Yuri berdiri didepan cermin panjang di kamar. Memeriksa penampilannya sebelum keluar kamar; Blazer hitam serta celana bahan panjang berwarna senada, kemeja blouse panjang berwarna putih. Rambutnya dia ikat kebelakang kepala menyerupai ekor kuda. Yuri sebenarnya agak lelah, belakangan sering pulang larut malam, dan juga kurang tidur karena harus mempersiapkan berkas ini-itu untuk pembukaan cabang kantor baru di luar Negeri Minggu depan.
Setelah semua selesai, ia mengambil tas dan laptop kantornya dari meja lantas keluar kamar dan menaruhnya di sofa. Langkahnya ringan ketika mencium aroma sarapan Pagi yang istri tercintanya buat. Senyumnya mengembang ketika menemukan sang istri sedang bersenandung ria sambil menyiapkan sarapan.
Ia datang menghampiri dan memeluknya dari belakang. Mencium aroma tubuhnya yang wangi. Wonyoung tidak menoleh, tapi Yuri tahu kalau dia juga tersenyum.
"Roti panggang, telur ceplok dan red Beans lagi gakpapa kan ?" Tanya Wonyoung
Yuri melepaskan pelukan mereka agar Wonyoung bisa meletakkan masakan itu di piring. "gakpapa dong, kan udah aku sering bilang, apapun yang kamu masak dan sediain pasti aku makan" balas Yuri lalu duduk di kursi meja makan dan meminum teh nya
Tak lama, terdengar langkah kecil nan girang turun dari tangga. Terdengar suara berisik dari gantungan tas yang gadis itu gantungkan di resleting tasnya.
Dia melongokkan kepala, "Ohayou Mommy, Ohayou Bunda" kata nya girang lalu duduk di kursi seberang Yuri
Yuri mengerutkan kening mendengar sapaan itu, "Habis baca kamus Bahasa Jepang ?"
Leeseo tertawa, "Enggak. Waktu kemping Pramuka, Rei ngajarin aku sama Jiwon bahasa Jepang malam-malam. Seru deh, Mom!"
"Oh ya ? Coba apa aja yang dikasih tau sama Rei"
Senyum mengembang di wajahnya lalu sejenak berpikir. Sarapan sudah lengkap dan tersaji di depan mereka, Wonyoung duduk disamping Yuri.
Leeseo mulai menyebutkan satu per satu kosakata Bahasa Jepang yang teman nya beritahu.
"Ohayou artinya Pagi, Konnichiwa itu artinya siang dan malam itu bahasa Jepangnya Konbanwa"
Yuri dan Wonyoung mengangguk.
"Sambil dimakan sayang sarapannya" sela Wonyoung
Leeseo terkekeh, lalu mengambil roti panggang dari piringnya lantas memakannya, "Samui itu artinya dingin, atsui itu artinya panas. Watashi itu artinya saya. Kirei itu artinya cantik atau indah. Kawaii itu artinya imut, tapi cantik juga bisa sih, Mom"
Yuri sama Wonyoung manggut-manggut saja mendengarnya. Kurang lebih artinya tahu karena waktu dibangku SMA mereka mempelajari ini.
"Terus apa lagi?" Sahut Yuri sambil mengelap bibir Leeseo yang belepotan sama remah roti
"Okaasan itu artinya Ibu. Ayah itu... hmm... hehe lupa"
"Otousan"
"Lho, Bunda tau ternyata ya ?"
Wonyoung tersenyum lalu mengangguk.
Sarapan mereka sudah habis tapi Leeseo masih bicara. Dia terlihat senang dengan topik pembicaraan itu.
"Suki itu artinya suka. Kirai itu artinya benci. Daisuki itu artinya suka banget. Aishiteru artinya mencintai. Ah, Rei kasih aku contoh kalimat itu"
Leeseo berdeham, lalu menegakkan postur duduknya sambil menghadap Yuri dan Wonyoung, raut wajahnya kali ini agak serius, membuat keduanya ikut memperhatikan dengan serius.
"Mommy, Bunda, Aishiteru. Leeseo cinta Mommy dan Bunda" katanya sambil tersenyum
Kata-kata itu terdengar sangat imut di telinga Yuri. Ia bisa melihat itu dari matanya yang polos. Pagi ini Yuri mendapatkan semangatnya kembali. Dengan sepiring sarapan hangat dari sang istri tercinta nya, juga kata-kata cinta dari sang anak tersayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Penggemar rahasia! ✔
FanficAnjir, cantik banget, pengen nangis! ~Jang Wonyoung~ Gimana ? Makin bangga gak sama gue ? ~Jo Yuri~ ✨FF IZ*ONE pertama ✨GxG ✨18+🔥 ✨Original ✨Hanya fiksi Status : COMPLETE! Enjoy !~