PART 29

27 5 0
                                    

" Apa yang lo lakuin itu udah bener wa " kata ander sambil menghapus air mata jiwa yang tak berhenti turun dari awal cerita.

" Iyaa wa lo tenang aja kita semua akan bantuin lo kok sampai raga sadar amira itu licik " kata gio yang ikut menenangkan jiwa.

" Oke wa kita udah tau apa yang harus kita lakuin buat lo sekarang lo tenangin pikiran dan diri lo aja wa  " sambung gio.

" Kita pamit pulang dulu ya " ucap ander.
______________________________________

Hari ini adalah hari penentuan untuk pelaksanaan ujian try out tapi jiwa masih belum sembuh ia memutuskan untuk beristirahat saja ia menitip izin dengan sintya.

" Maaf ga tapi untuk beberapa hari kedepan ini aku gak akan pulang kerumah terserah kamu perduli atau mungkin gak sama sekali " ucap jiwa menatap luar jendela.

" Ntah sampai kapan kamu akan terus menyiksa aku baik secara fisik maupun batin ga " lanjutnya lagi.

Jiwa merebahkan tubuhnya yang begitu terasa remuk  dan juga sakit.

______________________________________

Disekolah terlihat raga yang tenang-tenang saja dan malah sibuk menyuapi amira makan didalam kelasnya.

Untuk seperkian detik kemudian gio dan rafka datang tapi tanpa menyapa atau bahkan mungkin mengeluarkan suara untuk raga, mereka hanya menaruh tas mereka lalu kembali keluar kelas dan berlalu begitu saja.

Raga menatap bingung dengan kedua temannga itu dan dia kembali fokus menyuapi amira makan.

Teman-teman jiwa melewati kelas raga dimana ketika mereka bicara terdengar dari dalam karna suasana kelas begitu sepi pagi ini.

" Eh gimana keadaan jiwa sin? " tanya farel.

" Yah udah mendingan lah bro " jawab sintya sumringah.

" Btw dia masih dirumah lo kan?? " tanya ander lagi.

" Iyalah emang dimana lagi gila lo " kata sintya sedikit terkekeh.

Sontak raga yang mendengar pertanyaan ander pun langsung berhenti menyuapi amira.

" Jadi jiwa semalam gak pulang?dugaan gue salah dong!ah ngapain sih gue mikirin perempuan jahat kayak dia " batin raga.

______________________________________

Bell pulang sekolah berbunyi semua murid bersorak senang dan juga menuju keluar kelas dengan menenteng tas masing-masing.

" Ga kamu anterin aku pulangkan " tanya sintya tak lupa dengan kebiasaan bergelantungnya.

" Iyaa ra " jiwa tersenyum.

Ntah kenapa sejak ia mendengar bahwa jiwa tidak pulang kerumah hati dan pikirannya ke jiwa dan juga merasa kawatir dengan istrinya itu.

Kini raga dan amira sudah diparkiran sialnya mereka bertemu teman-teman amira yang siap akan menyindir mereka.

" Eh nder lo gak mau jengukin jiwa dirumah gue?? " sintya sengaja bertanya seperti itu untuk  memanas-manasi raga.

" Iya ini gue mau jengukin dia ntar temenin gue beli makanan dan juga cemilan sama minuman favorit dia ya " ander juga sengaja membuat raga panas kelimpungan.

" Gass terus broo " kata gio dari belakang.

" Eitss bro " kata ander sambil bertos ala anak-anak geng.

Raga yang berdiri didekat mobilnya kini tampak mengepalkan tangannya kuat sehingga urat-urat tangannya terlihat.

" Sayang ayo pulang " amira mengajak raga dan menarik tangannya.

" Raga membanting pintu mobilnya kencang.

" Ihuyyy berhasil bor " triak rafka.

" Kita harus buat raga sadar cuy gimanapun caranya dan juga kita jebak balik amira " kata gio.

" Iyaa itu harus gue mau buat tu jalang kelimpungan kalau sampai raga tau niatnya cuma jadiin raga itu atm berjalannya " sambung sintya.

Yah gio dan rafka sudah menceritakan semuanya kepada teman amira, kok gio tau amira cuma manfaatin raga?karna gio pernah gak sengaja denger amira bilang tanpa raga dia cuma perempuan yang gak punya apa-apa dan perempuan miskin kalau tidak meloroti raga siapa lagi yang mau ia peloroti cuma raga yang bisa ia kelabui.

Satu kunci untuk membuat amira terjatuh sudah mereka dapati tinggal satu lagi yang belum mereka ketahui.
______________________________________

1 minggu sudah jiwa tidak pulang kerumahnya ia juga tidak memberi tau keluarganya baik ortunya mertuanya tidak ia kabari sama sekali.

Raga kini tampak sangat berfikir tentang huhungannya dengan jiwa apakah wanita itu akan menceraikannya atau mungkin akan menyelingkuhinya juga.

Amira❤

Sayang nanti kamu jdikan kesini?
19.09

Raga hanya melihat ponselnya sekilas ia tampak tak menghiraukan pesan dari amira.

Dia benar-benar merasa kesepian tanoa sosok jiwa disisinya selama satu minggu ini.

"Apa gue jemput aja jiwa ya " gumam raga sambil merebahkan dirinya disofa.

" Gue gak boleh egois jiwa itu juga wanita dia punya rasa cemburu gue yang terlalu bodoh untuk melihat itu semua, gue harus jemput amira sekarang juga " raga segera bangkit dari sofanya dan langsug mengambil kunci mobilnya.
______________________________________

Tokktokkk...tokktokk

Suara ketukan pintu rumah sintya yang begitu lumayan keras membuat kedua perempuan yang ada didalamnya saling bertatapan dan juga sudah membawa senjata ditangan masing-masing.

Cekllekk

" Ehh ehh ini gue raga " ucap raga sambil mengangkat tangannya keatas karna perempuan-perempuan itu sudah hampir menghajar dirinya dengan peralatan dapur yang merek bawa sebagai senjata.

" Huhhh ngapain lo kesini? " tanya sintya sambil menyodorkan sudet yang ada ditangannya.

" Gu....gue mau jemput jiwa pulang " kata raga yang melihat kejiwa.

" Ga ada ga ada " sintya merentangi tangannya guna melindungi temannya itu.

" Wa kamu mau kan pulang  sama aku " tanya raga pada jiwa.

" Eh raga gue gak akan biarin temen gue pulang sama manusia brengsek kayak lo ya " kini sintya menyilangkan tangannya kedepan dada.

" Yang ada lo bakalan siksa jiwa lagi gak akan mungkin gue biarin hal itu terjadi lagi dengan sahabat gue " sambung sintya lagi.

Jiwa hanya diam saja dibalik tubuh temannya itu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

" Please wa pulang ya " mohon raga.

" Sin biarin gue selesain masalah gue sama jiwa gue janji gak akan mukul dan bentak jiwa " sambung raga lagi.

" Maaf ga gue belum bisa pulang kerumah " jiwa langsung masuk ledalam.

" Ga gue harap lo gak budeg dan please ga kasih waktu jiwa buat nyembuhin semua luka baik fisik maupun batinya " ucap sintya lalu menutup pintu rumahnya.

Raga mengusap wajahnya kasar ia menghembuskan nafasnya lalu berlalu pergi meninggalkan rumah sintya.



JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang