"satu hal yang sangat ku takutkan dalam sebuah ikatan yang sakral yaitu hanyalah sebuah perpisahan"
Pagi yang sangat cerah dengan gemuruh kicauan burung-burung berterbangan seolah-olah lupa dengan sebuah perasaan kecewa yang dialami seorang pria bak artis korea itu berada dalam sebuah situasi yang tak mungkin semua orang rasakan. Perasaan kecewa terhadap kenyataan yang mengharuskam ia berada dalam sebuah ikatan sakral yang mengharuskan ia menikah dengan gadis yang tak ia kenal.
Hari ini adalah hari dimana ia harus bertemu dengan orang tua dari gadis bernama Tiara. Setelah pertemuan kemarin di laksanakan. Anrez mendapat telpon dari papa gasi tersebut untuk menemuinya di kantor Rans Entertainment untuk membicarakan tentang pernikahannya dengan Tiara yang tak lain adalah anak dari pemilik Rans Entertainment.
Suara ponsel yang dari tadi berbunyi pun akhirnya bisa membangunkan seorang Anrez Tiar Adelio yang dari tadi berbunyi menandakan bahwa ada seseorang yang tengah menelfonnya. Sapa lagi kalau bukan Nuca sahabatnya dari kecil tengah menganggunya dengan hal-hal yang menurut Anrez sangat tak masuk akal.
Nucasianjing
Calling"HEH BANGUNG NJING UDAH SIANG LOL" kata nuca yang sangat sebal dengan sahabatnya yang satu ini. Selalu saja kebo padahal dulu saat Anrez tidur dirumahnya tak sekebo sekarang.
Anrez yang notabenya nyawanya belum sepenuhnya masuk dalam raganya terlonjak kaget mendengar suara nuca yang begitu keras seperti toa masjid.
"HEH BANGASAT KAGET GUE" kata Anrez dengan mengelus dadanya yang dag dig dung dengan ulah Nuca yang tak memiliki otak.Nuca yang mendengar keluah anrez pun tertawa terbahak-bahak seolah-olah hal yang ia lakukan hanyalah sebuah lelucon
"Hahahah.....,udah siang lo jadi ke markas nggak katanya mau cerita lo"kata Nuca dengan tawa khasnya membayangkan expresi Anrez yang sangat kocak.
"Ketawa aja lo untung gue nggak punya penyakit jantung, iya entar gue kasih kabar lagi."kata Anrez lalu melihat kearah jam yang berada di samping meja tempat tidurnya. Tanpa mematikan telponnya dengan Nuca, Anrez panik bukan main karena sekarang telah pukul 09.00 yang artinya mengharuskan ia untuk segera bersiap-siap untuk bertemu dengan camernya."anjir gue telah" gerutu Anrez, ia pun segera berlari ke kamar mandi untuk mebersihkan diri.
"Kenap.."
Tut..tutt..Nuca pun dibuat kesal oleh Anrez karena sebelum ia menyelesaikan ucapannya telponnya pun telah dimatikan secara sepihak oleh Anrez. Anrez pun segera bersiap dan berangkat ke alamat yang telah di berikan oleh pihak Raffi. Btw kalau boleh tahu semalam setelah kejadian memukuli samsak yang berada di balkom kamarnya Anrez mendapatkan telpon orang yang tak di kenal dan tak di sangka-sangka ialah calon mertuanya sendiri siapa lagi kalau bukan Raffi Ahmad sendiri yang menghubung'i Anrez untuk menemuinya pagi ini untuk membicarakan beberapa hal yang harus dilakukan.
Flasback on
Setelah menuntaskan segala keresahannya dalam pukulan bertubi-tubi ke samsak akhirnya Anrez pun mengakhir'i kegiatan itu dengan deru nafas yang ngos-ngos dengan begitu Anrez merasa cukup lega dengan segala kekesalannya. Saat sedang mengistirahatlan diri di temani cahaya bulan tengah malam Anrez pun di kejutkan dengan suara ponsel yang berbunyi nyaring menandakan bahwa ada seseorang yang menelfonnya. Sesegera mungkin Anrez mengambil ponselnya yang berada cukup jauh dalam jangkauannya. Setelah mengambil ponselnya Anrez terkejut dan agak krbingungan karena nomer yang sedang menghubunginya adalah nomor yang tak di kenal. Tak seperti biasanya ada seseorang yang nomornya tak ia kenal bisa memiliki nomer ponselnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285447737-288-k868425.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Aku (TIREZ)
FanfictionMenceritakan sebuah kisah perjodohan konyol oleh sepasang sahabat yang tak bisa bersatu. Anrez Tiar Adelio, yang terpaksa memenuhi janji yang telah si buat oleh kakeknya. "Aku beruntung bisa memilikimu, tapi dia lebih beruntung bisa mengambil semua...