PART 10

41 5 0
                                    

ASSALLAMUALAIKUM.....!


Malam ini Raga sudah berada dirumahnya  dengan wanita yang dibilangnya kekasihnya yaitu Amira.

Amira yang sudah tertidur dari tadi tapi Raga tidak bisa tidur karna terpikir akan istrinya yang sudah ia siksa malam ini dengan sangat kejam.

Raga berusaha menepis pikirannya tentang Jiwa tapi tidak bisa, ia memilih bangkit perlahan dari tempat tidur secara perlahan dan keluar kamar dan tiba-tiba saja hatinya tergerak untuk kekamar istrinya itu.

Disaat Raga memasuki kamar yang begitu sunyi dan juga dingin yang selalu dipenuhi isakan tangis di kala malam oleh Jiwa kini benar-benar sangat sunyi dan juga dingin.

Raga melihat-lihat tempelan secabik kertas didalam lemari baju Jiwa yang terbuka dan ia berjalan untuk melihatnya.

Isi dari secabik kertas itu....

Buat RAGA ARASKA PUTRA jika suatu hari lo lihat ini gue cuma mau bilang kalau gue udah mulai cinta sama lo gue berharap lo secepatnya sadar apa yang lo lakuin ke gue itu salah.

tertanda SAJIWA ANGGIANI.

Begitulah sekira isinya yang dibaca oleh Raga.

Raga sedikit tersadar kalau selama ia sudah menjadi suami dari Jiwa ia tidak pernah mau mengenal wanita itu lebih. Padahal apa salahnya jika hanya sekedar bertanya kesukaannya atau mungkin pergi sekolah bersama dan mungkin makan masakannya.

Malam ini Raga benar-benar menyesal dengan perlakuannya terhadap Jiwa yang hampir saja membuat wanita itu lumpuh akan ingatannya.

" Maafin gue Wa, gue udah jahat banget sama lo " Raga mengusap lembut mukanya dan duduk ditepi ranjang milik Jiwa.

" Gue janji Wa gue akan berusaha nerima lo sebagai istri gue tapi lo juga harus bisa nerima Amira sebagai pacar gue karna dia cinta pertama gue Wa " Lirih Raga yang beranjak dari kamar Jiwa.

______________________________________

Sekarang sudah menunjukkan pukul 2 siang dimana jam pelajaran sudah berakhir semua murid berhamburan keluar gerbang sekolah.

Sintya dan juga Jiwa hari ini mereka tidak masuk sekolah karena kejadian semalam dimana Jiwa harus rawat inap dan Sintya yang menjaganya disana mereka sudah minta tolong ke Ander yang tau kejadian semalam.

Kini Ander tengah berada di parkiran untuk mengeluarkan mobilnya namun dia harus sedikit mununggu karna ada mobil murid lain disana.

Ternyata pemilik mobil itu adalah Raga, tampak disana Raga yang menggenggam tangan Amira.

Ander hanya memperhatikannya lalu membuang muka setelah Raga dan Amira mendekat, Ander geli dengan pemandangan yang ia lihat barusan, ia rasa jika muntahnya sudah ditenggorokkan ia pasti akan langsung memuntahkannya didepan keduanya.

Setelah keduanya pergi Ander langsung masuk kedalam mobilnya dan memundurkannya dan langsung melesat kegerbang dan langsung menuju rumah sakit karna ia sudah janji dengan Jiwa dan Sintya ia akan menjenguk Jiwa sepulang sekolah.

Sedangkan Raga kini berkutak dengan pikirannya yang dihantui akan sosok Jiwa disana rasanya ia ingin melihat kondisi Jiwa tapi disatu sisi lagi ia sudah janji akan jalan-jalan dengan Amira.

" Sayang kamu kenapa? " Tanya Amira sembari memegang pundak Raga.

Raga tidak menjawab ia hanya diam bukan ia bermaksud mengabaikan Amira tapi pikirannya sedang melayang- layang.

" SAYANG KAMU KENAPA " Amira sedikit berteriak sambil memukul lengan Raga.

" Eng ehh maaf sayang kenapa? " Raga kini tersadar akan Amira disampingnya.

" Aku dari tadi ngomong sama kamu " Ucap Amira cemberut.

" Maaf ya sayang tadi aku ngelamun " Sambil mengusap rambut amira.

