...
Keluarga Ralika sedang di depan ruangan zebina, sudah dari 2 jam lalu namun dokter belum keluar dari ruangan itu. Farel sedang berusaha menelfon kedua orang tua zebina tapi tak ada hasil.ia sangat prustasi
"Sialan!" Umpat rafel yang mengacak-ngacak rambutnya, orang tua zebina benar-benar brengsek! Sulit sekali di hubungi, kaadan darutan begini mereka hilang bak di telan bumi.
Ckelek!
Suara pintu terbuka, mereka semua berdiri dari duduknya mereka yang melihat raut wajah dokter yang susah di artika jadi semakin ketakutan.
"Gimana dok keadaan putri saya" ucap farel yang sudah maju di hadapan dokter gibran.
Dokter gibran menggelengkan kepalannya, ini benar-benar di luar dugaan, ia binggung harus menjelaskannya bagai mana.
Mereka yang melihat gelengan dokter gibran jadi panik dan murka. Apa lagi farel ia sudah siap meninju wajah gibran kalo saja tak di tahan oleh istrinya feli
"Katakan ada apa sialan!" Murka farel sambil mencengkram kerah baju dokter gibran, ia sudah tak bisa lagi menahan amarahnya.
"Kondisinya semakin memburuk" tiga kalimat yang di keluarkan oleh dokter mempu membuat tubuh feli lemas ia tak sanggup menompang tubuhnya, pasokan udarannya tiba-tiba menipis
"Apa maksud lo anj*"Suara dingin Ralika sambil meninju wajah gibran, ia benar-benar jengkel dengan dokter di hadapannya ini kenapa ia memberi tahu tidak langsung ke intinya sajah.
"Sabar sayang sabar" ujar feli ia membawa tubuh anaknya ke dalam bekapannya ia sangat sedih ia tak tau harus berbuat apa lagi ia lemah dan tak berdaya menurut feli zebina adalah seperti anak mereka sendiri.
"Saya nggak bisa merahasiakan ini lagi, ini sangat beresiko untuk zebina apa bila ia tak di tanganin dengan lanjut" jeda dokter gibran
"Zebina megidap menyakit kanker darah stadium 3 atau bisa di bilang lekumia, seharusnya tadi ia menjalankan kemotrapi pertamananya tapi ia tak kunjung datang, saya tak tau apa alasannya ia tak datang, padahal saya sudah memberi tahunya" ucap dokter gibran padahal ia sudah menunggu kedatangan zebina tapi gadis itu tak datang dan tak memberi kabar kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERJUANG HIDUP
Teen FictionBagiku, menceritakan panjang lebar tentang masalah ku lebih sulit dari pada memendamnya. Aku sempat beberapa kali merangkai kata atau membungkus luka dalam sebuah kalimat nyata. Tapi kenyataan bahwa kalimat-kalimat itu tidak pernah sampai pada telin...