PART 4

38 6 0
                                    

Assalamualaikum!

Jangan emosi:)

" Lo gak mau gitu nginep disini? " Pinta Jiwa ke sahabatnya.

" Kapan-kapan aja ya Wa gue belum bilang Mama ni besok juga sekolah gue ga bawa seragam " jawab sintya.

" hemm oke deehh sin, hati hati ya lo dijalan " Melambaikan tangan ke Sintya.

Saat akan masuk kedalam rumah mobil raga sudah masuk kepekarangan rumah dengan cepat sudah terparkir di garasi.
Tapi jiwa tetap melanjutkan langkahnya memasuki rumah.

" JIWAA " Teriak Raga dari luar.

" JIWAAAA " Teriak Raga makin memggema diseluruh ruangan rumah.

Jiwa yang tadi hendak masuk kekamarnya langsung terhenti mendengar teriakan dari raga.

" Apa ga? " tanya Jiwa bingung.

" APA APA LO SENGAJA YA NGIKUTIN GUE SAMA AMIRA TADI DI CAFFE?? " Bentak Raga dengan menggeplak meja.

" Gue ga ada kok ngikutin lo, gue juga gak tau kalau lo juga ada disana Ga!! lagian juga Lo kan gak bilang ke gue kalau lo juga dicaffe itu " Jelas Jiwa kepada Raga dengan raut bingungnya.

" LO SENGAJAKAN PENGEN CARI TAU TENTANG GUE DAN AMIRA KAN?HARUS BERAPA KALI GUE JELASIN KE LO GUE GAK SUDI NIKAHIN LO KALAU BUKAN KARNA MAMA PAPA LO JIWA! " Bentak Raga yang sudah sangat sangat emosi.

" JADI JANGAN COBA COBA NGIKUTIN GUE DAN CARI TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE DENGERRR!! " Raga berjalan maju beberapa langkah Kejiwa.

" Gue udah bilang Raga gue gak ada niatan buat ngikutin lo, lo salah paham Ragaaa " Jiwa mulai menitikkan air matanya karena takut akan suaminya ini.

PLAKKK

Sebuah tamparan mendarat ke pipi mulus Jiwa, ia terpaling kekiri dan mengeluarkan cairan merah disudut bibirnya saking kerasnya tamparan yang diberika oleh Raga.

" BERANI LO NGEJAWAB GUE HA? " Bentak Raga lagi sambil menjambak Jiwa.

Jiwa hanya meringis kesakitan kala rambutnya dijambak kuat oleh Raga.

Raga melepaskan jambakannya dan mendorong Jiwa hingga terjatuh kelantai.

" Awas aja lo kalau sampai gue lihat ngikutin gue lagi " Ancam Raga kepada Jiwa.

Yah lelaki itu salah paham akan istrinya yang tadi tak sengaja satu caffe dengan dirinya, ia fikir jiwa benar-benar mengikutinya dan amira.

Amira yang sempat melihat raga menatap tajam Jiwa langsung memanasi Raga dengan perkataannya yang menuduh seolah olah Jiwa mengikuti mereka bahkan sengaja duduk di meja belakang agar tidak terlihat seperti menguntiti mereka.

Jiwa yang masih terduduk dilantai berusaha untuk tidak menangis lagi bagaimana ia tidak menangis dari kecil ia tidak pernah dipukul bahkan dibentak dalam waktu yang bersamaan.

Hari ini awal dari segala rasa sakit yang akan dialami wanita cantik itu. Ah ralat lebih tepatnya setelah mereka menikah dan pindah kerumah ini.

Jiwa berusaha bangkit dan melangkah masuk kamar, saat dikamar Jiwa hanya menangis.

" Baru dua minggu aku tanpa Mama Papa tapi aku sudah seperti ini, Papa bilang dia yang terbaik tapi apa? aku mencoba buat ngertiin dia, tapi dia malah nuduh aku, apa aku sanggup untuk kedepannya jika seperti ini? " Batin Jiwa yang saat ini penuh dengan pertanyaan.

