Sudah tiga Minggu lebih zebina masih belum membukakan matanya, gadis itu seperti sedang beristirahat sebentar makannya tak kunjung sadar lagi komanya
Zamirah setia menemani putrinya ia tak pernah menyerah untuk kesembuhan putrinya, ia binggung kata apa yang akan ia jawab ketika putrinya ini menanyakan keberadaan suaminya, ia takut jika ia memberitahukan sebenernya putrinya akan kembali drop tetapi jika dan di beri tahunya sama sajah ia menutupkan kebenarannya
"Putri mamah yang cantik kapan bangun nak, ini sudah lebih dari tiga Minggu kamu menutupkan mata, apa kamu bener-bener lelah sayang, kamu ingin meningkatkan mamah sendirian seperti papahmu meninggalkan kita?" Suara isakan zamirah terdengar dari luar, mereka semua ikut merasakan sedih, sahabat mereka sedang berjuang hidup. Ya mereka sudah tau sebenernya tidak ada lagi yang di tutup-tutupi oleh sahabat zebina
Brak
Suara dobrakan pintu ruangan zebina sangat kencang, menampilkan seorang laki-laki yang kepadanya sudah berantakan, rambut acak-acakan, baju tak terurus, dia Efandra ia baru tau kalo Sadewa dan papah sahabatnya ini sudah tiada, dia baru sajah pulang dari pertandingan basket di Bandung.
"Tente" ucap Efandra, zamirah yang melihat kedatangan putra sahabatnya tersenyum lirih, ia menguatkan diri untuk tak menangis,
"Sini nak" ucap lembut zamirah yang langsung di turutin oleh Efandra, Efandra yang melihat wajah sedih zamirah langsung membawa ke pelukannya, se kesel ia kepada orang tua zebina tapi Efandra sudah menganggap mereka keluarganya, Karna dulu ketika ia masih kecil ia sering sekali di urusi oleh Zamirah dan Zabir ketika mamah dan papahnya pergi keluar kota
"Maaf Tante maaf" ucap maaf Efandra, ia menyesal pernah memaki kedua orang tua zebina
"Gpp nak, kamu nggak salah justru Tante terimakasih kamu sudah repot-repot jemput Tante dan suami Tante untuk memberitahu keadaan anak Tante" ucap zamirah dengan mengelus punggung Efandra
"Sekarang keadaan zebina gimana Tante" tanya Efandra yang sudah melepaskan pelukannya Zamirah
"Zebina belum sadar juga, sudah tiga Minggu ia belum membukakan matanya, ia juga tak tahu kalo papahnya sudah pergi" ucap zamirah dengan nada rendah, ia sangat berharap putrinya cepat sadar ia tak sanggup melihat semua alat-alat yang menempel di tubuh anaknya
"Kita harus berdoa terus kita jangan nyerah Tante" ucap semangat Efandra yang di anggukkan oleh Zamirah dan senyum manisnya, ia sangat bersyukur putrinya di kelilingi oleh manusia yang baik dan perhatian
"Cepat sadar sayang, banyak yang menunggu mu, mamah sangat berharap nanti saat kamu bangun kamu tidak drop lagi, mamah sangat sayang kamu nak, putri mamah yang paling cantik" ucap batin zamirah dengan mengecup kening putrinya
KAMU SEDANG MEMBACA
BERJUANG HIDUP
Teen FictionBagiku, menceritakan panjang lebar tentang masalah ku lebih sulit dari pada memendamnya. Aku sempat beberapa kali merangkai kata atau membungkus luka dalam sebuah kalimat nyata. Tapi kenyataan bahwa kalimat-kalimat itu tidak pernah sampai pada telin...