PART 12

29 4 0
                                    

Assallamualaikum chinguya.....


" RAGAAA " Panggil Amira dari arah belakang.

Raga sontak membalikkan badannya ke arah suara itu " Apa sayang ?? " Tanya Raga seraya menghampiri Amira.

" Aku boleh pulang bareng kamu gak? " Ucap Amira manja serta tangan bergelayut di lengan Raga.

" Ohhh yaudah yukk " Ajak Raga.

Akhirnya merekapun pergi meninggalkan pekarang sekolah, kini Raga sudah sampai didepan rumah Amira.

" Sayang maaf ya hari ini aku gak banyak waktu buat kamu " Ucap Raga lembut sambil mengelus pucuk kepala Amira dengan penuh arti minta maaf.

" Iyaa sayangg gak papa kok " Jawab Amira dengan senyuman palsunya.

Palsulah orang sebenarnya dia gak mau kalau Raga sama Jiwa banyak waktu yang ada Raga bisa meninggalkan dirinya dan memilih Jiwa karna bagaimanapun Amira bukan wanita bodoh dia tau posisinya sangat tidak mungkin untuk mempertahankan Raga.

Raga melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Jiwa kini sudah siap ia hanya menunggu Raga menjemlutnya sedangkan Sintya masih menemaninya sampai dijemput oleh Raga begitu juga dengan Ander yang sudah sedari tadi sampai kesana.

" Sintya Ander makasih ya kalian udah nemenin aku plus nolongin aku ya " Jiwa menatap keduanya bergantian.

" Maaf ya gue banyak ngerepotin lo Nder " Sambungnya lagi.

" Santai aja Wa udah tugas temen saat temennya susah ditolongin " Ujar Ander seraya melebarkan senyumnya.

" Iya waa santai aja lagian gue gak ngerasa direpotin sama lo kok " Ucap Sintya.

Tiba-tiba pintu ruangan Jiwa terbuka dan menampakkan sosok Raga disana.

" Udah? " Tanya Raga tanpa mengindahkan Ander yang berdiri disana dan langsung membawa tas milik Jiwa dan berlalu begitu saja.

" Udah nih, gaes gue pulang dulu ya makasih ya, oiya Ander gue titip Sintya ya awas lo apa-apain dia " Ucap Jiwa yang berpamitan ke kedua temannya itu.

Didalam mobil kini lagi-lagi hening menyelimuti kedua pasutri itu, hingga akhirnya Jiwa membuka suara " Mama jam berapa kerumah? " Tanyanya dengan tatapan lurus kedepan.

Raga menoleh kearah Jiwa beberapa detik dan kembali fokus lagi kearah jalan " Katanya sih abis maghrib " Jawab Raga lembut bahkan sangat lembut dari biasanya.

Jiwa tampak kaget saat Raga mejawab pertanyaan sederhananya bagaimana tidak Raga yang biasa ia kenal adalah lelaki yang sangat sulit menjawab pertanyaan yang ia berikan bahkan bisa dibilang lebih mengabaikan wanita itu.

Hati Jiwa kini tengah ditumbuhi berbagai bunga yang bermekaran didalam sana melihat perubahan sang suami.

" Yaudah kalau gitu kita ke supermarket dulu gue mau beli bahan makanan! " Pinta Jiwa sembari tersenyum melihat kearah Raga.

" Delevery aja " Ucap Raga lagi dengan lembut.

Kini Jiwa benar-benar merasa hatinya sangat-sangat butuh air untuk menyirami tumbuhan yang berada didalam sana.

Jiwa hanya tersenyum tipis kearah Raga agar lelaki itu bisa melihat dirinya setuju dengan ucapan suaminya barusan.

Sedangkan di posisi Ander dan juga sintya kini mereka tengah sibuk berdebat akan hal yang tidak penting sama sekali.

" Ya lo gimana sih " kesal sintya.

" Lah kan bener yang gue bilang Sin, ntar kalo Jiwa udah punya anak ya pasti anaknya lebih sering disuruh main keluar sama gue atau kalau gak ya Lo " Ujarnya seraya sesekali melihat kearah Sintya.

" Nih ya Nder boro-boro mah punya anak begituan aja juga belom tuh si Jiwa " ucap Sintya santai.

" Lah busett masak iya?? " Kaget Ander dengan melototkan dua matanya.

" He eh serius gue Ander dia sendiri cerita ke gue " Ucapnya lagi santai.

