~LIMA.

216 28 2
                                    

"Wonyoung!"

"Apa ?"

"Nih" Yujin memberikan sebuah buku padanya

"Ini mah buku tugas matematika gue, kok bisa ada di lo ?"

"Tadi pas ke ruang guru, Ms Lee kasih ini ke gue, katanya ketinggalan di meja dia jadi sekalian suruh kasih Lo"

Wonyoung mengangguk, "Okedeh, makasih ya"

"Sama sama. Lo kok baru keluar kelas ?"

Wonyoung memasukkan buku nya kedalam tas, "Iya habis dari ruang ekskul ngasih tugas ke Kak Sakura, malah kelewat ghibah sama dia"

"Ghibah Mulu heran" ucap Yujin sambil geleng-geleng, "Yaudah deh kalo gitu gue duluan ya mau ke ruang ekskul karate dulu"

"Lah, lu anak karate ?"

Yujin terkekeh, "Iya dong, enak bisa satu ekskul sama kak Yuri sekalian tebar pesona, dikit"

Wonyoung yang mendengarnya pun seketika jengkel, "Apa banget sih"

"Gakpapa lah deketin dia, mumpung belum ada yang punya"

"Bukannya dia straight ya ?"

Yujin mengedikkan bahu, "who know ?. Dah lah, duluan ya gue"

"Ya ya, hati-hati"

Yujin berlari meninggalkan koridor. Wonyoung jadi kepikiran kata-kata Yujin tadi. Tentu dia tidak ingin tinggal diam melihat Yujin yang sepertinya gatal sama Yuri, sejujurnya tidak mau idola nya didekati anak seperti dia.

"Gue rasa dia straight sih" gumamnya sambil berjalan pergi

"Siapa yang straight ?"

"Itu, kak Yuri"

"Eh ?" Seketika tersadar akan suara seseorang dibelakangnya, ia langsung menoleh, Yuri berada di belakangnya sambil menatapnya penuh dengan tanya

"So-sori kak gak maksud" ia jadi salah tingkah, menundukkan wajahnya yang terlihat memerah karena sangat malu, ia merutuki dirinya yang asal bicara

"Gue-bener-bener minta maaf kak" ujar Wonyoung dengan raut muka seperti mau nangis, jarinya tidak bisa diam

Yuri menatapnya datar, dalam hati ia merasa lucu dengan ekspresi wajah Wonyoung, ingin rasanya ia mencubit kedua pipinya itu. Tapi ia malah tertawa, "Hahah, sumpah lo harus lihat ekspresi wajah Lo sendiri, lucu banget sumpah gemes" ia mencubit sebelah pipinya. Membuat wajah Wonyoung semakin merah.

Shit, Jo Yuri.

"Sori banget kak sumpah, gara-gara Yujin nih ah"

Tawanya berhenti, "Emang Yujin ngomong apa soal gue ? Tadi emang papasan sih disana"

Wonyoung semakin merutuki dirinya karena salah ngomong, "ah, e, enggak sih bukan apa-apa" balasnya terbata-bata, "Kok kakak belum pulang ?"

Yuri menepuk kening, seakan ingat dengan tujuannya kesini, "Anterin gue!"

"Anterin ? Kemana ?"

"Toko peralatan olahraga, mau gak ?" Kata Yuri to the point

Walau merasa aneh tapi jawaban Wonyoung, "Boleh. T-tapi kenapa harus sama gue ?"

"Ya gue mau nya sama Lo"

Wonyoung menghela nafas pelan mendengarnya, lagi-lagi ia berusaha menetralkan jantungnya yang dag-dig-dug

"Bercanda, serius banget sih. Udah ayo nanti keburu sore Lo dicariin lagi"

Ia langsung melangkah lebih dulu meninggalkan Wonyoung,

Hi, Penggemar rahasia! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang