19 ~ Lengkungan Patah

1K 194 112
                                    

Terbesit rasa nyaman tapi hati masih kecewa
Ingin tinggal tapi kaki terus melangkah pergi
Terperangkap pada lengkungan patah
Sedih, sakit dan air mata tak berkesudahan


~ Fenly

Aku memasuki sebuah kamar yang didominasi warna abu-abu, kamar ini lebih dari sekedar bagus dan nyaman, aku menyukai kamar ini, bang Gilang juga sudah memindahkan barang ku yang dulu berada di rumah kak Shandy ke kamar ini. Tunggu jadi sebelumnya aku tinggal dengan kak Shandy ? Aku menggaruk kepalaku dan berusaha tidak memikirkan hal ini lagi.

Kali ini perhatian ku jatuh pada handphone milikku yang belum berhasil ku buka karna aku belum berhasil menginggat kata sandi handphone milikku sendiri. Aku sudah mencoba semua kata yang berhubungan dengan ku, tapi masih saja gagal.

" Ya Tuhan Fenly... Lain kali baiknya Lo ngga bikin ribet diri Lo sendiri deh, apa ya ? Apa mungkin nama gue sama Nada ? Dia kan cewe gue mana tahu nama dia kan " aku mencoba memasukkan nama Nada dan gagal

Aku kembali mengetuk kepalaku karna tak berhasil menginggat apapun, aku rasanya frustasi sekali saat ini, sebenarnya aku bisa saja membeli handphone baru tapi dari handphone ini harusnya akan ada banyak hal yang bisa membantuku menginggat lagi, tapi aku malah gagal membuka handphone milikku sendiri. Kini dengan rasa ragu dan putus asa aku kembali mengetikkan sebuah sandi yang aku sangat yakin ini tidak akan berhasil.

" Berhasil... " Kataku yang kini tak percaya aku berhasil membuka handphone milikku itu

" Shandy&Fenly ? Kenapa aku bisa memakai nama kak Shandy ? Apa iya aku sedekat itu dengan Kak Shandy ? "

Ku coba mencari tahu dengan membuka galeri foto yang ada di handphone tadi, dan benar saja aku punya banyak foto ku dengan kak Shandy dan beberapa foto ku dengan teman yang lain juga. Aku terus mencari tahu tentang apa yang terjadi melalui handphone ku itu, aku tertarik dengan sebuah folder dengan nama Kak Shandy di handphone milikku itu, folder tadi berisi sebuah rancangan diorama, dari rancangan itu aku sedikit bisa menebak banyak peristiwa meski tidak mengingat satupun peristiwa.

Kini aku mendapat pesan masuk dari kak Shandy, aku membuka pesan tadi tapi lebih tertarik membaca pesan yang ku kirim sebelumnya pada kak Shandy, aku mengirimkan puluhan kata maaf padanya, aku mengatakan jika aku bisa menjeskan semua kesalah pahaman antara aku dan kak Shandy tapi salah paham apa ? Aku memilih tidak membalas pesan yang dikirimkan kak Shandy, entah dulu kami sedekat apa, tapi jika dia menganggu bang Gilang dan membuat bang Gilang sedih aku tak menyukainya, permintaan maaf yang ku kirimkan padanya dulu juga tidak ia balsa jadi ku rasa kita impas sekarang.

" Fen... Lo lagi ngapain sih ? " Tanya bang Gilang yang kini duduk disebelahku

" Bang.... Tolong kasih tahu gue kenapa gue di sini minta maaf sama kak Shandy ? Kenapa Lo benci dia ? Kenapa bang ? Gue ngga mau kebingunggan, karna ini ganggu banget " kataku sambil menunjukkan pesan yang ku kirimkan pada kak Shandy.

" Gue ngga mau Lo sakit Fen, jadi lebih baik Lo lupa aja tentang itu "

" Gue lebih pilih sakit daripada kebingungan bang, bang tolong kasih tau gue "

" Oke gue bakal kasih tahu, Fen Lo itu sayang banget sama Shandy bahkan sekalipun dia kasar ke Lo, Lo bakal tetep maafin dia. Awalnya Shandy juga sesayang itu sama Lo, dia ngga akan biarin Lo lecet sedikitpun, dia ngga bakal rela liat Lo nangis, bahkan Lo Deket sama gue aja dia cemburu. Tapi semua berubah setelah Samuel Dateng, tuh curut ngaku sebagai adik kandung Shandy dan semenjak ada dia, Shandy berubah ke Lo, Shandy cuma percaya Samuel dan dia mulai kasar sama Lo "

" Berulang kali Shandy kasar ke Lo tapi Lo milih buat lupain dan selalu minta maaf ke Shandy, padahal Lo ngga salah. Samuel licik banget dia rancang rencana biar seolah Lo selingkuh sama pacarnya Shandy, Shandy percaya apa yang dibilang Samuel sampe akhirnya dia pukulin Lo kaya gini... Gue ngga ngerti kenapa Lo sesayang itu sama Shandy "

T I T I K || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang