Kamu boleh saja mencintainya, tetapi jangan terlalu berharap bahwa kamu akan memilikinya.
--Arsya--
***
Nasya duduk sembari memandang sengit seseorang dihadapannya yang dengan santai nya minum jus jeruk.
Arka, cowok itu menatap aneh ke arah Nasya sembari menghabiskan jus jeruk nya. " Apa liat-liat?! Gue colok juga tuh mata!" Ketusnya membuat Nasya memalingkan wajahnya menghadap ke arah jendela cafe.
Memang mereka berdua pulang bersama. Atau lebih tepatnya Nasya diantar pulang oleh Arka.
Nasya sama sekali tidak ada masalah soal itu. Tapi sungguh, ditengah perjalanan Arka tiba-tiba berhenti di depan sebuah cafe yang tidak terlalu ramai dengan ber-alasan dia ingin "minum jus jeruk".
Dan berakhirlah mereka disini sekarang dengan ditambah suasana hujan yang sedang turun deras diluar sana.
Nasya menghembuskan nafasnya pelan sebelum akhirnya menatap ke arah Arka kembali. " Ka." Panggilnya pelan.
" Hm." Balas Arka sembari fokus pada Hp nya dengan membawa segelas jus jeruk di tangannya.
" Gue pindah duduk dong." Pinta nya.
Arka mendongakkan kepalanya bingung. " Pindah kemana?" Tanya Arka.
" Sebelah lo." Jawab Nasya tanpa beban.
Arka membulatkan matanya. Mendadak otaknya bekerja dengan lambat.
Tanpa menunggu persetujuan dari Arka, Nasya langsung berdiri dan berjalan melewati kaki Arka agar bisa duduk di sebelahnya.
Arka hanya diam tanpa reaksi apapun. Sebenarnya dia sedang bingung kenapa dirinya menjadi gugup secara tiba-tiba.
" Ini kita masih lama kan ya pulangnya?" Tanya Nasya tiba-tiba.
" Kenapa emang?" Tanya Arka balik.
" Kalo iya, gue mau cerita sesuatu ke lo." Ucap Nasya.
" Gue masih mau pesen jus jeruk lagi." Ucap Arka lalu memanggil salah satu waiters.
Nasya menganga menatap Arka yang sama sekali tidak terlihat puas setelah menghabiskan 5 gelas jus jeruk sendirian.
" Lo nggak kembung, Ka?" Tanya Nasya heran. Dirinya saja hanya menghabiskan 1 porsi spaghetti dan segelas milkshake strawberry sudah kenyang.
Arka menggelengkan kepalanya dan kembali memesan 2 gelas jus jeruk lagi.
" Lo beneran nggak begah? Daritadi lo cuma minum jus jeruk doang..." Ucap Nasya semakin heran.
" Enggak. Udah lanjut katanya mau cerita." Balas Arka sembari menghadap ke arah Nasya.
Nasya berdehem sejenak, " Jadi lo pasti udah denger kan soal pemilihan ketua OSIS di sekolah." Ucap Nasya memulai ceritanya.
Arka menganggukkan kepalanya.
" Dan lo pasti juga udah tau kalo Adi jadi salah satu kandidat di pemilihan itu." Lanjutnya.
Arka kembali menganggukkan kepalanya. Tidak ada yang tidak tau soal itu.
" Nah! Kemarin gue dipilih sama wali kelas buat jadi wakil nya Adi di pemilihan nanti. Tapi emang nya boleh ya kayak gitu? Gue kan bukan anggota OSIS. Gue cuma mau cerita itu sih, minta saran lo juga." Jelas Nasya.
" Lo sendiri mau nggak sebenernya?" Tanya Arka sembari meminum jus jeruk nya yang baru datang.
" Gue gatau, Ka. Di satu sisi gue mau nambah pengalaman, tapi di sisi lain gue belum terlalu kenal sama Adi. Gue bahkan nggak begitu akrab sama dia. Gue takut nggak bisa jadi partner yang bagus buat dia dan malah nyusahin di kemudian hari." Jawab Nasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...