Mewah. Hanya itu saja yang tergambar di dalam pikiran Nasya begitu dia menginjakkan kakinya masuk ke dalam rumah itu.
Dia mengedarkan pandangannya menatap sekeliling rumah itu. Mulai dari warna cat hingga perabotan yang ada menambah kesan elegan di rumah itu.
" Silahkan duduk..." Ucap Tante. Windah dengan senyum ramahnya.
Arka membalas senyuman itu dan melirik Nasya sekilas. " Duduk sini." Ucapnya menarik pelan tangan Nasya agar duduk di sampingnya.
" Tante tinggal sebentar ya..." Ucap Tante. Windah lalu meninggalkan ruang tamu.
Nasya menatap ke arah Arka yang sedang menyandarkan punggungnya ke sofa. Sebuah senyum kecil muncul di bibir Nasya hingga lengannya terulur untuk menyenggol lengan Arka.
" Apa?" Tanya Arka.
" Ayo pulang. Udah sore gini..." Jawab Nasya berbisik. Takut Bu. Windah dengar.
Arka menatap ke arah jam dinding yang ada di rumah itu lalu menoleh sejenak ke arah Nasya. " Iya, tunggu Tante Windah ke sini. Gue pikirin dulu alasannya." Sahut Arka.
" Lo bilang aja ortu lo nyariin." Ucap Nasya membuat mimik wajah Arka berubah datar.
" Ga bisa." Sahut Arka datar dan kembali menghadap depan.
Nasya mengerutkan keningnya sesaat sebelum akhirnya menyenggol kembali lengan Arka. Meminta penjelasan. " Kenapa?" Tanya Nasya.
" Ya, ga bisa." Jawab Arka singkat.
" Ya makanya kenapa ga bisa?!" Tanya Nasya lagi sembari menggerakkan lengan Arka.
Dengan kesal Arka memegang tangan Nasya dan menjauhkannya dari lengannya. " Karena mereka nggak pernah nyari gue! Udah diem!"
Deg.
***
Pukul 17.00...
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Arka dan Nasya tidak jadi pamit pulang tadi karena tidak bisa menolak ajakan Tante Windah untuk berbincang bersama.
Dan berakhirlah mereka di ruang tamu dengan Tante Windah yang sedang asyik berbincang dengan Arka.
Nasya menatap Tante Windah dengan senyum simpul nya. Tante Windah tidak se-menakutkan itu sampai-sampai pak Asep harus terlihat takut saat Tante Windah berjalan ke arahnya. Atau mungkin karena pak Asep adalah seorang satpam yang sangat menghormati majikannya? Entahlah Nasya tidak tahu.
" Bang Nathan belum pulang?" Pertanyaan Arka membuat Nasya tersentak sendiri. Dia baru sadar kalau sejak tadi dia hanya melamun.
" Belum. Mungkin hari ini dia ga pulang. Kamu tau kan, Nathan jarang pulang semenjak..." Tante Windah tidak melanjutkan ucapannya. Membuat Nasya mengerutkan keningnya bingung. Ada apa?
" Iya, Arka paham. Dulu Papa pernah cerita." Balas Arka sembari mengelus pundak Tante Windah. Mencoba menenangkan.
Tante Windah menghapus air matanya yang membendung dan menatap ke arah Arka dan Nasya bergantian. " Kalian berdua..."
" Kenapa Tante?" Tanya Nasya dan Arka berbarengan. Merasa ada yang aneh.
Tante Windah tersenyum lembut dan sedikit terkekeh. " Kalian berdua sejak kapan pacarannya? Kok Arka ga ada kasih kabar apa-apa ke Tante?"
Tubuh Nasya dan Arka menegang seketika. Tidak ada yang merespon ucapan Tante Windah. Atau lebih tepatnya, tidak tau mau merespon apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...