PART 19

27 5 0
                                    

Jiwa masih bingung dengan perubahan raga yang kadang lembut, kadang kasar, kadang peduli, kadang acuh dan bahkan tidak pernah menghiraukan kehadirannya didalam rumah itu tapi kenapa sekarang raga begitu lembut sangat lembut dibanding beberapa waktu lalu.

" Maafin gue ya wa " permintaan maaf lolos begitu saja dari mulut raga.

" Buat apa ga? " tanya jiwa yang sedikit mengerutkan keningnya.

" Udah buat lo masuk rumah sakit lagi " ucap raga penuh penyesalan dan juga menunduk.

" Ga " jiwa mengangkat wajah raga dengan sebelah tangannya.

" Lihat gue ga!! " pinta jiwa.

Raga mengikuti intruksi yang keluar dari mulut jiwa dia menatap mata wanita yang ada dihadapannya itu mata sayu nan juga tampak penuh ketulusan dan juga lelah didalam sana.

Saat ini raga benar-benar seperti mendapat sebuah kejutan yang tak ternilai kespesialannya perasaan yang berbeda ketika ia dekat dengan jiwa perasaan yang tak pernah ia rasakan saat bersama amira meski mereka sedekat ini.

" Jiwa gue janji bakalan berusaha buat jadi suami lo yang baik untuk seterusnya " ucap raga mulus tanpa patah sekata patahpun.

Jiwa yang mendengar ucapan itupun membalasnya dengan senyuman khas dirinya yang bisa membuat jantung raga seketika berdisko didalam sana dan begitu juga dengan jiwa yang sedaei tadi sudah mendapati jantungnya yang tak bisa berhenti berdisko didalam sana.

" Lo maukan maafin gue dan kita mulai dari awal lagi? " tanya raga lagi.

" Gue udah maafin lo dan gue mau " jawab jiwa yang kini benar-benar merasa berbunga-bunga hari ini dan untuk seterusnya ia berharap akan seperti ini.

Meski jiwa harus melalu kesulitan ini terlebih dahulu demi mendapat pengakuan dan penyesalan  dari suaminya ini.

Sejatinya disetiap hubungan itu pasti akan melewati kesulitan mau di awal diakhir ditengah tengah tapi itu tergantung bagaimana cara setiap orang yang melaluinya itu sanggup atau tidak.

______________________________________

1 minggu sudah jiwa dirawat dirumah sakit kini kakinya sudah lumayan tidak membengkak lagi tapi ia masih berjalan dengan menggunakan tongkat.

Jiw sedang berada dikamarnya dan raga kini tengah sibuk memberesi baju-bajunya yang ia pindahkan kekamar jiwa dan menata pakaianya didalam lemari jiwa.

" Ga mau gue bantuin beres-beresnya gak??? " tanya jiwa dari atas tempat  tidurnya.

" Boleh deh bantuin lipatin aja wa ntar nyusunnya biar gue aja kedalam lemari " jujur saja raga benar-benar merasakan pegal dipunggungnya karena dari tadi belum selesai memeberesi pakaianya.

" Kamu istirahat aja ga dulu " pinta jiwa yang melihat suaminya itu benar-benar kelelahan.

Raga membuka ponselnya yang sudah sekitat satu minggu pula ia tidak memainkannya selain membuka grup kelasnya dan juga menerima panggilan telpon dari teman-temannya.

Tapi saat ia membuka ponselnya dan menekan aplikasi WA disana ia sudah banyak mendapatkan spam chatt dari amira dan juga beberapa log panggilan tak terjawab karna dirinya benar-benar sibuk mengurus istrinya itu selama 1 minggu terakhir ini.

Raga bangkit dari tidurnya dan langsung keluar kamar meninggalkan jiwa yang masih setia melipati pakaiannya.

" Maafin aku ra tapi aku udah egois sama jiwa aku udah nyakitin dia, tapi aku juga udah ngabaiin kamu beberapa hari terakhir ini " raga bicara pada dirinya sendiri dibalkon rumahnya sambil mencari kontak amira untuk memberi kabar kepada pacarnya itu.

Hallo ra? ( ucap raga setelah panggilannya diterima oleh amira )

Kenpa?kamu masih ingat sama aku? ( ketus amira diseberang sana )

Maaf sayang aku benar2 lupa ngabarin kamu ( bujuk raga )

Urusin aja tuh istri kamu ( sambik menutup telponnya )

" ARGGGHTT " triak raga frustasi dengan masalah yang selalu datang kepadanya.

" Gue juga punya batas lelah tuhan, gue bingung harus nentuin pilihan  saat ini " ucap raga parau.

Ia benar-benar bingung untuk memutuskan siapa yang akan ia pertahankan disatu sisi dia sudah mulai menyukai jiwa dan jiwa sekarang sudah tanggung jawabnya sedangkan amira itu kekasihnya dari  sebelum jiwa menikah dengan dirinya.

Raga sudah mulai mengukai jiwa saat ia pertama kali membuat jiwa masuk rumah sakit tapi karna raga egois dia menepisnya dengan berkata ia hanya kasihan dengan wanita itu karna sudah membuatnya menderita.

Jiwa itu adalaha manusia kuat tahan dengan segala siksaan yang diberikan raga kepadanya meski ia harus menahan semua rasa sakit itu walau ia pernah berkata ia capek mengahadapi raga yang selalu menyiksanya tapi nyatanya rasa cinta lebih mendominasi  dihatinya.

Semoga setelah ini raga dan jiwa benar-benar memulai kehidupannya meski raga yang harus menemukan titik terang hatinya ke amira dan juga jiwa, dan jiwa yang harus membuat raga berubah agar tidak egois dengan perasaannya dan orang lain.

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang