08 - Candu

245K 5.7K 244
                                    

Just for fun ⚠️

***

~ P-please, // Lo,– buat gue candu, amour.

***

     Pergumulan mereka masih belanjut, namun tetap dengan Harmony yang masih di bawah kendali Farellio.

"E-enghhh!" desah Harmony kuat saat Farellio menggoda labia nya.

Farellio memasukkan batangnya, lalu mengeluarkan nya secara tiba-tiba. Terus seperti itu hingga membuat gairah Harmony menjadi tak terkendali.

Di sisi lain, Harmony merasa bingung. Entah mengapa ia sangat bergairah dan begitu menikmati permainan Farellio yang cenderung tak konsisten.

"F-farel, udah." jerit Harmony tak kuasa.

Kedua dada gadis itu membusung indah, serta cairan kenikmatan dari area intimnya pun mengalir dengan sangat deras. Farellio lantas mengelus sensual bibir merah merekah Harmony.

"Lo menikmati, amour. Kenapa mau berhenti?" tanya pemuda itu sambil terkekeh.

"U-uhhhh," lagi-lagi Harmony mendesah saat Farellio memperdalam tusukannya.

"Jadi, lo mau gue berhenti?"

Harmony diam, tak menjawab. Gadis itu kemudian menatap netra hijau zamrud milik Farellio dengan sayu, tangan mungilnya mencoba untuk menggapai tubuh pemuda itu untuk ia peluk.

Farellio hanya tersenyum tipis saat Harmony melakukan reaksi yang berbeda, bibirnya mengatakan ingin berhenti, namun tubuhnya mengatakan sebaliknya.

Farellio lantas memeluk erat Harmony, tentunya dengan milik pemuda itu yang masih bergerak konsisten pada intinya.

"A-ahhh, I w-wanna cum."

"Gue bakal buat lo gak bisa jalan selama satu hari penuh, amour." ujar Farellio dengan bibirnya yang kembali menghisap kuat nipple Harmony.

Sedangkan Harmony semakin memperlebar kakinya, dan tentu saja hal itu membuat gairah Farellio berapi-api.

"Enghh, m-mau cum, F-farel." desah Harmony lagi dengan suaranya yang erotis.

"Damn, you're so naughty!" geram Farellio dengan giginya yang bergeletuk, gairahnya berada di puncak, dan ia ingin terus menerus menghajar inti Harmony.

Di sisi lain, Harmony sudah tak tahan lagi. Ia ingin memuntahkan laha panas yang mengganggu nya, namun di satu sisi Farellio tidak memberinya izin.

Harmony sudah tak kuat lagi, ia lantas memejamkan matanya erat-erat. Miliknya berkedut kuat, pelepasannya akan segera tiba. Namun tanpa di sangka, Farellio menarik miliknya dan lantas berdiri sambil tersenyum sinis.

"Lo mau cum? Yah, tapi sayang udah gue lepas." ujarnya dengan senyum miring yang menghiasi bibir pemuda itu.

Seketika Harmony langsung membuka matanya yang tadi sempat tertutup. Kedua bola mata hijau zamrud milik Harmony menatap Farellio dengan berkaca-kaca, merasa kesal sekaligus malu di waktu yang bersamaan. Harmony lantas menunduk, bibirnya bergetar seiring dengan isak tangisnya yang keluar dari bibir manis itu saat Farellio mempermainkan nya.

Dengan sekali tarikan, Harmony sudah menutup sebagian tubuhnya dengan selimut tebal. "J-jahat!"

Farellio terkekeh, merasa gemas dengan tingkah Harmony. Kemudian pemuda itu mendekat, mengusap air mata yang berada pipi Harmony dengan lembut.

"Mau lanjut, hm? Tapi jangan salahin gue kalau besok lo gak bisa jalan."

Harmony menatap Farellio, lalu menggeleng. "E-enggak, g-gak usah."

Pemuda dengan piercing di telinganya itu kembali terkekeh, "Yakin?" tanyanya menggoda.

Kemudian bibir pemuda itu beralih pada dagu Harmony, lidah Farellio menjilatinya dengan sesual dagu gadis itu, namun enggan merambat hingga bibir Harmony.

"F-farel..." rintih Harmony saat Farellio kembali menggodanya.

Tangan besar milik pemuda itu bergerak memutar di antara nipple nya, tetapi sekali lagi, Farellio tak mencubit atau meremasnya. Hal itu sungguh membuat Harmony gila.

"A-ahhh,"

"Mau lanjut atau berhenti, amour?" tanya Farellio dengan salah satu tangannya yang mencengkram lembut rahang Harmony.

Harmony mengangguk pelan. "P-please,"

"As you wish, amour." balas Farellio sambil tersenyum manis.

Setelah itu Farellio membalikkan tubuh Harmony, kini gadis itu membelakangi nya. Dengan sekali tusukan, milik Farellio sudah kembali bersemayam di inti Harmony. Kini kedua tangan Harmony menjadi tumpuan agar tubuhnya tak limbung akibat gerakan kuat Farellio.

"Lo,– buat gue candu, amour." kata Farellio dengan suara beratnya.

Kemudian Farellio mulai menggerakkan pinggulnya dengan cepat, tak lupa dengan tangan pemuda itu yang memilin serta meremas kasar payudara Harmony.

Hal itu tentu membuat Harmony merintih kenikmatan, dan Farellio suka itu. Farellio bertekad akan membuat Harmony menjadi miliknya, dan juga penghangat ranjangnya.

"F-farelll..." desah Harmony kembali terdengar saat Farellio menusuk tajam pada intinya.

"S-slowly, aghh."

Farellio lantas mencium daun telinga Harmony, "Gue gak bisa, sayang."

Harmony menggeleng, saat ia kembali merasa pelepasannya akan tiba. "Emhhh, m-mauu..."

"Ya, sayang. Lo mau apa?" tanya Farellio dengan tangan yang sudah beralih meremas kuat pantat Harmony.

"Ahmm, F-farel. M-mau c-cum, a-ahhh!"

"Good girl. Lo bisa cum, amour."

Harmony lantas meremas kasar sprei yang menjadi saksi percintaan mereka, "A-akhhhh!" erang Harmony dengan keras.

Cairan cinta Harmony keluar dengan sangat banyak, namun Farellio tak memberinya waktu untuk menikmati pelepasan. Pemuda itu tetap memompa milik Harmony, tanpa mempedulikan kalau gadis tersebut sudah lemas.

"U-ughhh,"

"Fuck, amour. Fuck!"

Hingga akhirnya pada tusukan terakhir, Farellio merapatkan milik nya pada inti Harmony. Begitu pun dengan Harmony, gadis itu membenamkan wajahnya pada bantal dan mengangkat pantatnya tingi-tinggi, membiarkan Farellio berbuat sesuka hati pada vagina merah merekah miliknya.

"Arghh!"

"AHHHH!"

Lolong keduanya dengan sangat keras, tubuh Harmony seketika terjatuh di ranjang karena terlalu lelah. Sedangkan Farellio, mencabut miliknya dari inti Harmony. Pemuda itu lantas berjalan menuju nakas, mengambil tisu basah untuk membersihkan cairan cinta mereka. Kemudian kembali lagi ke ranjang.

***

Asikkkkk, pasti pada ketar ketir 😭😩

Tenang, kalian gak sendiri, ada aku 🙃👍

***

Harmony Life [21+] | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang