Nasya berjalan dengan lesu berjalan di koridor sekolah yang mulai sepi. Sejak tadi dia belum pulang karena ingin bertemu dengan Arka dan bertanya kenapa cowok itu seolah marah kepadanya.
Tapi niat Nasya terhenti saat dia tau Arka 3 hari ke depan cuti sekolah. Nasya menghembuskan nafasnya gusar.
" Gue kecapekan kayaknya..." Gumam Nasya sembari duduk di salah satu bangku sembari membuka HP nya.
" Hari ini sekolah pulang cepet... Tapi gue tetep aja ga mood pulang." Ucap Nasya setelah mengirim pesan kepada Arka.
Nasya mendongakkan kepalanya. " Waktu itu Adi ungkapin perasaannya ke gue, tapi belum gue jawab sampe sekarang." Cicit Nasya.
" Kenapa belum gue jawab ya? Kenapa gue jadi ragu sama perasaan gue sendiri? Bukannya harusnya gue seneng Adi ternyata juga suka sama gue? Kenapa sekarang gue ngerasa ga seneng?" Lanjut Nasya bergumam pelan.
" Huft. Gue butuh Arka buat temen cerita..." Ucap Nasya akhirnya.
Semenjak dia mengajak Arka berteman, Nasya benar-benar jadi sangat menempel dengan sosok Arka. Padahal, mungkin Arka sendiri tidak ingin selalu Nasya tempeli.
KAKAK JAHAT!
KAKAK NGGAK TEPATI JANJI KAKAK!
Nasya menolehkan kepalanya seketika saat dia mendengar suara gaduh di area parkiran sekolah.
Nasya sontak berdiri dan berjalan menghampiri asal suara. Nasya mengintip di balik dinding sembari melihat situasi parkiran.
" Ada yang belum pulang ya?" Gumam Nasya pelan. Sedetik kemudian Nasya langsung membulatkan matanya terkejut.
***
" Arka, perusahaan baru itu harus segera dibantai. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan." Ucap Pak Rudi. Karyawan Papa Arka yang sangat tidak Arka sukai.
Arka menatap Pak Rudi dengan malas. Dia paling malas berurusan dengan orang itu. Sejak tadi Pak Rudi hanya terus mengoceh seperti burung beo. Membuat Arka muak mendengarnya.
" Saya tidak terima pada saat hari jadi perusahaan Tuan Anton , kita malah mendapatkan masalah seperti ini. Kita benar-benar harus..."
" Kita? Saya rasa kalimat itu akan lebih cocok apabila diganti dengan 'anda'. Benar Tuan Rudi?" Potong Arka yang membuat lawan bicara nya terdiam.
" Apa maksud kamu bicara seperti..."
" Astaga! Anda tidak bisa menangkap maksud saya? Sungguh? Apa saya harus menjelaskannya lebih dulu?" Potong Arka sembari berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah Rudi yang menatapnya penuh tanda tanya.
" RD Group. Itu...nama perusahaan anda kan?" Tanya Arka dengan senyum tipisnya.
Wajah Pak Rudi pucat seketika. " A-apa yang kamu maksud? Pe-perusahaan apa? Saya tidak mengerti..." Jawab Pak Rudi dengan gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYA
Teen Fiction[NO PLAGIAT!!!] " Takdir tidak membutuhkan sebuah undangan. " --Arka Anggara-- Cowok berparas tampan yang terkenal cuek. Akan tetapi memiliki banyak penggemar di sekolahnya hingga dijuluki 'duta-nya sekolah'. --Nasya Marcella-- Gadis sederhana yang...