" Baru dua minggu juga kenapa dia berani bertindak seperti ini kepadaku? " Batinya lagi.

Akhirnya sedetik kemudian Jiwa tidur karna sudah terlalu banyak mengeluarkan air matanya.

Didalam rumah yang besar ini hanya ada kesunyian di setiap harinya ntah mengapa walau dihuni pasutri ini tidak ada menunjukkan gairah kemesraan canda tawa bahkan bicara saja hanya seada dan sebutuhnya saja.

Akan kah waktu berpihak ke Jiwa dan memberikannya sebuah rasa damai yang cukup panjang?

Ntahlah yang pasti Jiwa sedang dalam situasi memperjuangkan.

Semangat cantik nanti kita buat Raga menyesal.

______________________________________

Setelah kejadian semalam Jiwa memutuskan untuk libur sekolah hari ini karena dia rasa memar dipipi kanannya dan juga robekan kecil disudut bibirnya mungkin akan menimbulkan sejuta pertanyaan yang mencuat pada dirinya.

Dia mengirim sebuah pesan kepada sahabatnya itu untuk menitipkan izinnya.

Sedangkan pria yang tidak punya hati itu yah siapa lagi kalau bukan Raga dia sudah berangkat kesekolah dari tadi tanpa meminta maaf atau mungkin sekedar bertanya tentang keadaan istrinya itu.

Begitulah Raga yang sebenarnya jika dia tidak menyukai orang itu dia pasti akan sangat membencinya dia akan memperlakukannya seperti anjing.

Suasana disekolah begitu ricuh hari ini karena kedatangan murid baru bernama ANDER PANGESTU AZEKIEL murid pindahan dari SMA SAMUDRA01 dia ditempatkan satu kelas dengan Sintya dan juga pastinya dengan Jiwa.

Raga yang mendengar kedatangan anak baru itupun hanya bisa berekspresi datar tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulutnya.

" Jiwa mana ga? " Tanya Gio.

" Gak tau " Jawab Raga tanpa mengindahkan pandangannya yang ditujukan kepada sesosok pemuda dengan paras tampan tinggi dan juga bertubuh atletis itu.

" lho kok lo gak tau sih? kan lo suaminya " Dengan dahi berkerut Gio menatap Raga.

" Cuma diatas kertas, kalau lo kawatir cek aja sendiri dia dikelasnya " Ketus Raga dengan berdiri meninggalkan Gio di bawah pohon besar nan rindang.

Raga berjalan dikoridor menuju kelasnya dan tiba-tiba saja ada sesosok perempuan yang menggaet lengan kekarnya, yah siapa lagi kalau bukan Amira siparasit " Sayang " panggil Amira lembut dan juga terkesan genit yang membuat beberapa orang yang ada disana melirik geli dengan ucapannya.

" Apa Sayang? Kenapa? hmm! " Tanya Raga dengan sangat lembut.

" Kamu udah makan? " tanya Amira manja.

" Belum kenapa? jangan bilang juga kamu belum! " Khawatir Raga terhadap Amira.

" Aku mau makannya berdua sama kamu " Amira tersenyum manja kepada Raga.

" Yaudah ayok kita kekantin ya " Ajak Raga kepada Amira yang masih setia bergelayut dilengannya.

Raga Raga harusnya lo mikirin istri lo yang udah lo tuduh seenak jidat lo tampar, untung lo sama Jiwa baru 2 minggu nikah coba udah setahun bisa bisa ditinggal lo Raga Raga bukannya bersyukur dapat istri seperti jiwa yang udahlah cantik,baik,setia dan juga tidak suka mengadu domba orang lain.

Teman-teman Raga tak habis fikir dengan Raga yang masih mempertahankan hubungannya dengan Amira, ntah lah teman-temannya rasa Raga sudah kena pelet oleh manusi berjenjis Amira ini.

Sampai kapan Raga mempertahankan hubungannya ini.

Seenggaknya ia bisa sedikit melirik Jiwa.


Maaf ya kalau buat kalian kesel.
Sabar ya nanti bakal ada kok buat kalian salting malah sampe terjungkal-jungkal;)

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang