PART 6

36 5 0
                                    

Assallamualaikum'

Jangan keselll ya tetap Istigfarrr:)

Peace:3

Raga yang menaiki anak tangga setelah menabrak sengaja tubuh Jiwa dan Amira yang berdiri disana, menyaksikan pertengkaran suami istri itu tersenyum menang dan dia menyusul Raga dengan melewati Jiwa yang masih setia terduduk dilantai.

Jiwa bangkit dia langsung berlari kekamarnya dan langsung mengunci kamarnya dan masuk kekamar mandi. Disana ia menghidupkan shower dan ia berdiri dibawah kucuran air yang membasahi tubuhnya.

Seketika dia memejamkan matanya untuk merilekskan pikirannya yang tak habis pikir dengan Raga yang setiap hari membentaknya bahkan dia tega membentak Jiwa hanya karna Jiwa tidak mau disuruh-suruh oleh dirinya dan juga kekasihnya. Ah ralat lebih tepatnya selingkuhan.

" GUE CAPEKK " Triak Jiwa yang sangat kencang sehingga terdengar samar dikamar Raga.

Raga yang mendengar triakan itu ia hanya berusaha menepisnya mungkin saja tetangganya karena disana juga ada Amira yang butuh dirinya jika ia harus memeriksa kekamar Jiwa.

" Sayang kamu denger suara orang triak gak? " Tanya Amira dengan kening mengerut.

" Denger sayang mungkin tetangga " Ucap Raga agar Amira tidak lagi bertanya.

" Yaudah tidur yuk udah malem besok kita kan masuk sekolah " Ajak Raga pada Amira.

Sedangkan Jiwa yang masih didalam kamar mandi setia meratapi nasibnya.

" Baru 1 bulan Pa Jiwa menikah sama dia tapi selama 1 bulan ini pulalah Jiwa selalu dibentak dipukul bahkan jika Raga tidak membentak dan memukul Jiwa mungkin dia akan frustasi Pa, dia gak nepatin janji dia sama Papa, Jiwa capek Pa Jiwa gak sanggup jika harus bertahan dengan orang yang tidak menginginkan Jiwa " Ucap Jiwa sambil menangis sesegukkan.

Setelah ia rasa lebih tenang, Jiwa akhirnya keluar dan berganti baju dan bersiap untuk tidur.

Jiwa berharap ia besok tidak bertemu dengan dua manusia ini lagi.

______________________________________

Kini seluruh siswa dikumpulkan dilapangan untuk memberikan arahan mengenai ujian praktek yang akan diselenggarakan 1 bulan lagi.

Jiwa dan Sintya berada dibarisan paling belakang seperti biasa.

" Wa? " panggil sintya yang dari tadi mendapati Amira yang tak lepas bergelayut dilengan Raga.

" Hem paan? " Jiwa menoleh kearah sintya dengan raut wajah kepanasan.

" Raga masih pacaran sama Amira? " Tanya Sintya sedikit berbisik.

" heem " Jiwa hanya berdehem dengan raut wajah datar.

" Nanti gue main kerumah lo ya? " Ucap Sintya seraya menggoyangkan tangan sahabatnya itu.

" Serius lo?? " Tanya Jiwa dengan sangat antusias dan langsung menatap sahabatnya dengan mata berbinar.

" He em beneran gue udah bilang nyokap juga " Seraya menaikkan dua jari tangannya ke atas dan tersenyum.

" Oke kalau gitu nanti pulang kita langsung belanja buat beli bahan makanan, kue dan juga beli beberapa masker terbaru biar kita nanti cerita-cerita sambil maskeran " Seru Jiwa sangat bahagia.

" Iya iya siapp bestieee " Sambil merangkul Jiwa.

20 menit sudah arahan dari majelis guru dan kini mereka dibubarkan semua murid menuju kantin disaat dikoridor menuju kantin jiwa bertabrakan dengan seorang cowo yang tinggi.

" Eh eh sorry, sorry , gue gak sengaja " Ucap Jiwa yang tanpa melihat orang yang ditabraknya.

" Iyaa gak papa kok " Dengan suara serak-serak basah dan nada yang sangat lembut.

Sontak Jiwa langsung mendongak melihat siapa sebenarnya pemilik suara yang bisa membuat kaum hawa semua meleyot mendengarnya, ternyata yang ia dapati adalah Ander anak baru yang satu kelas dengan dirinya walaupun sudah hampir sebulan ia pindah ke sekolah ini tapi tetap saja dia masih anak baru disini.

" Santai aja kali Wa " Sambil terkekeh melihat tingkah Jiwa yang melihat dengan raut wajah syok tapi itu sangat lucu baginya.

" Tumben lo sendiri mana Sintya? " Tanya Ander yang tidak biasanya melihat mereka tidak bersama.

" Sintya lagi ke wc dulu katanya kebelet tadi makanya gue duluan aja " Seraya menatap Ander.

" Oohh, kalau gitu bareng gue aja " Pinta Ander.

" Yaudah ayukk " Seraya berjalan menuju kantin.

Raga, Gio, Rafka, dan tidak lupa juga Amira yang tidak pernah absen mengikuti kemana langkah kaki Raga itu kini tengah berada dikantin dengan meja paling depan.

Seketika Amira tidak sengaja melihat Jiwa yang tengah asik berbicara dengan Ander sambil berjalan menuju kantin " Tuh perempuan kenapa sih harus selalu ada didalam hidup laki-laki yang selalu gue suka " Batin Amira yang menatap tajam Jiwa.

" Itu Jiwa sama anak baru itu gak sih " Ucap Gio yang juga tak sengaja melihatnya yang tengah memasuki kantin.

" Mana-mana" Ucap Rafka yang penasaran.

" Tuh tadi barusan lewat masuk kantin " Sambung Gio yang melanjutkan acara makannya.

Raga tidak menggubris pernyataan dari teman-temannya itu ia hanya fokus menyuap makanannya.

Setelah memesan makan didalam Jiwa dan Ander keluar dan memilih tempat duduk.

" Ehemm " Seketika semua menoleh ke arah Amira yang barusan sengaja berdehem melihat Jiwa dan juga Ander diujung sana.

" Kamu kenapa sayang? " Tanya Raga bingung dengan Amira yang tiba-tiba berdehem.

" Ehhg gak apa-apa sayang cuma kesedak minuman aja makanya aku berdehem biar tenggorokkan aku gak perih lagi " Amira berusaha menepis rasa ketidak sukaanya kepada kedua orang itu agar Raga tidak curiga padanya.

" Hati-hati dong sayang makanya " Ucap Raga seraya mengelus punggung Amira dengan pelan.

Jiwa yang hanya menatap keromantisan Raga dan Amira hanya bisa tersenyum simpul dan mengalihkan pandangannya ke arah lain agar rasa pedih dihatinya tidak semakin dalam.

Ntah kenapa semakin hari perasaanya ke Raga semakin besar sehingga membuatnya harus merasakan pedih.

Yah Raga dan Jiwa sudah terhitung 1 bulan menikah namun keduanya tidak pernah bercengkramah sedikit pun, rasa yang Jiwa miliki saat ini mungkin bisa saja tumbuh saat Raga memperhatikannya saat sakit 1 minggu kemarin tidak ada yang tahu kapan rasa cinta itu datang.

Gio dan rafka yang melihat ke arah Jiwa pun hanya bisa saling pandang dan menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh temannya itu.

Selesai makan dan membayar Jiwa dan Ander langsung pergi meninggalkan kantin

Raga yang tak sengaja melihat itu pun langsung membuang mukanya ke sembarang arah dengan raut wajah jijik dengan pemandangan yang lewat didepannya.

______________________________________

" Sin kok lo gak jadi kekantin sih padahal gue udah pesenin lo tadi " Jiwa dengan raut kesal dan juga bertanya.

" Hehe maaf maaf tadi abis boker gue langsung dipanggil keruang buk tini " bohong Sintya padahal dia tadi sudah sampai dikantin  tapi dia melihat Jiwa bersama Ander dan melihat  disana juga ada Raga dan Amira jadi dia punya rencana untuk membalaskan rasa sakit hati temannya itu.

Sintya ingin melihat sejauh mana rasa muak dan benci Raga itu terhadap istri sahnya itu.



Gomawoyo chinguya....
Byebye♡

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang