" Nek, Nasya berangkat sekolah dulu ya..." Sahut Nasya sembari memakai sepatunya.
Gadis dengan rambut diikat satu itu kini sudah siap untuk pergi ke sekolah.
" Sya, tadi malam pulang jam berapa?" Tanya neneknya sambil membawakan segelas susu hangat.
" Jam 7 malem nek." Jawab Nasya sambil meminum susu yang neneknya bawakan.
" Proyeknya susah banget Sya? Nenek takut kamu kecapean lagi." Ucap neneknya dengan raut wajah khawatir.
" Enggak begitu susah kok, Nek. Lagipula proyeknya juga dikerjain kelompok, bukan individu." Balas Nasya.
" Nasya berangkat dulu ya. Takut telat..." Lanjutnya lalu berpamitan kepada Neneknya dan pergi keluar dari rumah.
***
" Nasya!" Teriak Ana saat melihat Nasya berjalan sendirian di koridor yang cukup sepi.
" Nasya ish, tungguin..." Keluh Ana lelah mengejar Nasya.
" Lo kenapa dah? Pagi-pagi udah teriak-teriak ga jelas." Sahut Nasya sembari terus berjalan.
" Enak aja kalo ngomong! Gue itu..."
" Nasya." Suara seseorang membuat Ana menghentikan ucapannya.
Mereka berdua spontan menoleh dan dibuat bingung dengan kehadiran Adi yang sudah tersenyum ke arah mereka.
" Adi bukan?" Tanya Nasya memastikan.
" Iya, gue Adi." Jawab Adi masih setia dengan senyumannya.
" Emmm, bisa ngobrol berdua?" Tanya Adi ragu dengan melirik sekilas ke arah Ana.
" Gue ke kelas duluan Nas. Sini tas nya gue bawain." Pamit Ana lalu langsung berjalan meninggalkan Nasya dan Adi berdua.
" Jadi, mau ngobrolin apa?" Tanya Nasya membuat Adi langsung memusatkan perhatiannya pada Nasya.
" Itu, gue cuma mau tanya. Sabtu depan, lo free nggak?" Sahut Adi sedikit canggung.
" Sabtu depan? Emmm, gue free sih. Emangnya mau ngapain?" Tanya Nasya.
" Gue mau ajak lo beli buku cerita gitu. Gue punya saudara perempuan yang bentar lagi ultah, gue mau kasih dia kado." Jawab Adi sambil menggaruk tengkuknya grogi.
" Tapi gue bingung mau minta tolong ke siapa. Karena kebetulan kemarin kita ketemu, jadi gue pikir bisa ajak lo aja gitu." Lanjutnya.
" Ohhh, oke-oke. Sabtu depan kan? Ketemuan dimana?" Tanya Nasya.
" Gue jemput di rumah lo aja." Jawab Adi.
" Nanti pulang bareng gue ya. Sekalian biar gue tau rumah lo dimana. Jadi Sabtu depan gampang jemputnya." Ajak Adi sedikit kaku.
" Oke. Nanti gue tunggu di depan gerbang." Balas Nasya membuat Adi tersenyum lega.
" Gue juga..."
Kringgg...
Suara bel masuk memotong ucapan Adi. Mereka menengok sekeliling melihat banyaknya siswa-siswi yang berlalu-lalang masuk ke dalam kelas mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...