[23] KEHILANGAN

105 16 7
                                    

Hindari selalu sedih, marah, kecewa, bahkan bahagia. Berusahalah menyikapi semua dengan sewajarnya, karena pada akhirnya dunia ini hanyalah sementara.

--------

Sudah waktunya jam pulang zebina dan Kawan-kawan berjalan menuju parkiran tetapi saat di pertengahan jalan zebina mendapatkan pesan yang membuat air matanya terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah waktunya jam pulang zebina dan Kawan-kawan berjalan menuju parkiran tetapi saat di pertengahan jalan zebina mendapatkan pesan yang membuat air matanya terjatuh

Mamah

Mamah:

Assalamualaikum sayang ..
Mamaf mohon kamu datang ya papah mu keritis nak, papah ingin ke temu  kamu nak mamah mohon

Tes!

Air mata zebina keluar tanpa izin, dunia seekan hancur ketika ia melihat isi pesan dari mamah, ga papahnya ga boleh pergi ia belum memaafkan papahnya, Ia belum menghabiskan waktunya dengan papahnya!

Zebina berlari begitu sajah tanpa memperdulikan mereka yang melihatnya penuh tanda tanya, ia berlari keluar gerbang tanpa melihat kanan kiri untuk menyebrang, mereka yang melihat truk melaju dengan kecepatan tinggi membolakan matanya.

"ZEBINA AWASSS!" Teriak Meyda mengagetkan semua murid-murid di sana

"ZEBINA!!"

"ZEZE!!"

BRAKKK

Suara hantaman keras menggema di tengah jalan. Seseorang terseret beberapa meter dari lokasi kejadian, tubuhnya terkapar lemah, dan darah mengalir deras dari kepala dan hidungnya.

Zebina terjatuh akibat dorongan seseorang. Tubuhnya melemas, telinganya mendengar teriakkan orang-orang meminta bantuan, matanya memerah melihat seseorang yang terkapar beberapa meter di depannya.

Orang-orang mulai berdatangan, jalanan menjadi ramai, ada yang menghubungi polisi, menelpon ambulance dan ada yang ber teriak.

Zebina sadar dari lamunannya, dunianya hancur saat mengetahui siapa yg tertabrak truk itu.

"ENDRA!!!" ia langsung berlari menuju sahabatnya ia menerobos kerumunan

"Ndra... Endra bangunan, gue mohon bangun!" Zebina memangku kepala Endra yang bersimbah darah

Endra menatap zebina dengan satu-satu, tangannya yang penuh darah berusaha mengangkat mengelus pipi sahabatnya yang menangis

"Gu..e , moh...on ja--ngan nangis.. maa..Fin. Gg..Uee." ucapannya dengan tersengal-sengal, poskan udaranya menipis

Zebina menggeleng keras

BERJUANG HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang