Sekarang Yuri dan Wonyoung sedang membantu Leeseo menyiapkan perlengkapan untuk Kemping Pramuka nya besok. Wonyoung berulang kali mengecek pakaian dan celana panjang untuk tidur, perlengkapan kemping seperti selimut, senter dan alas untuk tidur di tenda sampai baju seragam. Ini pertama kalinya juga bagi Yuri dan Wonyoung harus repot-repot di malam hari begini menyiapkan semuanya.
"Bunda, Leeseo lupa kalau kemarin dikasih atribut tambahan buat dijahit" ucap Leeseo tiba-tiba sambil menunjukkan atribut di tangannya
"Kamu tuh kebiasaan deh, ini udah malam gini mana ada tukang jahit yang buka" omel Wonyoung
"Maaf, aku lupa, ini baru dikasih kemarin"
Yuri datang setelah keluar untuk membeli baterai senter dan keperluan yang kurang. Lihat Wonyoung yang sepertinya sedang marah itu, dia tahu kalau ada sesuatu yang kurang.
"Nah kan.."
"Gimana dong ?" Anaknya panik sendiri
"Yaudah sini Mommy jahitin. Bunda bantu siapin yang lain aja" ujarnya pada mereka berdua
"Eh?? Bisa ?" Wonyoung merasa tidak yakin, Yuri tidak bisa jahit menjahit
Yuri tersenyum, "Kamu lupa kalau jimat keberuntungan itu sepenuhnya aku yang jahit ?"
"Ahh..." Wonyoung tersenyum penuh nostalgia, "Bener juga ya"
"Jimat keberuntungan apa Bunda ?"
Wonyoung tersenyum penuh ambigu padanya, "Harta paling berharga yang pernah Mommy kasih ke Bunda"
Leeseo manggut-manggut sambil kedua matanya mengerjap penasaran, "Leeseo juga mau dong"
"Iya nanti Mommy buatin, sekarang kita urus ini dulu ya"
Keduanya mengangguk, lalu Yuri keluar kamar dan masuk ke kamar miliknya. Membuka beberapa kotak di dalam lemari, seingatnya saat pindahan ada dari salah satu kardus itu jarum dan beberapa gulung benang, perlu waktu untuk mencarinya tapi akhirnya ketemu juga.
Pokoknya demi sang Anak, ini harus bisa dijahit mau bagaimanapun hasilnya nanti yang penting usaha. Yuri memasukkan benang dengan hati-hati, geram memang benangnya susah masuk kedalam lubang jarum sampai keringat bercucuran, setelah bisa ia mengikatnya lalu mulai menjahit pola memutar bermodalkan cara yang ia lihat dari Youtube. Sebenarnya dia mau telpon Sakura atau Hitomi supaya membimbingnya, tapi tidak mungkin mengganggu mereka malam-malam begini.
Yuri selesai dengan jahitan untuk bagian papan Nama, yang kedua adalah atribut Wilayah, makin susah saja ini dipikir-pikir. Tengkuk dan Punggungnya sampai pegal gara-gara terlalu lama menunduk.
"Anjirlah, besok-besok belajar jahit pake mesin jahit aja, lebih gampang" keluhnya sendirian
1 Jam 30 Menit, akhirnya selesai dijahit semua. Memang sih tidak rapi, asalkan dijahit dan tidak sampai lepas dari bajunya sudah bagus. Bersamaan dengan itu, Wonyoung masuk ke dalam kamar. Ia tersenyum lalu duduk disampingnya.
"hebat banget istri aku" pujinya
Pujian itu langsung membuat Yuri melambung tinggi, pastinya dong dia sudah susah payah.
"Besok-besok belajar jahit aja lah, lumayan ongkos buat bayar tukang jahitnya jadi buat aku" Yuri cengengesan
"Kayaknya bagus tuh jadi penjahit ketimbang jadi pekerja kantoran" celetuk Wonyoung, yang entah ada maksud tersembunyi atau tidak dari omongannya
Yuri menatapnya heran, "Sama aja kok. Penjahit kalau lagi serius banget sama pekerjaannya bakalan lupa waktu, bahkan dia gak sadar kalau ternyata ada orang yang manggil-manggil dia buat minta jahit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Penggemar rahasia! ✔
FanficAnjir, cantik banget, pengen nangis! ~Jang Wonyoung~ Gimana ? Makin bangga gak sama gue ? ~Jo Yuri~ ✨FF IZ*ONE pertama ✨GxG ✨18+🔥 ✨Original ✨Hanya fiksi Status : COMPLETE! Enjoy !~