~DUA PULUH TIGA.

116 14 2
                                    


DEG

Aduh, apaan lagi sih ? Perasaan gue gak enak deh. Ya Tuhan, semoga kak Yuri baik-baik aja disana

"Wonyoung ? Kenapa berhenti makan ?"

"Gakpapa bunda. Ini Wonyoung udah selesai"

Gadis itu berdiri dari kursinya, menaruh bekas piring makannya di wastafel

"Piringnya biar bunda aja yang cuci"

"Gakpapa biar Wonyoung aja"

Lantas ia pun mencuci bersih piring bekas makannya itu. Setelah selesai, ia berjalan ke arah kulkas dua pintu nya dan membuka pintu bagian bawah dan mengambil sekotak susu yang lalu ia menuangkan susu ke dalam mug berbentuk kelinci dan ia bawa ke kamarnya.

"Bunda, Wonyoung ke kamar ya"

"Iya sayang. Good night Wonyoung"

"Good night too Bunda" cup ia mengecup pipi bunda nya lalu berjalan ke lantai atas.

TAP
TAP
TAP

Ceklek

Ia meletakkan mug itu di atas nakas, lalu berjalan ke lemari bajunya untuk berganti baju piyama.

Tok..tok..tok..

"Masuk Bunda"

Bunda nya berdiri diambang pintu, lalu tersenyum kearahnya, "Kamu yakin besok gak mau ikut ?"

Wonyoung tampak berpikir, sambil mengulum bibirnya, "Yakin bunda. Lagipula bunda juga kan jarang ngumpul sama teman-teman kuliah bunda dan mama nya kak Yuri juga datang kan, jadi bunda datang aja gakpapa"

Bundanya masuk ke dalam kamar, lalu duduk di pinggiran kasur, "Kamu gak mau ikut karena Yuri gak ada kan ?"

"I-iya begitulah hehe"

"Iya emang dibebasin sih mau bawa anak atau enggak. Gakpapa bunda tinggal semalaman ?"

"Gakpapa bunda, nanti kan ada Hitomi sama Nako kesini. Mungkin hehe. Mereka belum ngabarin sih mau kesini atau enggak"

Bunda nya tersenyum, "Iya. Kalau mau nginap dirumah mereka juga gakpapa, asal kabarin bunda aja"

"Iya pasti ngabarin bunda" ia ikut duduk disamping bunda nya, "Bunda senang-senang aja disana, nikmatin waktu sama teman-teman mumpung.. sama-sama lagi ada waktu"

Bunda nya menatap wajah Wonyoung, tangannya terulur untuk menyelipkan rambut Wonyoung yang tergerai, "Anak bunda udah besar ya ternyata, dulu setiap bunda mau pergi pasti selalu nangis, mau nya ikut dan mau nya ditemenin, selalu begitu deh sampai kamu masuk SMP"

Wonyoung terkekeh, "Ya kan dulu Wonyoung masih kecil Bun, udah gitu baru pindah kesini, jadi belum ada teman bermain. Teman Wonyoung waktu itu cuman bunda.. dan.. kak Yuri?"

Bunda nya menyandarkan kepala Wonyoung di bahu nya lalu mengelus pucuk kepala nya lembut, "Kalau dipikir-pikir benar juga sih, kamu semakin hari semakin kuat. Semakin ceria. Semakin semangat. Semakin cantik. Semakin tinggi, mungkin ? Atau bunda yang makin menciut ya ?" Mereka berdua tertawa

"Wonyoung cantik sama tinggi kan juga karena bunda"

"Iya tapi kalau makin kuat, makin ceria, makin semangat itu karena Yuri"

Wonyoung terdiam. Penuturan bunda nya adalah 100% benar. Wonyoung pun merasakan itu. Merasakan dirinya perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

"Betul kan kata bunda ?"

"Eh apa ?"

"Iya karena Yuri. Bunda bersyukur Yuri bawa pengaruh baik ke kamu"

Hi, Penggemar rahasia! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang