Terkadang sebuah pelukan lebih berarti di bandingkan seribu kata-kata
...
Setelah kepergian mereka zebina menumpahkan air matanya yang dari tadi ia tahan, ia menangis sejadi-jadianya, ia kecewa kepada diri dia sendiri mengapa ia mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan terhadap kedua orang tuanya. Ia menyesalTapi ia juga kecewa kepada mamah dan papahnya, menyapa mereka baru pulang ketika mereka tau bahwa ia sakit, kemarin kemana saja mereka, apa ia harus sakit parah dulu baru mereka pulang?
Dan mengapa Kirana sahabatnya membela kedua orangtuanya mengapa sahabatnya itu mendukung mamah dan papahnya, ada apa sebenarnya
Otak zebina terpenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak tahu akan di jawab oleh siapah, ia benar-benar pusing dan tak tau harus apa
"Boleh gue benci orang tua gue?"
"Hiks.. mereka jahat, mereka ninggalin gue sendirian, mereka nggak sayang sama gue hiks" tangisan piluh zebina dengan memukul-mukul dadanya yang sakit
"Mereka sibuk kerja, mereka nggak peduli sama gue hiks"
"Hiks..cape hiks" isakan zebina terdengar jelas oleh mereka yang di luar, mereka merasa iba kepada zebina malang sekali nasib gadis ini
Zabir mendengar jelas suaranya tangisan Putrinya, matanya memanas yang siap untuk menumpahkan air matanya ia tak sanggup mendengar suara tangis Putrinya, ia langsung menerobos mintu ruangan zebina
Ia masuk ke ruangan zebina, ia melihat jelas putrinya ini sedang menangis dengan piluh, ia menyamperi brankar putrinya lalu memeluk putrinya dengan erat, zebina memberontak tetapi ia menahannya supaya pelukannya itu tidak lepas
"Hiks maafin papah nak maafin papah" ucapan Zabir dengan air matanya terjatuh, ia memeluk zebina dengan erat walaupun zebina tidak membalas pelukannya tapi tak apa ia bisa memeluk putrinya itu sudah lebih dari cukup, ia sadar diri ia yang membuat putrinya membencinyaTapi fikiran Zabir salah zebina membalas pelukannya Zabir dengan sangat erat dan di susul dengan isakan zebina
"Papah jahat papah jahat bina benci papah hiks" ucap zebina yang masih memukul Zabir
Zabir tersenyum ketika pelukannya di balas oleh putrinya, tak apa putrinya ini memukulinya ia sudah senang karna putrinya masuk dalam bekapannya
"Maafin papah nak maafin papah"ucap Zabir sambil mencium kening putrinya, ia rindu sekali dengan putrinya, sudah lama sekali ia tak memeluk putrinya ini.
"Hiks bina benci papah bina benci mamah hiks...hiks" rancau zebina yang masih ada di pelukan sang papah
"Iya sayang iya, maafin papah dan mamah nak"ucap zabir yang mengeratkan pelukannya
KAMU SEDANG MEMBACA
BERJUANG HIDUP
Teen FictionBagiku, menceritakan panjang lebar tentang masalah ku lebih sulit dari pada memendamnya. Aku sempat beberapa kali merangkai kata atau membungkus luka dalam sebuah kalimat nyata. Tapi kenyataan bahwa kalimat-kalimat itu tidak pernah sampai pada telin...