Happy Reading
Rumah tangga itu bagaikan sebuah bunga yang harus dirawat setiap hari. Entah diberi pupuk, disiram, atau diobati jika ada penyakitnya. Bunga yang dirawat dengan sepenuh hati akan terus bermekaran dan menjadi bunga yang sangat indah.
Begitu juga rumah tangga yang harus dijaga keharmonisannya. Lantas bagaimana caranya?
Menurut resep yang aku gunakan untuk keluarga kecilku, keharmonisan dapat dipupuk dengan kasih sayang, disiram dengan kepercayaan, dan diperkokoh dengan komunikasi intens.
Tak terasa sudah lima tahun berlalu. Badai besar yang pernah menghantam rumah tanggaku kini berubah menjadi bunga yang mekar setiap saat. Bunga yang dulu sempat layu karena ego dan emosi, kini kembali mekar lagi dan terlihat semakin menyejukkan mata.
"Mama kenapa?" tanya seorang gadis kecil yang menjadi penguat hidupku. Mahardika Ajeng Reysa Putri, anugerah trrindah yang diberikan Allah untukku dan Mas Rendra.
Aku tersenyum, "Mama nggak apa-apa sayang. Kamu kok cemberut?"
Ajeng mendekatiku dan menyentuh dahiku, "Mama nggak panas. Mama sakit? Capek kerja?" tanyanya beruntun.
Gadis kecilku itu memang sangat cerewet kalau aku atau papanya meringkuk di kasur. Dia selalu mengira kalau kami tengah sakit. Hahahaha. Sungguh aku nggak tahu darimana pemikirannya itu datang padahal dia masih duduk di bangku TK Besar.
"Mama cuma kecapekan sayang. Papa kemana?" tanyaku balik.
"Papa di luar lagi ngetik sama nulis Ma," jawab Ajeng.
Alhamdulillah sekarang Mas Rendra dipercaya memegang jabatan Manajer Produksi Lapangan. Sedangkan aku memegang jabatan sebagai Kepala Divisi HRD. Kami memang kembali ke kantor lama setelah Ajeng berusia satu tahun.
"Ma minta susu boleh?" tanya Ajeng lagi.
Ku elus rambutnya, "Minta dibuatin sama Papa dulu ya nak. Mama pusing banget ini," jawabku.
"Bukan susu itu tapi susu kayak Mas Bagas. Ah udahlah aku minta sama Papa aja," ujar Ajeng yang langsung lari keluar.
Bagas adalah anak kedua dari Mas Bayu yang seumuran dengan Ajeng. Disini kami memang tidak berdua, karena ada Mas Bayu dan istrinya yang tinggal tak jauh dari rumahku.
Tak lama Mas Rendra masuk ke dalam kamar dengan wajah khawatir.
"Kamu kenapa Ma?" tanyanya sambil mengelus rambutku.
"Pusing sama mual," jawabku lemas.
"Kita ke dokter aja yuk," ajaknya.
"Paling cuma masuk angin," tolakku.
"Aku pengen makan rujak Mas,"
Entah mengapa aku lagi pengen banget makan rujak.
Mas Rendra menatapku curiga, "Kamu ngidam ya?" tanyanya.
Mau tak mau aku tersenyum malu dan kemudian mengangguk. Hasil test pack nya memang menunjukkan dua garis merah..
"Udah berapa bulan yank?" tanyanya.
"Belum tahu, belum aku cek ke dokter. Baru pakai testpack aja," balasku.
"Alhamdulillah, rejeki yang tak ternilai harganya. Jaga baik-baik calon adiknya Ajeng ya sayangku," ujarnya sambil menghujaniku cium dan pelukan.
Alhamdulillah sebentar lagi anggota keluarga kami akan bertambah. Semoga semua ini menjadi berkah untuk kami kedepannya.
"Perempuan yang dulunya hanya menjadi bahan bullyanku, sekarang menjadi teman hidupku untuk selamanya. Perempuan yang dulunya hanya bisa aku pandang dari kejauhan, sekarang aku bebas memandanginya kapanpun. Takdir Allah memang sungguh indah. Lebih indah dari apa yang berani aku bayangkan. Dulu aku pernah berpikir untuk menyerah, tapi ucapan-ucapan kamu tak secara langsung memotivasi diriku untuk terus maju dan memperjuangkan kamu," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyren (Completed)
ChickLitCinta, Kepercayaan, dan Pengorbanan Orang kalau sudah cinta dan percaya kepada pasangannya, akan melakukan pengorbanan apapun itu tanpa peduli kalau hal itu bisa saja menyakiti dirinya sendiri. Cinta, kepercayaan, dan pengorbanan adalah suatu hal...