" Ngelamunin Jiwa? " Tanyanya sedikit kesal.

" Enggak kok sayang " Elak Raga.

" Aku lagi mikirin kita nanti mau jalan-jalan kemana!! " Sambungnya.

" Oohh awas aja ya kamu " Ucapnya sinis.

" Iya sayang iya " Sambil mencubit pipi Amira.

Kini keduanya sampai dirumah besar milik Raga dan Jiwa, yah begitulah beberapa waktu lalu Amira sempat memohon untuk tinggal dirumah pasutri itu agar Amira bisa melakukan aksi liciknya ke Jiwa.

______________________________________

Ander sudah berada dilorong rumah sakit ia sudah membawa beberapa cemilan, buah-buahan, dan juga makanan untuk kedua wanita itu.

Ander sudah tepat didepan pintu ruangan Jiwa dirawat Ander langsung masuk dan mendapati dua wanita itu tengah tertidur pulas.

" Duh tidur semua yaudah deh gue tarok sini aja gue duduk aja di sofa " Ujar Ander bicara sendiri dengan suara yang hampir tak terdengar karena takut mengganggu keduanya.

Cowo itu memutuskan untuk ikut tidur juga sekalian istirahat pulang sekolah.

20 menit sudah Ander terlelap Jiwa kini membuka matanya dan melihat Sintya yang tidur dikursi samping miliknya sambil melipat kedua tangannya diatas brankar dan juga mata Jiwa mendapati Ander yang tertidur nyenyak di sofa dengan mengenakan seragam sekolah.

" Gila tuh anak beneran pulang sekolah kesini " Ucap Jiwa dengan suara sangat pelan sambil terkekeh.

Sintya ikut terbangun kala memdengar kekehan kecil Jiwa.

" Lo udah bangun Wa? " Tanya Sintya sambil mengusap mukanya pelan.

" Baru aja " Ucap Jiwa tersenyum.

" Yaudah kalau gitu gue ketoilet bentar ya " Izin Sintya.

Pas Sintya berbalik betapa terkejutnya dia melihat Ander yang tertidur disofa dan ia sontak langsung melihat kearah Jiwa lagi dan Jiwa hanya tertawa kecil.

" Gila kapan tu anak masuk? " Tanya Sintya sambil melangkah ke wc.

5 menit, Sintya keluar dari wc ia langsung menuju sofa dan ia mendapati banyak cemilan, buah-buahan dan juga ada 3 bungkus nasi kotak.

" Nder....nderr...bangunnn woi!!! " Sintya menggoyangkan tangan Ander yang terlipat dua didepan dadanya.

Ander menggeliat kecil dan mengerjapkan matanya.

" Ehh udah bangun lo pada? " Ucapnya sedikit mengusap mukanya dan menguap.

" Udah dari tadi " Jawab Sintya santai.

" Ni semua lo beli ? " Tanya Sintya.

" Iya tadi abis pulang sekolah gue langsung beli ini " Jelasnya.

" Yaudah yuk makan? " Ajak ander.

" Cuci muka dulu lo nder " Jawab Jiwa yang berjalan menuju sofa.

" Eh ehh lu kan belum sembuh kok udah jalan-jalan aja " Cemas Ander yang langsung menuntun Jiwa ke sofa.

" Tau tu nder coba de lo yang bilangin dia soalnya omongan gue ga didenger " Jelas Sintya yang sedari tadi pagi membujuk agar sahabatnya itu tidak usah terlalu banyak gerak.

" Udahlah gapapa kaki gue bisa kok jalan ya walaupun masih pincang " Senyum Jiwa memandang keduanya agar tidak terlalu mengkwatirkan dirinya.

" Yaudah iya " Ucap Sintya dan Ander beberangen.

" Ngikut lo? " Ucap Sintya.

" Lo yang ngikut " Balas Ander.

" Udah- udah sana lo cuci muka dulu Nder baru makan " Jawab Jiwa menengahkan keduanya.

Mereka makan sembari bersenda gurau untuk menghibur Jiwa agar ia tidak mengingat kejadian semalam dan memulihkan luka batin wanita itu.

Ya walaupun gak semudah itu menyembuhkan luka yang sudah tertoreh parah di batin wanita cantik itu.

Udahlah Jiwa Ceria aja udah paling benenr ya kan Readers!!!


Ini cuma mau bilang makasih ya, udah mampir:)

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang