rasa sakit kembali menghantam hatinya dengan telak. Rasa sakit itu tak pernah hilang, dan selamanya Harmony akan terjebak di dalam sini.
"Amour, lo di dalam?" tanya Farellio dari luar.
Harmony lantas mengusap kasar air matanya, "I-iya, a-aku di dalam."
"Oke, gue masuk."
Kedua bola mata Harmony terbelalak, "J-jang,-"
Namun terlambat karena kini Farellio sudah masuk ke dalam bathroom dalam keadaan polos tak tertutupi apa pun.
Pemuda itu lantas mendekat ke arah Harmony, merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh Harmony yang sedang berendam.
Senyum tipis menghiasi wajah yang teramat tampan tersebut, "Nangis lagi."
Pernyataan Farellio sukses membuat kedua bola mata Harmony kembali memanas. Sedangkan pemuda tersebut langsung menghapus perlahan air mata itu.
"Gue gak suka kalau lo nangis karena gue," ucap Farellio pelan.
Air mata Harmony lagi-lagi mengalir saat Farellio bersuara, "Why do you always cry after making love with me?"
Harmony hanya menggelengkan pelan kepalanya, tak ingin menjawab. "Jawab, amour. Gue gak akan marah."
"Bo-bohong," cicit Harmony saat Farellio mengusap lembut pipinya.
Farellio terkekeh, "Enggak, gue gak bohong."
Harmony menggigit pelan bibirnya, "K-karena aku pikir ini salah,"
Farellio menghela napas sejenak, "Kapan lo berhenti dengan pemikiran itu?"
"Gue cinta sama lo, apa lo gak bisa lihat itu?"
Harmony menatap nanar ke arah netra Farellio, "Even though you love me. Hubungan kita gak akan pernah jelas, Farel."
"Dan yang pasti, hubungan keluarga ini bakal hancur."
Farellio lantas mengacak kasar rambutnya sendiri, "Berhenti!" geram Farellio.
"From now on, just think about yourself and me. Karena sebelumnya, I've never been this much in love with someone."
Setelah itu, Farellio bangkit. "Habis ini kita pergi, gue mau beli segala keperluan lo sebelum masuk kuliah."
Kemudian pemuda itu menuju shower room yang berada di dalam tempat tersebut dengan langkah lebar.
Sedangkan Harmony hanya mampu mematung, tatapannya tak lepas dari punggung tegap Farellio yang kini sudah menghilang di balik pintu.
"A-aku gak tahu, dan a-aku bingung." gumam Harmony sambil menggigit kuat jari telunjuknya.
***
Siang ini, kedua insan tersebut tengah menyusuri salah satu mall terkenal di Jakarta. Harmony dan Farellio mengenakan sweater dengan warna senanda, yakni cokelat muda.
Tubuh gagah Farellio yang tertutupi oleh sweater di padukan dengan celana jeans di bawah lutut berwarna hitam, serta sepatu casual yang senada.
Begitu pula dengan Harmony, gadis tersebut memakai rok berwarna hitam yang berukuran sedang hingga sedikit memperlihatkan pahanya yang mulus, dan juga sepatu berwarna cokelat senada.
Kini perasaan serta mood gadis itu sudah membaik dari sebelumnya. Harmony senang karena Farellio mengajaknya keluar dan tidak mengurungnya seharian di dalam mansion.
"Kita mau beli apa?" tanya Harmony dengan polos saat Farellio menggenggam tangannya erat.
Farellio gemas, pemuda itu langsung mencium lembut pipi Harmony. "Keperluan lo, amour."
Harmony tersenyum cerah, "Yaudah, kalau gitu kita ke toko buku. Aku mau beli perlengkapan alat tulis."
Farellio mengangguk, kemudian kedua insan tersebut berjalan menuju toko buku yang berada di mall tersebut.
Harmony lantas menarik kuat tangan Farellio saat ia melihat sebuah bolpoin yang sangat lucu, "Aku mau ini, Farel!"
Farellio tertawa, ekspresi Harmony sangat menggemaskan ketika gadis itu tersenyum. "Ambil, amour. Ambil sebanyak yang lo mau."
"Boleh?" tanya Harmony sambil menatap Farellio dengan berbinar.
Farellio mengagguk, lalu mendekatkan bibirnya pada daun telinga Harmony. "Boleh. Tapi jangan salahin gue kalau nanti malam gue gak bisa berhenti nikmati tubuh lo." bisik Farellio dengan nada menggoda.
Harmony lantas melepaskan genggaman tangannya dari Farellio dan memukul kuat pundak tegap kakak sepupunya, "Ih, Farellio!"
Farellio terbahak, "Bercanda, sayang. Tapi gak tahu juga kalau tiba-tiba gue berubah pikiran."
Bibir Harmony mengerucut, "Sebal, ah! Gak mau jalan-jalan sama Farel lagi, cabul."
Farellio semakin terbahak, dan semakin gencar juga pemuda itu menggoda adik sepupunya. "It's okay, 'kan gue cabulnya cuma sama lo doang."
***
Jangan lupa follow ig ku ya; @me_zaralynsky
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmony Life [21+] | TERBIT
Teen FictionMATURE [21+], FAMILY, COUSIN, DARKROMANCE (FOLLOW ME FIRST‼️) Harmony Callz, di takdirkan menjadi anak tunggal dan mengharuskan ia hidup mandiri. Selalu di tinggal oleh kedua orangtuanya karena urusan bisnis, membuat Harmony harus menetap sementara...