31 ~ Luka

1K 190 163
                                    

Entahlah aku juga tidak mengerti
Mau luka lama atau luka baru
Yang namanya luka tetap saja menyakitkan


~ author

Setelah beberapa hari di ruang ICU akhirnya hari ini Fenly dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa, hanya saja memang Fenly belum sadar, ia masih menutup rapat matanya enggan untuk bangun atau sekedar menyapa orang-orang yang menyanyangi dirinya. Shandy dan Gilang masih menyempatkan diri mereka untuk bekerja sementara Fajri lebih banyak bolos kuliah dan menemani Fenly.

Fajri mendekati Fenly yang masih terbaring di ranjang rumah sakit, ia tersenyum sambil mendekatkan ember yang berisi air hangat ke dekat Fenly. Fajri dengan telaten membantu Fenly membersihkan dirinya dengan lap dan air hangat yang ia bawa.

" Sebenernya mau Lo ngga mandi setahun Lo juga masih ganteng Fen " kata Fajri sambil membersihkan area wajah Fenly

Setelah selesai membersihkan tubuh Fenly Fajri merapikan peralatan mandi yang tadi ia gunakan. Ia kembali datang ke ruangan Fenly dan meraih buku yang berada dimeja.

" Kemarin gue bacain buku ini sampe halaman berapa Fen ? Sombong Lo ya ngga mau jawab, oke gue cari sendiri, cuma buat Lo doang nih gue mau baca buku Fen "

Fajri mulai membacakan buku yang memang sanggat Fenly sukai, semenjak Gilang meminta pada Fajri untuk menjaga Fenly, sedikitpun dia tak pernah meninggalkan Fenly, ia menyukai berada di rumah sakit sambil menjaga Fenly, mungkin membacakan Fenly buku yang ia sukai akan menjadi kegemaran baru bagi Fajri.

Fajri masih asik membacakan buku untuk Fenly, tanpa Fajri ketahui perlahan Fenly membuka matanya dan tersenyum saat melihat Fajri yang sedang membaca buku.

" Sampe sini dulu ya Fen ! Inget ya sampe halaman 134 oke ! Besok ingetin biar gue ngga ngulang bacain Lo buku ini, heran gue kenapa Lo suka banget sama buku ini, gue juga lupa kalau gue udah bacain buku ini berkali-kali... "

" Makasih ya Ji... Besok biar gue baca sendiri " kata Fenly sambil tersenyum

Fajri segera menutup buku yang ia pengang dan kini menatap Fenly yang mencoba duduk, dengan cekatan Fajri membantu Fenly untuk duduk.

" Makasih ya Ji " kata Fenly pelan

" Gue panggil bang Ricky dulu ya ! " Kata Fajri yang hendak pergi untuk memanggil Ricky

" Aji... Jangan tinggalin gue sendiri ! Gue takut... Lo disini aja ya "

Fajri menghentikan langkah kakinya dan kini kembali ke sisi Fenly, Fajri mengangguk dan kembali duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur Fenly. Fajri mengetikkan pesan pada Shandy dan Gilang memberi tahu tentang Fenly yang saat ini sudah sadar.

" Maafin gue ya Fen, gara-gara bang Han Lo jadi kaya gini... Gue ngga bisa bayangin waktu Lo ada di dalam peti dan dikubur hidup-hidup pasti ngga enak banget ya "

Fenly terseyum tipis, jika ia mengingat lagi bagaimana ia tidak bisa melihat apapun, bagaimana tiba-tiba rasanya suhu ruangan terasa dingin, mendadak udara lenyap dan ia kesulitan bernafas. Semua hal yang membuat Fenly ketakutan setengah mati. Entah kenapa saat ia menginggat lagi kejadian itu tubuhnya mendadak bergetar hebat, telinganya berdengung dan kepalanya terasa berputar.

" Fen... Lo ngga papa ? Fenly... Fen... "

" Engga... Jangan ! Jangan kubur gue ! Gue belum mati ! Gue ngga mau " kata Fenly panik sambil menarik rambutnya dan sesekali memukul kepalanya

" Fen jangan ! Fenly Lo kenapa ? " Fajri makin khawatir dengan keadaan Fenly

Dengan cepat Fajri menekan tombol yang ada di samping tempat tidur Fenly untuk memanggil Medis. Kini Fenly tengah diperiksa ia terus berteriak dan meronta hingga akhirnya Ricky menyarankan untuk memberikan obat penenang pada Fenly.

T I T I K || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang