PART 18

29 6 0
                                    

Jiwa menoleh kearah pintu dan mendapati mertuanya yang sedang berjalan menuju brankarnya.

" Sayang kamu kenapa??? " panik regita sambil menaruh tasnya ke atas meja dan langsung mengelus rambut panjang jiwa.

Raga terbangun mendengar suara mamanya dan ia langsung berdiri dari duduknya.

" Mama kapan kesini??? " tanya raga bingung dengan kedatangan kedua orang tuanya.

" Baru ga " jawab gunawan papanya.

" Kok kamu gak ngabarin kita sih ga " ucap regita menatap anaknya itu.

" Mungkin raga panik ma jadi dia lupa buat ngabarin mama " sambar jiwa dengan tersenyum menatap mertuanya.

" Kan mama udah bilang kalau ada apa-apa langsung hubungi mama " ucap regita lagi.

" Iya sayang apalagi kata mama kamu kaki kamu ini masih baru dijahit jadi masih dalam pembekakan " sambung gunawan.

" Gimana raga apa kata dokter semalam?? " tanya regita lagi.

" Kata dokter jiwa harus segera mendapatkan donor darah ma, karna jiwa banyak mengeluarkan darah semalam " jawab raga.

" Berarti bik asni gak bohong pa " ucap regita seraya menatap suaminya itu.

" Iya ma kamu benar " jawab gunawan yang juga menatap regita.

" Jadi mama kerumah?? " tanya raga.

" Iya mama kerumah kalian tadi karna mama mau ngajak kalian buat makan malam dirumahnya tante dinda minggu depan " jelas regita yang menghembuskan nafasnya pelan.

" Kamu udah makan raga?? " tanya regita.

" Belum ma " jawab raga.

" Yaudah kalau gitu kamu pulang ganti baju kamu dulu abis itu kamu makan dan jemput mertua kamu abis itu langsung kesini " pinta regita ke raga.

" Iyaa maa aku pulang dulu ya ma pa wa !! " pamit ragaa.

______________________________________

Ceklekk.

" Assallamualaikum sayang " ucap indri.

" Mama " lirih jiwa yang tubuhnya kini sangat lemas akibat pendarahan dikakinya semalam.

" Sayang kamu kenapa??kenapa gak bilang mama sama papa hemm?? " seraya memeluk anak semata wayangnya itu.

" Maaf ma " menatap indri dengan mata sayunya.

" Kata raga kamu butuh donor darah papa kamu udah ada diruang donor darah bersama raga kamu akan segera sembuh sayang kamu kuatkan " ucap indri seraya membelai rambut jiwa.

" Iyaa ma jiwa kuat kok " tersenyum.

" Ini kepala kamu kenapa?? " tanya indri mengintrogasi setiap sudut wajah anaknya itu.

Luka yang diberikan raga beberapa hari lalu masih terlihat di wajah jiwa terutamandi bagian jidatnya.

untuk dibagian sudut bibirnya sudah mulai mengering dan sudah hampir tak terlihat.

" Ini aku jatoh dari tangga ma kepleset karna mau turun ke bawah naruh gelas " jelas jiwa.

" Yaudah kalau gitu kamu makan dulu ya itu susternya udah bawain kamu makanan " ucap indri lagi.

Disekolahh cekk.

" Untuk tugas persentasi ini kita aja ya yang ngerjain tapi nama jiwa tetep kita bikin " ucap sintya yang masih fokus mengetik dilaptop miliknya.

" Gue sih setuju aja " jawab dandi.

" Gue juga " sambar ander dan rafka.

Mereka yang tengah sibuk melanjutkan tugas kelompok persentasi yang akan mereka kumpulkan 3 hari lagi kini dibuat terperanjat oleh 2 curut dari kelas 12 IPA 3.

" Woii " panggil gio sambil menggebrak meja.

" Copot mak ayam eh copot " latah dandi yang membuat gelak tawa ke 6 orang yanga ada disana.

HAHAHAHAHAH..HAHAH

Ketawa ke 6 orang yang saat ini menggelegar di kantin sekolah.

" Lo latah dan??? " tanya sintya yang masih menggeprak-geprak meja akibat latah yang spontan keluar dari mulut dandi.

" Iyaa gue gak sengaja " elakk dandi.

" Yeayy ngelak mulu lo dan " ucap farel sambil menendang tulang kering dandi yang duduk berhadapan dengannya.

Mereka kini tengah bersenda gurau disana dan tiba-tiba datanglah nenek lampir dari arah belakang sekelompok manusia itu.

" Raga mana??? " tanya amira dengan menepuk pundak gio.

Gio langsung membalikkan tubuhnya dan juga segera menepis tangan amira dari sisi pundaknya itu.

" Gue nanya jawab!! " tegas amira ke gio.

" Ngapain lo nanya raga?? " jawab sintya yang kini menatap tajam amira.

" Bukan urusan lo!! " amira membalas tatapan tajam sintya.

" Ya urusan gue lah!! " sambar sintya lagi.

" Ra lo harusnya sadar posisi lo itu pelakor ra!! lo gak malu??? " tanya ander yang kini beralih menatap amira yang tak mengerti dengan jalan pikir wanita itu.

" Lo harusnya salahin jiwa bukan gue dia yang ngerebut raga dari gue " Nyolot amira.

" Disini jiwa juga gak mau kali nikah sama raga tapi keputusan ortu mereka yang buat mereka ada diposisi ini!!! " jelas ander lagi.

" Dan lo juga harusnya bisa relain dia kalau lo beneran cinta dan sayang sama raga!!! tapi apa??? lo selalu hasut raga agar menyakiti jiwa dan juga lo selalu bermain licik untuk buat jiwa sengsara!!! " jelas sintya dengan tegas.

" Satu lagi ra lo bisa sakitin jiwa semau lo saat ini tapi sewaktu-waktu raga tau siap-siap lo kehilangan raga untuk selamanya " sambung sintya seraya kembali duduk.

Amira memilih pergi setelah mendengar ucapan-ucapan dari teman jiwa itu ralat lebih tepatnya sahabatnya itu.

" Kenapa sih semua orang selalu bela jiwa, jiwa dan jiwaaa!!!! gue kurang apaaa ha??? gue gak boleh nyerah dan gue gak akan lepasin raga sebelum gue jadi milik raga sepenuhnya!!! " ucapnya seraya menampilkan senyum liciknya.

______________________________________

Kini tinggal raga dan jiwa diruangan itu mereka kini tengah sibuk dengan ponsel masing-masing yang seketika jiwa membuka suaranya duluan.

" Ga " panggilnya.

" Hemm " raga mengangkat wajahnya yang dari menunduk melihat layar ponselnya menjadi melihat jiwa yang duduk diatas brankar " Kamu butuh apa wa? " tanya raga lembut seraya melangkah ke brankar jiwa.

" Eh enggak aku cuma mau nanya aja ga " ucapngya yang menatap laki-laki yang berjalan mendekatnya itu.

" Tanya aja wa " ucap raga sembari mendudukkan dirinya diatas kursi yang berada disamping brankar jiwa.

" Kita lulus ini berangkat ke LA ya ga?? " tanya jiwa hati-hati sambil menatap lekat sosok lelaki yang bestatus suaminya itu.

" Iyaa wa kenapa emang?? " tanya raga balik.

" Truss hubungan kamu sama am.... " raga langsung memotong ucapan jiwa.

" Udah gak usah dipikirin masalah itu biar aku aja yang mikirin kamu fokus aja sama kesembuhan kamu saat ini okee!!!kan juga masih ada beberapa bulan lagi " jelas raga sambil mengusap punggung jiwa lembut.

Jiwa benar-benar bingung dengan sosok suaminya ini.

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang