2. Your Best Day

5.8K 583 78
                                    

Aku menelan ludahku dengan susah payah. Kenapa Salwa semakin terlihat cantik dari jarak dekat seperti ini?

"Rhea..." Suara lembutnya, mengalun indah di telingaku.

"Rhea... Ada belek di mata kamu."

Aku melotot dan menjauhkan tubuhku darinya. Lalu, sedikit menunduk sembari membersihkan kotoran di mataku ini. Malu ya gess:')

Kudengar Salwa yang cekikikan.

Aku terus membersihkan mataku sampai kotoran itu hilang.

"Rhea! Aku cuma bercanda! Hahahaha!"

Ku lirik dia dengan mulut yang menganga. Semakin lama, gadis ini semakin jail juga. Apa perlu kubalas?

"Hahahaha! Lucu banget sih kamu!!!" Dia masih tertawa.

Aku tersenyum miring karena mendapat sebuah ide. "Sal, itu di pundak kamu apa?"

Salwa berhenti tertawa lalu melirik pundaknya. "Hah? Gak ada apa-apa."

"Enggak, serius tadi aku liat sesuatu gerak-gerak di sana."

"Iya apa???"

"Kaya....cicak."

Sontak, Salwa terbelalak sembari menganga cukup lebar. "A-apa?"

"Iya, beneran!"

Kulihat dia yang mulai ketakutan. Sepertinya aksi balas dendamku berhasil.

"R-Rhea ambillll! Rheaaaaa!!!!" Dia berontak sembari mengarahkan pundaknya padaku.

Kini aku yang tertawa melihat dirinya yang panik.

"Rheaaa!!! Cepetan ambillll!!! Kenapa malah ketawa??? Kamu tau kan aku takut banget sama cicak??? Rheaaaaa ambillll!!!!"

"Hahahaa, aku cuma bercanda!"

Raut wajahnya berubah datar. "Oh, balas dendam?"

"Ahahahahhahahahah!!!"

"Ihhh gak lucuuu!"

"Makannya jangan mulai jail duluan! Hahahha!"

"Tapi, kamu sering jailin aku tiap hari! Aku tuh cuma sekali-kali doang! Huh!" Ia melipat tangannya di dada.

"Hahahaha! Iya maaf-maaf!"

"Udah, lanjut lagi kerjain ini! Udah makin sore nih!"

Salwa semakin menggemaskan jika seperti ini.

Kami pun, melanjutkan acara hias-menghias ini sampai selesai.

***

Akhirnya tiba juga, hari dimana Salwa menginjak usia ke-17. Kini, aku sedang berjalan menuju rumahnya dengan menenteng paper bag berisi kado untuk Salwa. Tak sabar ingin memberikan ini padanya.

Sampailah aku di rumah gadis itu. Ku panggil namanya, dan munculah dia. "Yaampun, Rhe... Ini masih jam 5 pagi! Kamu dateng sepagi ini???"

Aku tersenyum. "Harusnya, aku dateng jam 12 malem."

"Semalem, kamu kan juga udah ngasih selamat lewat telepon. Emangnya, kamu gak ngantuk dateng sepagi ini ke sini?"

"Mana mungkin aku ngantuk. Orang hari ini adalah hari spesialnya sahabat aku."

Salwa menanggapiku dengan senyum manisnya.

"Eh, kamu udah bangun kan sebelum aku dateng ke sini? Takutnya malah aku yang ganggu kamu dan bangunin pagi-pagi buta begini."

"Aku udah bangun dari tadi kok. Kan harus bantu Mama bikin kue buat dijual."

Aku mengangguk paham.

Why Can't I Hold You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang