23

1K 144 30
                                    

.













.









.












.

"Hyunjin sakit apa, Felix?" tanya Chan khawatir.







"Aku tidak tahu, kak. Aku tadi kembali saat dia masih ditangani dokter." sahut Felix.










"Jadi yang menemani Hyunjin di sana hanya pak Jinyoung saja?"





"Iya, kak."








"Aduh, bagaimana ini?! Salah satu dari kita harus menyusul ke sana. Jangan biarkan Hyunjin sendiri. Pasti dia akan sedih jika tidak ada salah satu dari kita berada di samping nya." Chan berucap resah.







"Tidak kak. Pak Jinyoung tadi berpesan agar semua orang tidak tahu mengenai keadaan Hyunjin, kecuali anggota kita. Dan jika ingin menjenguk Hyunjin, pak Jinyoung menyuruh kita melakukan nya besok pagi. Dia melarang kita menemani Hyunjin sekarang." kata Felix menjelaskan.







"Hah..?! Kenapa?!" tanya Jisung bingung dengan apa yang dimaksud kan Felix.






"Aku tidak tahu, Han. Pak Jinyoung hanya berpesan seperti itu tadi."




"Mencurigakan sekali, memang Hyunjin kenapa sih?" dengung Lino.




"Ssst.., Lino. Kamu tidak boleh seperti itu. Doakan saja Hyunjin baik-baik saja ya." tegur Chan.







"Jadi besok kita ke rumah sakit bersama atau bergantian kak?" Tanya Changbin.







"Bersama - sama lebih baik. Tapi masuk nya jangan barengan biar tidak mengundang perhatian."






Semua member mengangguk mengerti, kemudian pergi ke kamar masing masing. Mengistirahat kan diri.

.













.













.












.

Keesokan pagi nya para anggota straykids datang menjenguk Hyunjin. Membawa beberapa makanan juga baju ganti untuk Hyunjin. Jaga - jaga jika tiba-tiba saja Hyunjin membutuhkan pakaian itu.





Saat tiba di ruang rawat Hyunjin, mereka hanya melihat teman mereka itu sendirian. Tidak ada bos mereka yang mereka duga menemani Hyunjin di sana.





"Hyunjin, kamu sakit apa?" tanya Chan yang memulai pembicaraan di antara mereka.


Dia duduk tepat di sebelah ranjang Hyunjin. Tangan nya terulur membelai kepala Hyunjin sayang. Seperti perlakuan seorang kakak yang amat menyayangi adik nya.




"Aku hanya kelelahan saja, kak. Nanti sore juga boleh pulang kalau infus nya sudah habis." jawab Hyunjin.







"Apa aku terlalu menekan mu, Hyunjin? Maafkan aku, aku hanya ingin kita lebih berhasil di comeback kita kali ini. Aku tidak bermaksud menekan mu sebenar nya." sesal Chan.





"Tidak, kak. Itu bukan salah kakak. Mungkin aku memang butuh istirahat sebentar. Ini bukan masalah."







"Tapi Hyunjin, bukan nya semalam ada darah di kaki mu? Kamu beneran cuman kelelahan saja?" celutuk Felix yang ingat sesuatu.






"Iya, Felix. Kata dokter aku hanya kelelahan saja, dan butuh istirahat. Soal darah itu, aku juga tidak paham dengan penjelasan dokter nya. Tapi inti nya itu bukan masalah yang besar. Yang penting aku harus istirahat sebentar sebelum beraktivitas lagi."






"Syukur lah kalau kamu tidak kenapa napa. Aku sangat khawatir semalam."




"Aku tidak apa-apa, Lix."






"Kak Hyunjin...," suara Jeongin memanggil.





"Iya, Yen." Hyunjin beralih memandang adik kesayangan nya itu.





"Kakak sudah sarapan?"






"Sudah, suster tadi yang mengantarkan sarapan nya."







"Maksud nya bubur pucat yang di meja itu?" tanya Jeongin lagi.





"iya..,".









"Masih utuh begitu. Gak enak ya, kak?" tanya Jeongin lagi dengan muka yang menunjukkan tidak tertarik dengan makanan khas orang sakit itu.






"Kamu pasti tau rasa masakan rumah sakit, Yen." kekeh Hyunjin.







"Yaudah deh, lebih baik kakak makan bubur yang dibuat kak Lino dan kak Seungmin tadi. Rasa nya enak loh, kak. Aku tadi sempat menyicipi nya sedikit. Hanya sedikit banget..,"








"Hei, anak kecil. Apa kamu tidak mendengar perkataan ku tadi?" desis Lino yang menyadari bahwa Jeongin curi curi kesempatan.






"Hehehehe, hanya sedikit kok kak. Aku penasaran."






"Ck.., dasar bocah." dengus Lino.






"Gak papa, kak. Makasih udah membuatkan nya untuk ku kak Lino, Seungmin."






"Tak masalah." sahut Seungmin acuh.





"Mana bubur nya, Je. Biar aku yang menyuapi Hyunjin." pinta Changbin.






"Gak usah kak. Aku bisa sendiri kok." tolak Hyunjin.





"Eiits.., kamu ini sedang sakit, Hyunjin. Jadi biar kan kami merawat mu. Oke." kata Changbin yang telah mendapatkan bubur buatan 2min.







"Baiklah.," pasrah Hyunjin.




Jadilah pagi ini Hyunjin sarapan dua kali. Pertama jatah dari rumah sakit yang hanya ia makan satu sendok saja untuk minum obat. Lalu sarapan bubur yang dibawa kan teman teman nya.








"Eh..., ngomong - ngomong di mana Han? Apa dia tidak ikut ke sini?" tanya Hyunjin yang sadar anggota grup nya tidak lengkap.









"Dia ada urusan sebentar dengan seseorang. Mungkin sebentar lagi menyusul."








"Oh begitu."




TBC

Yeppeii, up lagi karena kemarin yg komen rame 🤭
Rameiin lagi dung😁

Yeppeii, up lagi karena kemarin yg komen rame 🤭Rameiin lagi dung😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Am I an Idol? (new)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang