38. Sakitmu Juga Sakitku

344 15 0
                                    

Rasanya menyesakkan dada
Seolah aku bisa merasakan sakit yang ia rasakan



Happy Reading

Bagaikan sebuah bola yang dilempar dan langsung mengenai dada, rasanya sungguh menyesakkan. Sama seperti yang aku lihat saat ini. Sebuah pemandangan yang tak ingin aku lihat selagi aku masih hidup. Dua orang yang dulunya seperti kakak dan adik kandung, sekarang berubah menjadi singa yang menerkam seekor ayam.

"ASTAGFIRULLAH MAS BAYUU!!!" teriakku.

Aku berlari sekencang mungkin untuk memisahkan dua orang yang tengah berkelahi ini. Sebenarnya hanya satu yang mendominasi perkelahian.

"Cukup Mas, jangan pukuli dia. Aku mohon Mas," ujarku memohon kepada Mas Bayu.

Semarah-marahnya aku kepadanya, aku tetap tak tega melihatnya kesakitan seperti itu.

"Kamu masih belain bajingan ini Reyn?!! Ingat kamu itu udah dibuang sama dia!!" balasnya.

"Aku nggak pernah membuang Reyna!! Aku kesini cuma mau minta maaf dan menjemput anak istriku!!" ujar Mas Rendra. Ya, orang yang sedari tadi dipukuli Mas Bayu adalah suamiku.

"JANGAN HARAP KAMU BISA BAWA MEREKA DARI RUMAH INI!!!!" bentak Mas Bayu.

Aku melangkah maju dan berniat menghalau pukulan Mas Bayu. Tapi naas, malah aku yang kena pukulan Masku itu.

"Awwww," keluhku. Sumpah ini sakit banget tapi aku mencoba bersikap biasa saja.

"REYNN.......," teriak Mas Rendra mendekatiku.

"Kamu nggak apa-apa?" tanyanya. Aku menggeleng.

Mas Rendra berdiri dan entah mengapa ada kemarahan yang besar di matanya.

"MAS, KAMU URUSANNYA SAMA AKU!!! BUKAN SAMA REYNA!!! AKU TERIMA KAMU HAJAR, SAMPAI MATI PUN AKU RELA, TAPI AKU NGGAK RELA KALAU KAMU MENYAKITI ISTRIKU!!!!" bentak Mas Rendra sambil memukul Mas Bayu.

Aku bingung harus dengan cara apa memisah mereka. Mas Rendra kalah karena tenaganya sudah tak sebagus Mas Bayu. Tiba-tiba Mas Bayu menarik kerah baju Mas Rendra.

"Mas Bayu mau bawa kemana suamiku?!!" teriakku.

Aku takut Mas Bayu benar-benar menepati kata-katanya untuk menghabisi suamiku. Apalagi di rumah nggak ada siapapun. Kenapa juga Mas Rendra kesini nggak ngabari dulu. Kalau aku tahu dia akan kesini, aku akan mencegahnya karena emosi Mas Bayu terhadap dirinya masih sangat tinggi.

"Kamu nggak perlu ikut campur Reyn!!! Ini urusanku dengan bajingan ini!!!!" balas Mas Bayu yang semakin emosi.

Aku ikuti mereka karena takut Mas Bayu semakin bertindak nekad. Aku takut suamiku kenapa-kenapa. Ternyata Mas Bayu membawa Mas Rendra ke gudang belakang rumah dan menguncinya disana.

"Mas udah Mas.....Mas Bayu kenapa bisa senekad ini? Lepasin Mas Rendra aku mohon. Aku mohon Mas," ujarku memohon di kaki Mas Bayu.

"Aku mohon Mas.....," ujarku lagi semakin terisak.

Mas Bayu sama sekali tidak menghiraukan ucapanku. Apa dia sudah tidak peduli dengan rintihanku?

Tak lama ia membawa seutas tali dan masuk lagi ke gudang itu. Pikiranku semakin tak karuan. Mas Bayu mau apakan Mas Rendra dengan tali itu?

Terdengar suara cambukan dan rintihan yang mendengarnya saja aku tak tega. Kenapa Mas Bayu tega melakukan semua itu ke suamiku?

"Arrrggghhh......ampun.....Mas...............ampun....Mass.....Arrrgghhhhh.....
sakitttt.....ak-ku.....nggak....a-akan.......meng-ulangi-nya...lagi....," teriak Mas Rendra yang terdengar menyakitkan.

Reyren (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang