.
.
.
.
Setelah kepulangan nya dari rumah sakit. Hyunjin tetap melanjutkan aktivitas seperti biasa nya. Dia sama sekali tidak mengidahkan perkataan Jinyoung waktu itu.
Lagipula Jinyoung sekarang sedang sibuk dengan urusan nya dengan para investor. Pasti nya pria itu akan segera melupakan masalah mereka.
Dan tentu nya itu adalah kesempatan bagus untuk Hyunjin. Agar bisa melanjutkan keinginan nya melenyapkan janin nya sendiri. Mungkin dia akan merasa sangat bersalah dan berdosa kepada bayi yang tidak tahu apa apa itu.
Tapi jika ia tak melakukan hal itu. Diri nya pasti akan merasa jauh lebih berdosa lagi kepada banyak orang. Dia seperti menyakiti hati kedua orang tua nya yang sangat mencintai nya. Karena anak yang mereka banggakan hamil di luar nikah. Pasti nya itu akan merusak martabat mereka.
Merasa mengkhianati semua anggota grup nya. Jika sampai mempertahankan bayi itu, konsekuensi nya dia harus keluar dari grup. Suatu hal yang tidak akan pernah Chan maafkan.
Dan terakhir dia seperti akan menghancurkan rumah tangga Jinyoung. Berhubungan gelap di belakang istri Jinyoung saja sudah membuat nya was was dan merasa sangat bersalah sekali. Apalagi jika dia mau menuruti perkataan Jinyoung. Apa tidak semakin tertekan dia, melihat istri nya Jinyoung hancur karena perceraian.
Bagi nya sudah cukup dosa nya menjadi selingkuhan ini. Jangan sampai dosa nya bertambah besar karena menyakiti banyak orang.
Sekarang Hyunjin sendirian di kamar nya sehabis ikut siaran di sebuah radio. Dia lebih memilih istirahat ketimbang ikut jalan - jalan dengan teman-teman yang lain. Lagipula lebih baik jika ia memikirkan bagaimana cara nya mendapatkan obat penggugur kandungan nya dengan cepat. Lebih cepat lebih baik bukan. Itu akan mengurangi rasa bersalah nya kepada si jabang bayi.
Di saat ia sibuk menenangkan pikiran nya yang kacau ini. Suara ketukan pintu kamar nya, berhasil membuat lamunan nya buyar.
Tok.. Tok... Tok...
"Hyunjin, apa kamu tidur?" suara Changbin bertanya di balik pintu.
"Tidak, kak. Sebentar, aku buka pintu nya." sahut Hyunjin menuruni ranjang nya dan membuka kan pintu untuk Changbin.
"Ada apa, kak?"
"Itu, ada tamu untuk mu?"
"Siapa? Aku tidak ada janji dengan siapapun." kernyit nya.
"Istri nya Pak Jinyoung. Aku tidak bisa menemani nya ngobrol sekarang. Soal nya aku sudah terlambat janjian dengan Wooyoung. Nanti dia akan marah pada ku jika membuat nya menunggu terlalu lama."
"Kakak tadi bilang apa? Si-siapa yang ingin menemuiku?" Tanya Hyunjin terkejut.
"Istri nya Pak Jinyoung. Kenapa memang nya? Kamu takut? Tenang saja, istrinya pak Jinyoung itu ramah sekali. Dia bukan orang yang menyeramkan. Kamu gak usah takut. Suer deh, kalo aku gak ada janjian sama Wooyoung bakal ku temenin ngobrol nya. Tapi kali ini gak bisa." jelas Changbin.
Dia cukup terheran melihat reaksi Hyunjin yang tidak biasa itu. Kenapa muka Hyunjin berubah pasi saat dia menyebutkan bahwa istri dari atasan mereka itu ingin bertemu dengan nya. Apa yang membuat nya takut kepada wanita itu? Padahal kan istri nya Bos mereka itu baik. Malah keliatan lebih baik daripada suami nya.
"Kenapa tiba-tiba sekali? Apa ada sesuatu, kak?"
"Lah? Aku malah tidak tahu. Aku tadi berencana menanyakan hal itu pada mu. Tumbenan istri nya pak Jinyoung repot repot ke sini." kata Changbin.
"Kak..,"
"Yaudah ya, Jin. Aku mau berangkat sekarang. Takut Wooyoung tambah ngamuk." pamit Changbin pergi meninggalkan Hyunjin yang masih terpaku di depan pintu kamar nya.
"Apa telah terjadi sesuatu? Kenapa dia tiba-tiba ingin menemui ku? A-apa jangan - jangan dia sudah tahu hubungan ku dengan suami nya?" cemas Hyunjin.
Meskipun belum tentu apa yang ia pikir kan itu terjadi. Tak salah juga dia berpikir buruk duluan. Karena memang diri nya mempunyai kesalahan terhadap wanita itu. Jadi lah dia khawatir mendapat berita wanita itu datang ingin menemui nya.
Semoga saja wanita itu datang bukan karena ingin melabrak nya. Sebab telah berani menjadi kekasih suami nya. Meski ia terpaksa melakukan nya. Tetap saja di mata istri sah juga masyarakat, selingkuhan itu hama bukan di rumah tangga seseorang.
Dan Hyunjin saat ini belum siap bila dihadapkan dengan kenyataan itu. Dia belum rela jika kecurangan nya ini akan diketahui publik. Dia juga sudah jelas tidak akan pernah berani bertemu istri nya Jinyoung itu. Ia akan merasa sangat malu dan bersalah sekali nanti. Jadi lebih baik dia tak usah menemui wanita itu saja.
Tapi jika dia tak menemui wanita itu sekarang, apa sopan jika ia melakukan itu. Tentu tidak kan. Jadi mau tidak mau seperti nya ia harus berani menemui wanita itu. Meski pun masih bingung apa yang akan ia ucapkan kepada wanita itu nanti semisal ada yang menyinggung.
TBC
, 🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I an Idol? (new)
FanfictionWARNING...!!!!!! HAJE UKE!BOTT!SUB HAJE GAK DIPASANGKAN DENGAN SIAPAPUN GAK BOLEH PROTES SAMA ALUR NYA NO CHILD'S AREA 🚫🚫🚫🚫 up ulang dari akun @pocimoet 101020-210121