" Yah pantesan aja tuh si Raga kayak harimau kelaparan " Celetuk Ander yang membuat Sintya bingung.

" Lah emang kenapa? apa hubungannya? " Sintya penuh dengan tanda tanya.

" Yah gitulah pokoknya Sin, gue gak mungkin jelasin kebocah ingusan kek lo ntar yang ada gue dikira ngajarin yang gak baik lagi sama lo " Skela Ander.

" Idihh busett lo Nder gue udah gak ingusan anjir " Cetus Sintya.

" Yaudah deh iya " Ucap Ander seraya menghetikan perdebatan unfaedah dirinya dan juga Sintya.

Ya unfaedahlah yang nikah Jiwa yang bahas masalah anak dan rumah tangga Jiwa kok malah mereka sih, cocok ni jadi couple.

______________________________________

Kini Jiwa dan Raga sudah dirumah mereka, Jiwa tadi masuk kerumah digendong oleh Raga karena kondisi kaki Jiwa yang masih bengkak akibat jahitannya yang belum mengering.

Tingnongg....

" Aku buka pintu dulu ya kebawah " izin Raga yang lembut Jiwa hanya menanggapinya dengan senyuman khas milik dirinya.

Ceklek.

" Assallamualaikum sayang sayangnya mama!!! " Ucap Regita mama Raga.

" Waalikumsallam ma!! " Jawab Raga diambang pintu dengan mempersilahkan ibunya itu masuk.

" Mana menantu kesayangan mama?? " Tanya Regita antusias.

" Ada ma di atas " Pasrah Raga dengan raut wajah yang sudah tidak terkondisikan.

" Oke mama ke atas ya kamu juga jangan diam aja disitu!! " Ucapnya seraya menampakkan senyuman ala-ala mak mak menggoda anaknya yang baru menikah.

Tokk..tokk..tokk

" Iyaa masukkk maa!! " Jawab Jiwa dari dalam kamarnya.

Ceklekk

" Lo sayang kamu kenapa?? " Sambil melangkah cepat kearah Jiwa dengan raut wajah penuh kepanikan melihat Jiwa yang benar-benar terlihat seperti boneka ditampal karna kondisi mukanya yang memiliki beberapa tampalan luka dan juga kaki dan tangannya.

" Raga kamu apain Jiwa kok bisa kayak gini ha " Sembari memegang beberapa luka diwajah Jiwa.

Raga kini hanya tertunduk dan bingung untuk jujur atau berbohong kepada ibunya ini.

" Raga jawab kamu apain?? " Tegas Regita kepada Raga dengan tanpa mengalihkan atensi pandangannya pada Jiwa.

" Maaf ma Raga sadar Raga udah salah tapi Raga juga gak mau mama lengser dari keluarga Raga sendiri ma " Batin Raga.

kini ia berusaha memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan ibunya itu.

Jiwa yang melihat ketakutan didalam mata Raga kini ia beranikan untuk menjawab pertanyaan mertuanya itu.

" Ma Jiwa gapapa kok ini gara-gara Jiwa jatuh dari tangga sambil bawa gelas pas Jiwa udah sampe anak tangga paling tengah Jiwa kepleset trus gelasnya jatuh dan pecah pas banget ke kaki Jiwa " Jawab Jiwa dengan menutupi kejadian sebenarnya kepada mertuanya itu.

" Dan pas nancep kacanya nusuk dalem banget ma, Raga yang ngelihat Jiwa udah gak berdaya dibawah langsung bawa jiwa kerumah sakit dan kata dokter lukanya lumayan dalam dan diharuskan dijahit ma, untuk wajah Jiwa ini karena Jiwa jatohnya geliding kebawah makanya dapat beberapa luka juga di wajah " Sambungnya dengan sangat jelas meskipun jelas berbohong demi menutupi perbuatan suami tidak tau diri dan punya hati.

" Ya ampunnn Jiwaaa kamu lain kali tuh hati-hati dong sayang " Ucap Regita sedikit legah dengan penjelasan ala-ala Jiwa itu.

Raga hanya menganga mendengar jawaban ngaur Jiwa demi melindungi dirinya dari ibunya yang akan siap menghambisi hidupnya jika dia jujur yang sebenarnya.

Mulia banget hati lo Ji? Bilang kek yang sejujurnya lengser lengser dah tuh bocah gak tau diri.

Jangan marah sama Jiwa ya, emang anaknya baik banget.

Thank you so much, muuaacc.

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang