Just for fun ⚠️
***
~ G-gue takut, Cia. // Kamu pintar, berbakat, dan ekstrovert. What's the thing that scares you?
***
Setelah pertengkaran hebat antara Harmony dan Farellio, siang ini gadis tersebut memilih untuk menemui Glacia di sebuah caffe shop. Gadis cantik itu menaiki mobil mini cooper miliknya yang di belikan oleh Harzem, dan baru sampai di mansion keluarga Jerez tadi malam.
Serta jangan lupakan jarak yang harus di tempuh oleh Harmony dari mansion ke caffe shop tersebut cukup jauh, yakni sekitar 35 menit.
Jujur saja, Harmony tidak ingin memikirkan lebih lanjut tentang permasalahan kemarin. Rasa kecewanya pada Farellio masih membekas di hatinya, belum lagi ancaman Sakha yang tak main-main membuat Harmony dengan berat hati harus melakukan ini.
Sebelum turun dari mobil mini cooper nya, Harmony menghela napas sejenak. "Maafin gue, Cia." gumam gadis cantik tersebut dengan perasaan gundah.
Setelah itu, Harmony turun dari mobilnya. Mulai memasuki area caffe yang tidak begitu banyak pengunjung, dan di sana sudah ada Glacia yang menunggunya.
"Harmony!" teriak Glacia sambil melambaikan tangannya.
Harmony tersenyum, lalu melangkah kian cepat. Sampai akhirnya gadis cantik berambut hitam itu memeluk sahabatnya.
"Gue kangen banget sama lo,"
Glacia mengangguk di dalam pelukan Harmony, "Iya, Cia juga. Kita kayak udah lama gak ketemu."
Harmony tertawa, kemudian melepaskan pelukannya. "Lo udah pesan?"
"Iya, kita makan pizza hari ini." balas gadis itu semangat.
Harmony menggelengkan kepalanya, lantas duduk di kursi yang berhadapan dengan Glacia.
"Lo daftar di Universitas mana Cia?" tanya Harmony, namun bukan sekadar basa-basi.
Netra cokelat Glacia menatap Harmony, "Di Universitas Lighton."
Dahi Harmony mengernyit, "Universitas milik saudara lo itu?"
Glacia mengangguk sebagai jawaban, "Iya, aku akhirnya di sana."
"Kalau kamu?"
"Universitas Raphl."
Tetapi tiba-tiba saja Harmony menggenggam jemari Glacia, "Please, Cia. Please mau ya satu kampus sama gue?"
Glacia seketika terkejut, "Kamu kenapa, Harmony?"
Harmony lalu menatap Glacia dengan memohon, "Please, Cia. Gue takut gak punya teman."
Tawa Glacia meledak, "Harmony, apaan sih? Kamu itu pintar berbaur. Gak mungkin kalau kamu sampai gak punya teman."
Harmony mendesah pelan, rasanya ia tak sanggup jika memaksa Glacia agar masuk ke Universitas Raphl.
Lalu, dengan perlahan Harmony menundukkan kepalanya. Ia merasa memiliki beban yang berat. Dan hal itu, tak lepas dari penglihatan Glacia.
"G-gue takut, Cia." cicit Harmony pelan.
Glacia lantas berbalik menggenggam jemari lentik Harmony, "Kamu takut kenapa, Harmony?"
"Kamu pintar, berbakat, dan ekstrovert. What's the thing that scares you?"
Harmony mengerjapkan matanya saat di rasa mulai memanas, "I don't know, tapi intinya gue takut."
"C-cia, gue cuma mau satu kampus sama lo." lanjut Harmony.
Glacia tersenyum, seolah mengerti bahwa mereka memang sedari lama sudah bersama. "Oke, kalau gitu kamu pindah aja ke Universitas Lighton. Di sana masih buka pendaftaran mahasiswa kok."
Harmony menggeleng, "G-gue,- udah cocok di Universitas Raphl. Universitas itu punya banyak fakultas yang gak akan gue temui di Universitas lainnya."
"Universitas Lighton juga kok. Universitas itu gak jauh beda sama Universitas Raphl." balas Glacia.
Air muka Harmony berubah memelas, ini benar-benar sulit. Jika bukan karena tindakan Sakha yang di ambang batas wajar, Harmony tidak akan melakukan hal pemaksaan seperti ini kepada Glacia.
Sedangkan Glacia yang melihat Harmony kembali terdiam dengan wajah yang murung lantas kembali angkat bicara.
"Yaudah, Harmony. Gak apa-apa, aku yang pindah ke Universitas Raphl."
Harmony lalu mengerjap, matanya menatap Glacia dengan saksama. "Lo serius? Gak bohong 'kan?"
Glacia tersenyum, dan kini senyuman itu akan selalu Harmony ingat. Dan selamanya, Harmony akan merasa bersalah pada Glacia.
"Iya, Mony. Aku serius. Tapi di sana ada jurusan Sastra Jerman 'kan?"
Harmony mengangguk, "Iya, Cia. Sastra Mandarin sampai Rusia juga ada di Universitas Raphl."
"Masih buka pendaftaran mahasiswa?"
Harmony lagi-lagi mengagguk, kemudian gadis itu mengeluarkan ponselnya dari dalam sling bag.
"Iya, ini link nya. Lo daftar aja di situ, jangan lupa masukin riwayat prestasi lo ya." ujar Harmony sambil mengirimkan link tersebut ke ponsel Glacia.
Glacia mengangguk, merasa senang karena Harmony kembali ceria bersamanya. "Iya, Mony. Tapi sebelumnya aku mau batalin dulu penerimaan mahasiswa baru di Universitas Lighton."
Harmony tersenyum cerah, kemudian gadis itu membuka pesan teks, dan merekam Glacia yang tengah sibuk pada ponselnya. Lalu menuliskan kata 'done' pada keterangan itu.
Tak lama kemudian, Glacia menaruh ponselnya di meja dan tersenyum. "Aku gak sabar sama kegiatan OSPEK nanti."
Harmony tersenyum miris dalam hati, kemudian menggenggam tangan Glacia dengan penuh perasaan. "Iya, gue juga."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmony Life [21+] | TERBIT
Teen FictionMATURE [21+], FAMILY, COUSIN, DARKROMANCE (FOLLOW ME FIRST‼️) Harmony Callz, di takdirkan menjadi anak tunggal dan mengharuskan ia hidup mandiri. Selalu di tinggal oleh kedua orangtuanya karena urusan bisnis, membuat Harmony harus menetap sementara...