Dua mobil Fuso box berhenti di depan sebuah rumah bergerbang putih disusul sebuah mobil sedan berhenti dibelakang Fuso itu. Seorang gadis menatap rumah itu dengan tatapan asing.
"Ini rumah nya, Bun ?" Tanya nya
"Iya. Lebih kecil dari yang dulu sih, yang penting nyaman buat kita tinggalin"
Gadis itu mengulum senyum lalu mengangguk pelan.
"Kita akan mulai lagi semuanya dari awal disini. Wonyoung mau kan ?"
Gadis itu kembali tersenyum tapi tatapan matanya menunjukkan sebuah luka. Sang Bunda menepuk pucuk kepalanya pelan lalu melangkah keluar mobil. Dilihatnya sang Bunda yang berbicara dengan para petugas penyewa jasa pindah rumah, beberapa diantara mereka mulai membuka pintu mobil lalu mengeluarkan barang-barang dari dalamnya.
Wonyoung ragu ingin keluar, dia pasti tidak diperbolehkan untuk membantu dan takutnya malah mengganggu pekerjaan orang-orang itu. Dari dalam mobil, kembali ia melihat rumah barunya itu. Rumahnya tampak usang dan agak kuno, di beberapa bagian rumah catnya sudah mengelupas. Atapnya yang berwarna merah itu sudah ada beberapa bagian yang retak, sedikit tidak terurus. Wonyoung yakin kalau hujan pasti akan bocor, tapi kelihatannya rumah ini cukup kuat.
Kalau Kakeknya lihat keadaan rumah baru mereka ini, dia pasti akan langsung memperbaiki bagian yang rusak bahkan mungkin menggantinya dengan yang baru. Harus menunggu sampai beberapa bulan saat Kakeknya berkunjung kemari.
Bunda nya mengetuk jendela kaca mobil, membuyarkan gadis itu dari lamunannya.
"Kamu gak mau lihat kamar mu ?" Tanya nya kemudian menoleh kebelakang, jari telunjuknya mengarah ke lantai dua rumah itu, "Di lantai dua. Ayo turun!"
Dengan ragu, akhirnya Wonyoung keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah.
"Nanti bunda mau tanam tanaman disini, daripada dibiarkan kosong" komentarnya saat melihat Wonyoung mengamati sebuah lahan kecil yang ditumbuhi rerumputan pendek didepan rumah. Wonyoung mengangguk sebagai balasan lalu lanjut masuk ke dalam rumah.
Para petugas itu sibuk meletakkan barang-barang sesuai arahan dari sang ketua. Bunda nya menuntun Wonyoung ke lantai dua lalu berhenti di tangga teratas, di depan sebuah pintu berwarna putih itu kelihatan sedikit berdebu, warna sudah agak menguning.
"Nanti Wonyoung bisa hias sesuatu disini supaya pintunya lebih menarik dilihat" ujar Bunda nya
"Wonyoung udah besar, gak perlu dihias pake stiker kelinci atau princess lagi" jawabnya sedikit merengek
Bunda Jang tersenyum teguh lalu sebelah tangannya memutar kenop dan membuka pintu itu sepenuhnya. Ruangan itu agak luas untuk dijadikan kamar miliknya, matanya berkeliling ke penjuru kamar yang masih kosong itu, tak lama para petugas memindahkan barang ke dalam.
"Rencana nya bunda mau beli wallpaper atau mungkin dicat ulang, itu terserah kamu mau yang mana"
"Begini juga gakpapa, Bun. Kita pindahan juga udah keluar biaya banyak, belum lagi nyewa jasa pindahan begini"
"Kita kan pindahan gak sering, lagi juga rumah yang lama ke jualnya dengan harga yang cukup tinggi dan rumah ini juga gak mahal-mahal banget. Beli wallpaper atau cat juga gak semahal itu, jadi kamu gak perlu khawatir. Yang perlu kamu khawatir itu adalah letak lemari buku kamu mau diletakin dimana, dan menyusun tumpukan buku-buku kamu"
Bersamaan dengan ucapan Bunda nya barusan, dua orang petugas mengangkat sebuah lemari buku berbentuk kotak persegi berwarna ungu itu ke dalam ruangan. Dengan segera dia mengarahkan petugas itu untuk menaruh nya di tempat yang Wonyoung mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Penggemar rahasia! ✔
FanficAnjir, cantik banget, pengen nangis! ~Jang Wonyoung~ Gimana ? Makin bangga gak sama gue ? ~Jo Yuri~ ✨FF IZ*ONE pertama ✨GxG ✨18+🔥 ✨Original ✨Hanya fiksi Status : COMPLETE! Enjoy !~