Pagi yang cerah untuk hari yang bahagia. Di hari Rabu ini, Nasya melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan sekolah dengan senyum yang mengembang. Berharap semoga hari ini bisa dia lalui dengan tenang dan damai.
Senyum di wajah Nasya semakin mengembang saat dia melihat Adi di depan mading sekolah. Nasya langsung menghampirinya tanpa pikir panjang.
" Hai!" Sapa Nasya dengan senyum terbaiknya.
Adi sedikit terkejut saat melihat Nasya yang tiba-tiba muncul di sebelahnya. " Nasya, ngagetin aja!" Serunya sembari mengelus dada.
" Mau ada acara sekolah?" Tanya Nasya saat dia melihat ke arah poster yang Adi tempel di mading.
Adi menganggukkan kepalanya, " Iya 3 bulan lagi kan kenaikan kelas, OSIS bakal ngadain acara prom night gitu buat kelas 12. Kebetulan juga tahun ini anak kelas 10 sampai 11 dibolehin berpartisipasi." Jawab Adi menjelaskan.
" Prom night itu harus berpasangan?" Tanya Nasya sembari menatap mading sekolah lamat-lamat.
Adi tersenyum tipis dan menghadap ke arah Nasya sepenuhnya. " Nggak harus kok. Tapi kalo mau bawa pasangan boleh-boleh aja sih." Jawabnya.
" Ohhh, syukurlah. Gue jadi bisa ikutan." Ucap Nasya lega.
Kringgg...
" Eh? Udah bel. Gue duluan ya." Pamit Nasya lalu hendak beranjak pergi sebelum suara Adi membuatnya berdiri mematung di tempatnya.
" Di acara prom night itu, lo nggak perlu khawatir nggak ada pasangan."
" Karena gue sendiri yang bakal jadi pasangan lo Nas..."
Nasya membulatkan matanya terkejut. Merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Siapapun tolong selamatkan jantung Nasya sekarang juga.
***
Arka melipat kedua tangannya di atas meja, siap untuk tidur. Sejak tadi kelasnya riuh karena berita prom night akan segera dilaksanakan. Dan kali ini mereka yang notabe-nya adik kelas, bisa ikut berpartisipasi di prom night itu.
Banyak sekali suara gaduh di dalam kelas. Entah sibuk membahas pakaian yang akan digunakan, riasan wajah yang cocok, bahkan sampai berebut pasangan. Semua itu membuat Arka muak.
Arka memutuskan untuk mengambil earphone nya dan mendengarkan musik dengan volume kencang. Setidaknya musik jauh lebih baik daripada suara ricuh yang tadi dia dengar.
Laki-laki tampan itu kembali membenamkan kepalanya di antara lipatan tangan dan mulai memejamkan matanya.
Tapi sayang, baru beberapa menit dia mendapatkan ketenangan. Dirinya sudah diganggu. Samar-samar dia mendengar seseorang memanggil namanya.
" Arka..." Panggil Chika dengan suara manja nya.
Sejak tadi gadis itu memperhatikan Arka dari luar kelas. Dia kira Arka akan langsung ke kelasnya setelah mendengar berita tentang prom night itu. Tapi ternyata dia salah. Seorang Arka Anggara tidak akan pernah mau mendatangi wanita terlebih dahulu.
Dan berakhirlah dia disini. Di dalam kelas Arka sembari menggoyangkan lengan Arka dan memanggil namanya dengan suara yang dia buat sehalus mungkin.
" Arka, bangun dong..." Chika terus berusaha membangunkan Arka yang sejak tadi sama sekali tidak merespon nya.
Tidak ada pilihan lain, akhirnya Chika memberanikan diri untuk menarik paksa earphone yang Arka pakai. Sampai tiba-tiba...
BRAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...