10 - Tidur Bersama

154K 5K 153
                                    

Just for fun ⚠️


***

~ P-pelan, Farel. // Gue udah pelan, sayang

***

     Saat ini Harmony sudah berada di kamar mewah milik Farellio, gadis cantik itu baru tersadar dan lantas menatap sekliling. Pakaian gadis itu pun sudah di ganti dengan nightgown oleh pemuda tersebut. Seketika tatapan mata Harmony membeku saat Farellio tengah menatapnya dengan khawatir.

"Are you okay?" tanya pemuda itu sambil mengelus surai hitam milik Harmony.

Harmony dengan cepat langsung menepisnya, gadis itu tak siap jika berada di dekat Farellio.

"A-aku,– mau k-ke kamar."

Tanpa menunggu balasan dari Farellio, gadis itu langsung bergegas menuju pintu dengan tenaganya yang belum terkumpul. Namun sialnya, lagi-lagi pintu tersebut di kunci rapat-rapat oleh Farellio.

Harmony kembali menangis, dengan nadanya yang bergetar ia berucap. "F-farel, b-buka pintunya."

"F-farel, a-aku mau k-keluar."

"A-aku gak m-mau di si-sini," sambung Harmony.

Seketika Harmony mampu mendengar suara langkah kaki dari Farellio, gadis itu tahu bahwa Farellio sedang mendekat kepadanya. Sepanjang hari ini adalah sesuatu yang sangat sulit dan berat untuk di lalui Harmony. Belum lagi sikap Farellio yang terkadang tak terduga membuat dirinya merasa khawatir, serta tak nyaman di waktu yang bersamaan.

"Udah malam,"

"Tidur sama gue. Gak ada penolakan." lanjut Farellio dengan nada yang seolah tak terbantahkan.

Harmony lantas menoleh pelan, menatap takut netra hijau zamrud yang kini sedang menatapnya dengan dalam.

Harmony menggigit bibirnya, ingin menolak tetapi ia takut terjadi sesuatu yang tidak ia ingingkan, terutama tubuhnya.

"Kenapa gak jawab, amour?"

"Akhir-akhir ini lo selalu diam kalau gue ngomong,"

Harmony kemudian menggenggam tangan besar Farellio. Sedangkan pemuda itu dapat merasakan bahwa tangan kecil itu bergetar. "F-farel..."

Farellio mendekat, mengikis jarak antara dirinya dan Harmony. "Hm?"

"I'm a-afraid of y-you."

"Pl-please, let m-me go." lanjut Harmony, netranya tak berani untuk menatap wajah Farellio walau hanya sekejap.

Farellio lantas mengelus pipi Harmony dengan sayang menggunakan salah satu tangannya yang bebas, "Tidur sama gue malam ini,"

"Gue gak akan melakukan hal yang merugikan lo."

Harmony dengan perlahan menengadah, matanya menatap penuh harap kepada Farellio. Benarkah pemuda itu bisa di percaya?

"I'm serious," kata Farellio sambil tersenyum.

Harmony bergeming, perasaannya masih ragu. Namun dengan cepat Farellio langsung menariknya menuju ranjang. Sedangkan Harmony, gadis itu hanya mampu mematung, tak tahu harus melakukan apa, tak tahu harus sepenuhnya percaya kepada Farellio atau tidak.

Hingga tak terasa, ranjang tersebut bergerak. Ternyata Farellio sudah mengambil posisi nyaman dan juga menarik pinggul ramping Harmony.

Kini keduanya saling berpelukan, dengan kepala gadis itu yang berada di dada bidang milik pemuda yang berstatus sebagai kakak sepupunya tersebut. Walau tak dapat di pungkiri bahwa tubuh Harmony masih bergetar.

"Apa masih sakit?" tanya Farellio sambil mengusap pelan leher jenjang Harmony, masih terdapat bekas luka dari gigitannya di sana.

Harmony tersentak saat jemari Farellio menyentuh lehernya, "I-iya."

"Kalau perut lo?"

Harmony mengangguk tanpa berniat untuk menjawab. Lantas Farellio yang melihat itu bangkit, ia mengambil kotak P3K yang berada di kamarnya.

Farellio kemudian kembali menuju ke arah Harmony dan meminta gadis itu untuk duduk. Setelahnya, Farellio mengambil kapas dan juga alkohol dengan kadar rendah.

Farellio dengan perlahan mengoleskannya pada leher jenjang Harmony, "A-ahh, pe-perih." ujar Harmony dengan mata yang berkaca-kaca.

Farellio menatap dalam ke arah Harmony, "Tahan sebentar."

Harmony lantas menggigit kuat bibir bawahnya saat Farellio kembali megoleskan alkohol itu pada lehernya. Dan di lanjut dengan betadine untuk membuat luka tersebut agar cepat mengering.

Tak lama kemudian, Farellio meminta Harmony untuk berbaring. Dengan cepat pemuda itu langsung menarik ke atas nightgown yang di pakai Harmony.

"Farel, m-mau a-apa?" tanya Harmony dengan panik.

Farellio terkekeh, lalu ia mengelus perlahan perut rata Harmony hingga sampai pada luka yang masih terlihat basah di area itu. "I want to treat your wound, amour."

Harmony mengangguk pelan, kemudian gadis itu menutup matanya kuat-kuat saat kapas yang di pegang Farellio kembali menyentuh lukanya. Rasanya sangat sakit, dan juga perih.

"P-pelan, Farel." pinta Harmony dengan memelas.

"Gue udah pelan, sayang." balas Farellio sambil menatap serius luka Harmony.

***

Yak iyalah, orang Harmony cantik.

Coba kalau gak cantik, udah lo depak dari jauh-jauh hari kali Rel ☺

***

Harmony Life [21+] | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang