Arsya 15

113 9 0
                                    

Tawa itu menggema sampai ke hatiku

--Nasya Marcella--

***

Pukul 15.00...

Sore ini Nasya dan Arka baru sampai di pekarangan sebuah rumah yang cukup mewah. Tempat Nasya akan mengantarkan kue pesanan.

" Lo yakin ini rumahnya?" Tanya Arka merasa familiar dengan rumah yang akan mereka tuju.

Nasya membaca kembali alamat yang diberikan ibu tadi dan menganggukkan kepalanya. " Iya kok, ini rumahnya." Jawabnya.

" Lo masuk sendirian atau sama gue juga?" Tanya Arka membuat Nasya menoleh ke arahnya.

" Sendirian aja. Kalo lo buru-buru, gue gapapa pulang sendiri." Jawab Nasya sambil tersenyum tipis.

Arka memutar bola matanya jengah. " Daritadi lo ngomong gitu seolah-olah gue cowok ga ada tanggung jawabnya sama sekali ninggalin lo sendirian." Gerutu Arka membuat Nasya yang entah kenapa jadi tertawa.

" Yaudah iya, tunggu disini aja." Kekeh Nasya lalu turun dari mobil dan berjalan ke arah pos satpam.

" Permisi pak, saya mau mengantar kue pesanan." Sapa Nasya ramah dengan senyum terbaiknya kepada satpam di rumah itu.

Pria dengan perut buncit dan kumis tebalnya itu menatap Nasya dari atas hingga bawah. Mencari indikasi mencurigakan.

" Kue apa?" Tanya satpam itu dengan tatapan sok garang nya.

" Emmm, kue kering gitu." Jawab Nasya jadi gugup sendiri.

Arka yang sedang memperhatikan dari dalam mobil mengerutkan keningnya sesaat sebelum akhirnya sebuah senyum muncul di bibirnya.

Tanpa basa-basi dia langsung turun dari mobil dan menghampiri Nasya serta satpam itu.

Arka tersenyum bahagia dan menyapa satpam itu. " Pak Asep?" Sapa Arka mengejutkan Nasya dan satpam itu.

Satpam yang ternyata bernama Asep itu menoleh ke arah Arka dan menatap nya lamat-lamat. Mencoba mengingat-ingat apakah pernah bertemu dengan Arka atau tidak.

" Saya Arka, masa pak Asep lupa?" Sahut Arka dengan antusias.

" Arka...?" Gumam pak Asep sembari mengingat-ingat.

" Ck, tuan muda Anggara." Ucap Arka membuat pak Asep langsung menoleh ke arahnya dan tersenyum bahagia.

" My bro! Ini Arka yang dulu sering nyanyi bareng bapak?" Tanya pak Asep tak percaya bisa bertemu dengan Arka lagi.

Arka menganggukkan kepalanya antusias. Pak Asep langsung memeluk Arka dengan sangat erat. " Yos! My bro!" Ucapnya senang.

" Yoi bro..." Balas Arka dengan senyum bahagianya.

Nasya yang berada di antara mereka merasa bingung. Kenapa mereka berpelukan seperti Teletubbies?

Dan lagi, senyum itu. Senyum yang Arka tunjukkan pada pak Asep, Nasya belum pernah melihat senyum itu terbit di bibir Arka sebelumnya.

" Udah besar aja tuan muda Anggara ini. Perasaan baru kemarin main kesini masih kecil." Ucap pak Asep sembari menepuk kedua pundak kokoh Arka.

" Haha, pak Asep aja kali yang tambah tua." Ejek Arka membuat pak Asep memukul lengannya bercanda.

" Enak aja! Bapak ini awet muda tau! Istri bapak aja 3!" Elak pak Asep membuat Arka bahkan Nasya jadi tertawa mendengar kepercayaan diri satpam satu ini.

" Oh iya, ini temen Arka. Namanya Nasya..." Ucap Arka memperkenalkan Nasya dan menyenggol lengannya pelan.

" Eh? Em, saya Nasya. Salam kenal pak Asep..." Ucap Nasya sedikit canggung.

" Temen Arka mau nganter kue disini. Jadi ditaruh dimana kue nya nih? Ke pak Asep langsung atau..."

" Ke pak Asep aja, Ka. Nyonya ga akan mau keluar." Potong pak Asep membuat Nasya bingung dan menatap ke arah Arka. Meminta penjelasan.

Arka sedikit mendekatkan dirinya ke telinga Nasya. " Nanti gue jelasin." Bisik Arka.

" Yaudah pak, kue nya saya titip ke bapak ya..." Ucap Nasya hendak memberikan kue pesanan yang dia bawa ke pak Asep. Sebelum sebuah suara menghentikan kegiatannya.

" Pak Asep, ada siapa diluar?" Tanya seseorang membuat Nasya, Arka, dan pak Asep menolehkan kepalanya.

" Nyo-nyonya..." Gumam pak Asep jadi gemetar sendiri.

Seorang wanita paruh baya yang mengenakan pakaian santai sedang berjalan ke arah mereka. Tepatnya ke arah Nasya yang sekarang ini sedang gugup. Dialah pemilik rumah itu.

Wanita itu menatap ke arah pak Asep. Meminta penjelasan kenapa ada dua anak remaja di depan rumahnya.

" A-anu Nya, ini mereka cuma mau nganter kue saja. Nyonya tidak perlu..."

" Apa ibu merasa terganggu?" Ucapan Nasya memotong kalimat pak Asep dan membuat wanita pemilik rumah itu menatap ke arahnya.

" Saya minta maaf kalau ibu merasa terganggu. Tapi saya kesini karena mengantarkan kue pesanan ibu..." Lanjut Nasya membuat wanita di depannya itu menatapnya dari atas hingga bawah.

" Siapa nama kamu?" Tanya wanita itu.

" Dia..."

" Saya nggak tanya ke kamu." Potong wanita itu ketika pak Asep mencoba menjawab.

" Na-nasya." Jawab Nasya gugup.

Wanita itu mengangguk-anggukkan kepalanya sembari tersenyum tipis dan menepuk pundak Nasya pelan.

" Saya Windah. Salam kenal, Nasya." Ucap wanita yang bernama Windah itu membuat Nasya mendongakkan kepalanya dan menatap wanita di hadapannya dengan senyum yang mengembang.

" Salam kenal, Tante." Balas Nasya tersenyum ramah.

Tante Windah langsung menoleh ke arah Arka yang sedang menatap ke arahnya dan tersenyum tipis. " Kamu sudah bisa saya pastikan adalah tuan muda Anggara. Pewaris tunggal Anggara Company. Benar?" Tanya Tante Windah memastikan.

Arka terkekeh dan mencium telapak tangan Tante Windah dengan senyum yang terus mengembang.

" Anak laki-laki yang dulu sangat amat nakal, sekarang ternyata sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan." Ucapnya sembari memeluk Arka.

" Tante..." Gerutu Arka.

" Kamu udah besar aja ya. Ayo mampir dulu..." Ajak Tante Windah sembari merangkul pundak Arka dan membawanya masuk ke dalam pekarangan rumah.

" Nasya." Panggil Tante Windah membuat Nasya langsung menoleh ke arahnya.

" Kamu juga ayo kesini. Mampir dulu sebentar..." Ajak Tante Windah membuat Nasya menatap ke arah pak Asep sejenak.

" Silahkan..." Ucap pak Asep memberikan jalan.

Nasya menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk ke pekarangan rumah mewah itu dengan perasaan gugupnya.

" Ayo kesini, anggap aja rumah sendiri..." Ucap Tante Windah sembari menggandeng tangan Nasya.
















JANGAN LUPA VOTE & COMENT YA GUYS!!!

SEE YOU... MUACH<3
TBC.

ARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang