Arsya 35

86 5 0
                                    

Nasya mengerjapkan matanya. Rasa pusing langsung menghantam kepalanya. Dia merasakan genggaman erat pada tangannya. Dan Nasya menemukan Arka disana, dengan wajah panik nya.

" Aduh..." Rintih Nasya memegangi perutnya.

Arka sontak ikut  memegang perut Nasya. " Jangan banyak gerak dulu. Lukanya baru selesai diobatin." Ucap Arka.

Nasya memejamkan matanya sejenak. Berusaha menahan rasa pusing di kepalanya serta rasa sakit di sekujur tubuhnya.

" Lo istirahat aja sekarang, udah malem..." Ucap Arka sembari mengelus kepala Nasya pelan. Berhadap gadis itu cepat tertidur.

Seiring dengan elusan di kepalanya, Nasya pun mulai tertidur pulas. Arka tersenyum tipis melihat Nasya sembari menghapus jejak air mata yang ada di kedua mata gadis itu.

" Maaf..."

***

" Ada 8 luka lebam di sekujur tubuhnya, 2 luka sayat di lengan, dan 1 luka tusukan di perut nya. Sejauh ini, luka terparah ada di bagian perut dan punggung nya. Itu informasi yang dokter berikan Tuan Muda." Ucap Jake, salah satu petugas yang Arka suruh.

" Bagaimana dengan perawatannya?" Tanya Arka.

" Dokter mengatakan Nona Nasya sudah bisa rawat jalan dirumah. Hanya saja, mungkin dia akan sering merasakan sakit di bagian punggung dan perutnya." Jawab Jake sembari memberikan hasil rekam medis Nasya.

Arka menganggukkan kepalanya paham dan menyuruh Jake untuk kembali.  " Terimakasih atas bantuannya. Kau bisa kembali sekarang." Ucap Arka lalu berjalan memasuki kamar rawat inap Nasya.

Ceklek!

Arka tersenyum tipis saat dia melihat Nasya yang sedang setengah duduk menatapnya dari atas ranjang..

" Hai, selamat pagi." Sapa Arka sembari berjalan ke arah Nasya dengan membawa rekam medis milik Nasya.

" Lo mau makan?" Tanya Arka.

Nasya tidak menjawab. Hanya menundukkan kepalanya menatap ke arah selimut rumah sakit yang membalut tubuhnya.

" Ini udah jam 9, lo belum makan apa-apa dari semalem." Ucap Arka.

" Jadi, mau makan apa? Bubur?" Tanya Arka sembari duduk di kursi sebelah brankar.

" Nas?" Panggil Arka.

Nasya mendongakkan kepalanya dengan air mata yang sudah berlinang. " Gue...capek." Lirih Nasya.

Arka menganggukkan kepalanya paham. " Nanti cerita ke gue ya? Tapi makan dulu." Tawar Arka.

Nasya menggelengkan kepalanya. " Gue nggak laper..." Cicit Nasya pelan.

" Lo nggak punya tenaga buat cerita semuanya nanti." Sahut Arka.

" Jadi, makan dulu ya?" Bujuk nya lagi.

Mau tak mau Nasya akhirnya menganggukkan kepalanya. Mencoba untuk mengalah.

Arka tersenyum tipis lalu menghapus jejak air mata Nasya. " Jangan nangis lagi, masih pagi. Lo jelek tau kalo nangis..." Ucap Arka dengan sedikit tertawa.

" Gue pesenin bubur aja ya?" Tawar Arka.

Nasya mengangguk. " Tapi jangan kemana-mana!" Ucap nya panik sembari menggenggam tangan Arka erat. Ada nada takut di dalam kalimatnya.

ARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang