Pukul 12.00...
5 orang laki-laki sedang bersenda gurau di atap sekolah. Satu diantara mereka adalah yang tertua.
Nathan.Laki-laki 19 tahun itu saat ini sedang menceritakan tentang pengalamannya.
" Jadi bang Nathan ini udah kenal Arka sejak kecil? Udah pernah tinggal bareng juga?" Tanya Doni sembari memakan keripik kentang miliknya yang tadi dia sempat beli di kantin.
Nathan menganggukkan kepalanya. " Nggak bisa dibilang tinggal bareng juga karena kita punya orang tua masing-masing." Jawab Nathan.
Tom menganggukkan kepalanya paham. " Ortu abang masih ada? Sorry, maksudnya masih lengkap?" Tanya Tom hati-hati.
" Masih." Jawab Nathan sembari meminum jus jeruk nya.
" Nyokap gue buka toko roti di kota ini. Dia juga punya beberapa butik mungkin disini." Lanjutnya menjelaskan.
" Kalo ayah abang?" Tanya Tom lagi.
" Bokap gue? Tumben banget nih ada yang tanyain soal bokap." Ucap Nathan membuat Tom menggaruk tengkuknya.
" Ya habisnya bang Nathan kan berandalan banget tuh modelan nya. Jadi..."
" Jadi lo ngira gue kayak gini karena korban broken home? Iya kan?" Potong Nathan yang langsung diangguki oleh Tom.
" Sekedar info, gue bukan korban broken home. Orang tua gue masih sama-sama. Bokap gue ngurus bisnis nya di Amerika, dan gue ikut dia kesana. Bokap gue pulang setiap 1 bulan sekali, tanpa gue. Karena yah, gue lebih suka disana." Jelas Nathan yang langsung mendapat anggukan paham dari Tom, Doni, dan Andre.
" Bahagia banget keluarga abang..." Gumam Doni.
" Enggak juga. Ga sebahagia dulu, sebelum kejadian itu." Balas Nathan.
" Kejadian apa?" Kali ini Arka ikut bertanya.
" Lo belum kenal gue waktu itu, Ka." Jawab Nathan lalu menegakkan tubuhnya.
" Udahlah, malah jadi melow gini suasananya. Kalian ga balik? Bukannya kalian bilang hari ini pulang lebih awal?" Ucap Nathan memilih mengakhiri sesi tanya jawab nya. Sebelum rasa sesak kembali muncul di dadanya.
" Loh iya! Astaga!" Seru Andre tiba-tiba.
" Kenapa lo?" Tanya Doni.
" Gue balik duluan ya. Udah ada janji soalnya." Sahut Andre lalu langsung berdiri dan bersiap pergi.
" Mau kemana woy?! Ndre!" Panggil Arka.
" Kelas Ana!" Sahutnya sambil berlari.
" Lah? Ngapain dia kesana?" Tanya Tom bingung.
" Tau, ada-ada aja hidupnya tuh anak." Jawab Arka.
Sedetik kemudian dia baru menyadari satu hal.
" Loh iya anjir! Kunci motor gue kan di Andre ya!" Seru nya lalu langsung berlari menyusul Andre.
Nathan, Doni, dan Tom memandang kepergian Arka dan Andre dengan pandangan bingung.
" Mereka kenapa dah?" Gumam Doni.
" Kesambet kali." Balas Tom.
" Kesambet apaan?" Tanya Doni bingung.
" Kesambet setan DJ." Jawab Nathan sekenanya.
Sontak ketiga laki-laki itu tertawa terbahak-bahak karena jawaban konyol itu.
Memang ya, bahagia itu sederhana. Contohnya menertawakan kekonyolan teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...