Arsya 02

188 12 0
                                    

" Ka, lo kenapa?" Tanya Doni, sahabat Arka.

" Shit! Cewek itu arghh..." Ucap Arka tidak jelas.

" Cewek? Cewek yang mana?" Tanya Andre dan Tom berbarengan. Mereka berdua juga sabahat Arka.

Lebih tepatnya hanya mereka lah yang bisa menghadapi sikap keras kepala seorang Arka Anggara.

" Ck, udahlah lupain aja. Toh, lo ga bakalan ketemu lagi sama dia..." Ucap Doni menengahi. Dan dibalas anggukan oleh Andre dan Tom.

" Kalo sekali lagi gue ketemu sama dia, gue pastiin hidup dia ga bakal bisa tenang." Ucap Arka dengan kedua tangan yang mengepal.

Ketiga sahabatnya hanya memilih untuk diam, tidak berani menyahuti. Bagaimanapun, Arka tetaplah Arka. Cowok keras kepala yang bersikap otoriter.

***

" Ini seragam kamu, dan ini atribut-atribut yang lainnya..." Ucap petugas TU itu kepada Nasya. Pak. Bondan namanya.

" Terimakasih pak..." Ujar Nasya dengan senyum yang mengembang.

" Kalau begitu, saya permisi dulu..." Ucap Nasya yang kemudian mendapat anggukan dari Pak. Bondan.

" Ingat, jangan lupa untuk menyerahkan biodata kamu ke saya. Paling lambat lusa ya..." Sahut Pak. Bondan sebelum Nasya keluar dari ruang TU.

" Dan kamu bisa mulai sekolah disini besok..." Lanjutnya.

" Baik pak..." Balas Nasya lalu segera keluar dari ruang TU.

Saat Nasya baru keluar dari ruang TU, dia sudah disambut oleh Ana dan 2 orang temannya.

" Hai, ke kantin bareng yuk..." Ajak Ana.

Nasya hanya menatap Ana dan kedua temannya dengan tatapan bingung.

" Oh iya, kenalin. Ini Shinta, dan ini Ria." Ucap Ana memperkenalkan teman-temannya.

" Shinta..." Ucap Shinta dengan senyum manisnya.

" Ria..." Lanjut Ria juga dengan senyum yang tak kalah manis.

Nasya hanya mampu tersenyum canggung kepada mereka. Bagaimanapun juga, ini dunia baru bagi Nasya. Dan dia harus mencoba beradaptasi.

" Ayo ke kantin. Sekalian masa perkenalan sekolah gitu..." Ajak Ana.

" Tapi..." Belum sempat Nasya melanjutkan ucapannya, Ana sudah menarik tangannya untuk ikut dengannya ke kantin.

Sesampainya mereka di kantin, mereka pun langsung duduk di salah satu meja dan mulai mengobrol.

Disaat sedang asik mengobrol, tiba-tiba seluruh orang di kantin dikejutkan dengan suara benda jatuh. Sontak semua orang langsung menolehkan kepala mereka ke sumber suara.

Disana, tepat di tengah-tengah kantin, Nasya dapat melihat seorang gadis dengan rambut yang acak-acakan, sedang memohon kepada seorang cowok yang Nasya tidak tahu itu siapa.

" Gue mohon, jangan buat gue dikeluarin dari sekolah..." Ucap gadis itu dengan berderai air mata.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut cowok itu. Bahkan deheman pun tidak.

" Gue mohon Ka. Gue janji, gue nggak akan ngelakuin itu lagi." Mohon gadis itu sambil sesenggukan.

" Gue mohon..." Lanjutnya lalu hendak memegang tangan cowok itu, tapi langsung ditepis hingga membuatnya terjatuh.

Nasya yang melihat itu pun tidak tinggal diam. Dia langsung berdiri dengan kedua tangan yang mengepal dan berjalan ke arah cowok itu.

" Nas! Lo mau kemana?!?" Teriak Ana. Tapi tidak sama sekali digubrisnya.

" He! Lo!" Seru Nasya lalu membalikkan tubuh cowok itu dan menarik kerah bajunya.

Semua orang terkejut melihat perbuatan Nasya, tidak terkecuali teman-temannya.

Mata mereka berdua bertemu, dan kedua mata itu sama-sama mengisyaratkan kebencian.

Kedua matanya membulat sempurna saat dia tau siapa cowok itu. Sedangkan cowok itu menatap Nasya dengan emosi yang sudah meletup-letup.

" Damn. Arka murka..." Cicit Tom yang masih bisa di dengar oleh Nasya.

" Arka..." Batin Nasya masih dengan posisinya.

" Bobo mo." Ucap Arka dengan sangat pelan. Hampir tidak terdengar.

Bobo mo = Dasar bodoh

Dengan kasar Arka melepaskan tarikan tangan Nasya di kerah bajunya. Lalu tersenyum sinis ke arah Nasya.

" OMG! Dia siapa sih?"
" Siapa tuh cewek? Berani banget kayak gitu ke Arka..."
" Tau, siapa sih dia?"

Nasya menelan ludahnya pahit setelah mendengar ejekan murid-murid yang ada di sana.

" Jadi lo murid baru disini..." Sahut Arka.

" Kalo iya kenapa?! Dan kalo enggak kenapa?! Masalah buat lo!" Balas Nasya ketus lalu melepaskan cengkeramannya.

" Gue jamin, lo ga bakal betah di sekolah ini!" Ucap Arka dengan smirk nya.

" Gue nggak perduli!" Seru Nasya tepat di depan wajah Arka.

Semua orang yang ada di kantin tidak ada yang berani membuka suara. Teman-teman Arka pun terkejut.

Baru kali ini ada seorang gadis yang berani menatap Arka dengan tatapan tajam seperti itu. Tatapan yang sama seperti Arka.

" Orang yang cari masalah sama gue, jarang ada yang selamat..." Bisik Arka lalu berjalan pergi dari kantin begitu saja. Meninggalkan Nasya dengan kedua tangan yang mengepal.

Lingkaran murid yang terbentuk tadi pun juga ikut bubar. Ana, Shinta, dan Ria langsung berjalan menghampiri Nasya.

" Lo gapapa?" Tanya Ana khawatir.

" Gue gapapa. Gue mau pulang dulu..." Jawab Nasya lalu berjalan cepat meninggalkan kantin.















Halo guys...
Author up lagi nih hari ini...
Semoga suka sama ceritanya ya...

Jangan lupa vote & coment ya...

See you next part guys:)
TBC.

ARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang