" Lo!" Sahut Arka dan Nasya spontan saling menjauhkan kursi yang mereka duduki.
" Ngapain lo disini,?!" Tanya Arka sewot.
" Dih, tanya tuh temen lo! Siapa yang duduk duluan disini." Jawab Nasya sambil menunjuk Tom yang sedang minum.
" Ha? A-apa sih?" Sahut Tom gelagapan sendiri.
" Udah-udah. Ketimbang soal duduk doang." Lerai Andre.
" Udah Nas..." Ucap Ana menggenggam tangan Nasya.
Nasya hanya menghembuskan nafasnya berat dan memutuskan untuk melanjutkan makannya.
Suasana kantin yang ramai membuat Nasya tidak begitu merasa tertekan berada satu meja dengan Arka dan teman-temannya.
Sampai...
" Nasya." Panggil seseorang membuat Nasya mendongakkan kepalanya. Menatap Adi yang sedang tersenyum ke arahnya.
" Ada apa?" Tanya Nasya.
Adi lantas mendekatkan dirinya ke telinga Nasya dan membisikkan sesuatu.
Ana yang melihat itu sontak langsung melirik ke arah Arka dan teman-temannya yang nampak tidak peduli. Syukurlah.
" Oh, boleh-boleh." Sahut Nasya sembari menganggukkan kepalanya.
" Eh, nenek gue punya toko kue lho. Nanti gue coba tanyain bisa nggak buat kue nya." Ucap Nasya jadi langsung menghadap ke arah Adi sepenuhnya.
Arka sempat menoleh sekilas, lalu kembali menatap ke arah teman-temannya.
" Boleh juga tuh. Besok gue tunggu kabarnya..." Sahut Adi dan dibalas anggukan oleh Nasya.
" Yaudah, gue balik ke kelas duluan ya." Pamit Adi masih setia dengan senyumannya.
" Jangan lupa Sabtu..." Lanjutnya yang dibalas acungan jempol oleh Nasya.
" Si Adi mau ngajak lo jalan?" Tanya Ana penasaran.
"Bisa iya, bisa enggak." Jawab Nasya sekenanya.
Arka melirik ke arah Nasya lewat ujung matanya. Sesaat sebelum tiba-tiba ponselnya berdering.
Papa is calling...
Arka memilih untuk tidak menggubris telepon itu. Dia lebih memilih meminum jus jeruk yang ada di hadapannya.
Drrtt... Drrtt...
Drrtt... Drrtt..." Ka, hp lo bunyi tuh. Angkat dulu napa..." Ucap Tom sambil memakan siomay nya.
Arka berdecak kesal dengan orang yang terus-menerus meneleponnya. Tidak ada pilihan lain, akhirnya Arka memilih untuk mengangkat telepon itu.
" Halo." Ucap Arka akhirnya.
"..."
" Terserah." Ucap Arka menutup telponnya. Membuat teman-temannya menatap kearahnya bingung.
" Gue ke toilet bentar." Pamit Arka lalu beranjak pergi menjauh.
***
" Halo." Ucap Arka tepat saat dia menginjakkan kakinya di toilet.
" Halo tuan muda. Saya Rudi, anak buah yang ditugaskan oleh Tuan Anton Anggara untuk mengurus pabrik barunya." Ucap orang yang bernama Rudi di seberang sana.
" Iya, terus?" Tanya Arka acuh.
" Disini kami mendapatkan masalah tuan muda. Beberapa kios yang menempati lahan yang akan kita gunakan menolak untuk dipindahkan. Mereka memaksa kita untuk mundur dan membiarkan mereka berjualan di lahan itu." Jelas Pak. Rudi panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...