Arsya 30

85 2 0
                                    

" Lo boleh nangis sekarang."

Tubuh Arka menegang saat Nasya tiba-tiba memeluknya erat dan menepuk-nepuk punggung nya. Mencoba memberikan ketenangan untuknya.

" Gue tau lo pasti lagi nahan sesak di dada lo. Jangan ditahan Ka, nggak baik. Sekarang lo bisa tuangin semuanya ke gue. Gue ga bakal bilang ke siapa-siapa. Gue janji." Ucap Nasya pelan sembari terus menepuk pelan punggung Arka.

Tidak ada respon dari Arka. Sebenarnya, Nasya takut tingkah lakunya kali ini keterlaluan. Dia takut Arka marah karena tiba-tiba dia memeluknya. Tapi sungguh! Nasya tidak kuat melihat mata Arka yang mengisyaratkan banyak luka.

Kekhawatiran Nasya akhirnya hilang saat dia merasakan Arka membalas pelukannya perlahan. Dia dapat merasakan Arka meletakkan kepalanya di bahu kanannya dan mulai bergumam pelan.

" Gue...gue gatau harus gimana. Setiap kali Mama dateng, hati gue...hati gue nggak pernah bisa terima kehadirannya. Gue udah terlanjur sakit hati sama sikap Mama..." Gumam Arka. Matanya kembali memanas.

Nasya tersenyum tipis, " Ka, gue emang gatau se-berat apa cobaan yang lo alami sampe hati lo sesakit itu. Tapi Ka, mau gimanapun juga beliau itu tetep Mama lo. Orang yang ngelahirin lo. Sesakit apapun hati lo, itu nggak akan pernah merubah kenyataan yang udah terjadi Ka." Ucap Nasya sembari mengelus rambut hitam legam milik Arka pelan.

Arka diam. Sebuah lengkungan senyum tercetak jelas di wajahnya. Pilihannya tepat. Hanya Nasya, satu-satunya orang yang selalu mencoba mengerti dirinya. Bahkan di saat dia sendiri belum begitu memahami dirinya.

Nasya tidak memiliki hubungan yang spesial dengannya, tapi gadis itu selalu menjadi obat untuk dirinya. Arka senang saat dia tahu kalau hatinya tidak salah memilih, tapi dia juga harus sadar diri kalau dia bukan laki-laki yang Nasya pilih.

" Ka..." Panggil Nasya karena Arka sama sekali tidak merespon ucapannya.

" Nas, lo belum mandi ya? Kok bau..." Sontak Nasya langsung membulatkan matanya dan mendorong Arka keluar dari pelukannya.

" Gue udah mandi tau!" Kesal Nasya. Padahal tadi niatnya sudah baik hendak menghibur Arka. Tapi cowok itu malah membuatnya kesal.

Arka tertawa. Tangannya terulur untuk mengacak pelan rambut Nasya yang terurai. " Gue cuma bercanda." Ucapnya masih diselingi dengan tawa.

" Ga lucu ah!" Seru Nasya lalu berjalan pergi ke motornya dengan peras kesal.

Arka mengikutinya dari belakang. Menatap punggung Nasya dengan perasaan senang. Sedangkan Nasya, gadis itu masih menggerutu kesal.

Saat sampai di motornya gadis itu langsung memakai helm dan menyalakan mesin motornya. Arka menatapnya , " Beneran nggak mau bareng gue aja? Tempatnya jauh. Lo yakin bisa kesana sendirian?" Tanya Arka kembali menawarkan diri.

Nasya menganggukkan kepalanya. Merasa yakin. Arka menghembuskan nafasnya pelan, " Tunggu disini. Gue ambil kunci motor dulu, kita berangkat bareng." Ucap Arka lalu berlari masuk ke dalam rumahnya.

Beberapa saat kemudian Arka datang lengkap dengan jaket dan helm full face nya. " Ayo berangkat!" Ajaknya saat dia telah naik di atas motor nya.

Nasya mengangguk dan langsung menjalankan motornya disusul oleh Arka di belakangnya.

***

Pukul 12.00...

Nasya dan Arka akhirnya sampai di tempat turnamen basket diadakan. Mereka langsung memarkirkan motornya dan masuk ke dalam arena.

ARSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang