Arsya 39

121 3 0
                                    

Lagi-lagi author up jam segini hehe:)

SELAMAT MEMBACA SEMUA!!
SEMOGA LANCAR YA HARI PERTAMA SEKOLAHNYA

***

" Gue ini sebenernya anaknya siapa?" Ucap Nasya.

Semua orang yang ada di dapur sontak menghentikan kegiatan mereka. Termasuk Arka yang akan menyuapkan buah ke dalam mulutnya.

" Kenapa tanya begitu?" Tanya Arka.

" Gapapa. Gue kepo aja..." Jawab Nasya.

" Gue... bukan anak haram kan ya?" Lanjut Nasya dengan nafas yang tercekat. Sakit saat di mengatakan hal itu.

Mama Arka sontak menepuk pelan pundak Nasya. Menegurnya. " Nggak ada anak haram itu. Mereka dibuat atas dasar cinta kedua orang tuanya. Mungkin sekarang kamu belum tau siapa mereka, tapi cepat atau lambat kamu pasti tau." Ucap Mama Arka sembari mengelus rambut Nasya dengan sayang.

Nasya tersenyum tipis. Mama Arka benar, cepat atau lambat dia akan mengetahui fakta itu. Nasya hanya terlalu berpikiran negatif.

" Shhh..." Ringis Nasya saat tiba-tiba dia merasakan perutnya yang terdapat bekas tusukan kembali nyeri.

" Kenapa? Luka nya sakit lagi?" Tanya Mama Arka khawatir.

Nasya masih meringis pelan. Menahan rasa nyeri di area perutnya.

" Arka, tolong ambilkan salep sama obat Nasya. Kamu tau tempatnya kan?" Ucap Mama Arka.

Tanpa harus disuruh dua kali Arka langsung berlari menuju kamar tamu, tempat Nasya menginap dirumahnya.

" Sabar ya, obat sama salepnya masih diambil sama Arka." Ucap Mama Arka sembari menyingkap sedikit kaos yang Nasya gunakan. Ada noda darah di perban yang terbalut pada perut Nasya. Sepertinya karena gadis itu terlalu menekan bagian perutnya.

Beberapa menit kemudian Arka datang dengan membawa salep berserta obat milik Nasya. Dia segera memberikan obat dan salep itu pada Mama nya.

" Kamu pergi dulu dari sini. Menjauh." Usir Mama Arka.

Arka mengangkat satu alisnya. Bingung. Kenapa dia diusir? Apa dia ada salah? Obat dan salep yang dia ambil sudah benar bukan?

" Cepetan Arka!" Geram Mama nya.

Arka tetap tidak bergerak dari tempatnya. Membuat Bi. Sati jadi ikut gemas.

" Aden Arka, ini teh neng gelis nya mau diobatin. Den Arka kan cowok, masa den Arka mau liat nyonya ngobatin neng gelis? Kan neng gelis cewek atuh..." Ucap Bi. Sati menjelaskan.

Arka menggaruk tengkuknya. Merasa malu sendiri. Akhirnya tanpa banyak bicara Arka pun langsung pergi menjauh dari dapur.

Mama Arka langsung mengoleskan salep ke permukaan perut Nasya yang terdapat bekas luka dengan hati-hati. Nasya meringis tertahan saat salep itu menyentuh permukaan perut nya.

" Bi, tolong perbannya." Ucap Mama Arka.

Bi. Sati langsung dengan cekatan mengambil perban dan membantu Mama Arka menutup kembali luka di perut Nasya.

" Nah, udah selesai. Setelah ini kamu makan yang banyak ya. Biar lukanya cepet kering." Ucap Mama Arka dengan senyuman tulusnya.

Nasya menganggukkan kepalanya. " Terimakasih, Tante..." Ucap Nasya diiringi dengan senyuman manisnya.

***

Keesokan harinya...

Hiruk pikuk keramaian mall terpampang nyata. Banyak sekali orang yang berlalu-lalang sembari membawa berbagai macam belanjaan.

ARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang