Hai guys.
Mulai Minggu depan author udah ujian nih.
Jadi author up lagi ceritanya kira-kira seminggu lagi ya...
Hehe:)***
" Assalamualaikum, Nenek..." Ucap Nasya saat memasuki rumahnya.
" Waalaikumsalam, nenek ada di dapur Sya..." Balas Neneknya yang langsung membuat Nasya menghampirinya ke dapur.
" Nenek masih buat kue jam segini?" Tanya Nasya sambil melihat ke arah jam dinding di rumahnya yang menunjukkan pukul 8 malam.
" Iya, pesanan hari ini lumayan banyak. Nenek juga lagi ga ada kerjaan." Jawab neneknya sembari terus menguleni adonan.
" Kamu sendiri, kenapa baru pulang jam segini? Biasanya jam 5 sore kamu udah pulang." Tanya neneknya sambil memperhatikan wajah Nasya yang sedikit pucat.
" Tadi habis dari dokter sama Ana." Jawab Nasya.
" Ke dokter? Siapa yang sakit? Ana sakit?" Tanya neneknya.
" A-anu, tadi Ana mau perawatan kulit gitu nek, tapi dia ga ada temen. Makanya dia ngajak Nasya." Jawab Nasya yang tentunya berbohong.
Dia memang ke dokter, tapi bukan dokter kecantikan ataupun dokter kulit. Dia ke dokter karena Ana memaksanya untuk memeriksakan keadaan nya. Mengingat tadi dia pingsan.
" Yaudah, sekarang kamu makan gih. Nenek udah masak tadi. Kita makan bareng ya." Ucap neneknya sembari memasukkan adonan kue ke oven.
" Iya. Nasya ke kamar dulu ya..." Ucap Nasya lalu segera pergi ke kamar nya.
***
Pukul 23.00...
Setelah makan malam tadi, Nasya langsung masuk ke dalam kamarnya dan mencoba untuk tidur.
Tapi sejak tadi matanya tidak mau tertutup juga. Dan berakhirlah saat ini Nasya duduk di tepi ranjangnya. Melamun tidak tau arah.
" Kalau ibu sama ayah masih ada, pasti kalian seneng banget liat Nasya akhirnya bisa dapet beasiswa di sekolah yang bagus. Kalian pasti bangga sama Nasya." Gumam Nasya lalu merebahkan tubuhnya dan menatap atap kamarnya dalam diam.
" Bu. Ibu lagi apa disana? Ibu kangen sama Nasya nggak? Nasya kangen banget sama ibu, sama ayah juga. Meskipun Nasya ga pernah liat wajah ibu, Nasya yakin wajah ibu pasti cantik." Gumam Nasya dan tanpa terasa satu tetes air mata menetes dari kelopak matanya.
" Nasya kangen ibu..." Lanjutnya lalu secara perlahan kedua matanya mulai tertutup dan Nasya pun mulai tertidur.
***
Tok! Tok! Tok!
" Den." Panggil Bi Sati sambil terus mengetuk pintu kamar Arka.
" Aden, udah pagi den. Nanti Aden telat ke sekolahnya..." Panggil Bi Sati lagi.
Arka menggeliat. Merasa terganggu. Dia perlahan membuka kedua matanya.
" Iya." Jawab Arka singkat sambil mengusap-usap matanya.
" Bibi siapkan sarapannya ya den." Ucap Bi Sati lalu berjalan menuju dapur.
Arka langsung bangkit dan mengambil handuknya lalu masuk ke dalam kamar mandi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...