PART 8

33 6 0
                                    

Assallamualaikum wahai penghuni dunia fiksiiiiiii_!!!!!


Disela sela makan Amira minta tolong ke Jiwa untuk mengambilkan dirinya minum.

Sintya yang mendengar meminta agar dirinya saja yang mengambilkannya untuk Amira tapi Jiwa menggeleng cepat agar sahabatnya itu melanjutkan makannya.

Jiwa datang dari dalam dapur dengan membawakan segelas air hangat yang yang diminta oleh Amira, Amira tersenyum miring pertanda siap mengeluarkan kelicikannya malam ini.

" Nih ra " Ucap Jiwa sambil memberikan ke Amira namun sayang pisau makan Amira terjatuh dan menusuk tepat dikakinya yang membuatnya refleks menumpahkan air itu kedada Amira dengan tidak sengaja karna ia meringis kesakitan akibat tusukan pisau itu dan sontak ia menjatuhkan gelas itu tepat disamping kaki Amira karna ingin segera melihat kakinya.

" AWWW " Triak Amira karena kena siram air hangat yang dipegang Jiwa dan juga terkena beling pecahan gelas.

" SAYANGG PERIHH " Ucap Amira sambil menangis.

Raga yang panik pun langsung menggendong Amira masuk kedalam kamarnya dengan raut wajah yang sudah menahan emosi.

Sedangkan Sintya membantu sahabatnya itu berdiri karena tusukan yang diberikan oleh pisau itu membuat kaki Jiwa robek lumayan dalam.

Raga yang turun menuju dapur langsung menarik paksa tangan Jiwa kearah kamarnya dan meninggalkan Sintya di bawah sana.

BRAKK

Raga mendorong kuat tubuh Jiwa hingga terjatuh kelantai dan langsung memegang kuat rahang milik Jiwa sehingga wanita itu meringis kesakitan.

" LU SENGAJA KAN NUMPAHIN AIR HANGAT ITU KE AMIRA " Ucap Raga penuh penekanan yang masih menggenggam erat rahang Jiwa.

" Ehn engh g-gak Ga " Ucapnya lirih menahan sakit rahangnya.

" GAK USAH BANYAK ALASAN LO JIWA,GUE TAU LO CUMA PURA-PURA BAIKKAN SAMA AMIRA KARENA SEBENARNYA LO MAU NYELAKAIN DIA KAN?IYAA KANN!! " Triak Raga yang menggema dikamar Jiwa dan juga terdengar sampai keluar kamar itu.

" LO MAU BALES DENDAM KE PACAR GUE IYAA??LO MAU NYIKSA DIA JUGA KAYAK GUE NYIKSA LO? HAAHH!! JAWABB!! " Triak Raga lagi sembari menyentak kuat tangannya yang berada di rahang milik Jiwa.

PLAKKK..PLAKKK

Tamparan keras yang di berikan oleh Raga ke pipi kanan dan kiri wanita itu yang membuat nya lagi-lagi meringis dan air mata Jiwa lolos begitu deras menahan rasa sakit disudut-sudut bibirnya yang koyak akibat tamparan Raga.

" JAWABBB!!!! " Kini Raga menjambak rambutnya kuat sehingga kepalanya terkada keatas.

" Kaki gue ketus-suk pi-sau Ga " Tanpa melepaskan jambakannya Raga melihat kearah kaki Jiwa yang berlumur darah.

" GUE GAK PERDULIIII ITU DERITA LO " Melepaskan jambakkannya dan menarik lengan Jiwa kasar agar berdiri.

" Aww ga am-ampunnnn " Ucap Jiwa lirih dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya yang penuh luka itu.

" GAK ADA KATA AMPUN KARNA LO UDAH BUAT ORANG YANG GUE SAYANG KESAKITAN!!! "

" DAN LO JUGA HARUS SAKIT KAYAK DIA YANG LO BUAT SAKIT " Smirk Raga dengan mendorong Jiwa sehingga terbentur ke dinding dengan sangat keras.

Sedang kan Amira yang mendengarnya dari kamar Raga tersenyum menang karna Raga sudah berhasil ia taklukkan.

Dan untuk Sintya dia hanya memdengar samar-samar dari arah dapur sembari membersihkan dapur yang berantakkan itu dan sesekali ia menitikkan air matanya karna tak percaya ini yang didapat sahabatnya setiap hari.

5 menit sudah tidak terdengar lagi triak-triakan Raga ternyata lelaki bejad itu sudah puas menyiksa Jiwa kini ia turun membawa Amira kerumah sakit.

Sintya yang melihatnya dari dapur langsung berlari ke kamar Jiwa dan tanpa izin lagi Sintya langsung melihat kondisi sahabatnya yang sudah tak sadarkan diri dilantai itu dengan luka diwajahnya dan juga kakinya.

Sintya panikk dan juga tak percaya apa yang telah dilakukan oleh Raga ke Jiwa.

" Wa bangun wa " Ucap Sintya sembari menitikkan air matanya.

" Waa bangunn " Pinta Sintya tanpa di indah kan oleh Jiwa yang sudah tak berdaya itu.

Sintya bingung ia akan mengabari siapa untuk membawa Jiwa kerumah sakit, seketika otakknya berputar mengingat Ander dia segera mencari nomor telpon Ander di group kelas setelah menemukannya ia langsung memencet no itu.

" Ayo dong nder angkat " Ucapnya yang sudah panik tak karuan.

Hallo...ini siapa?

nder ini gue sintya please banget lo sekarang harus kerumah jiwa ( ucapnya yang diiringi isak tangis )

emangnya ada apa sin?
( tanya ander bingung )

udah lo cepet aja kesini nanti gue jelasin semuanya ( pinta sintya )

oke lo tunggu di sana gue segera dateng ( ucap ander sambil mematikan hubungan ponsel tersebut )

" Wa lo harus bertahan wa, lo kuat wa lo yang selalu bilang ke gue lo kuat " Sembari menepikan rambut yang menutupi wajah jiwa.

10 menit Ander sampai dirumah Jiwa tanpa izin ia langsung masuk kerumah Jiwa yang sudah terbuka semenjak Raga dan Amira tadi pergi.

Kini Ander sudah berada didalam rumah Jiwa dan berlari menuju kamar Jiwa yang sudah terbuka dari tadi dan disana ia mendapati Sintya yang sudah memangku kepala Jiwa dengan bergegas Ander langsung menghampirinya.

" Sin? Jiwa kenapa? " Tanya Ander panik.

" Itu nanti aja sekarang kita bawa aja dulu dia ke rumah sakit " Pinta Sintya yang sudah kepalang panik.

Ander langsung menggendong tubuh Jiwa yang terkulai lemas itu dan berlari menuruni anak tangga dan menuju mobil sampai dimobil ia langsung membaringkan tubuh Jiwa kedalam sana dengan Sintya yang memangkunya.

Mobil Ander langsung melaju kerumah sakit dan langsung membawa Jiwa kedalam dengan meminta pertolongan suster membawanya dengan brankar.

15 menit sudah Jiwa didalam sana tapi dokter belum juga keluar memberikan kabar tentang Jiwa. Di luar Sintya dan Ander yang panik mereka hanya ditimpa keheningan.

" Sin apa yang terjadi sama Jiwa sampai dia bisa kayak gitu?? " Ander membuka suara.

" Sebener.... " Terpotong karena dokter yang memeriksa Jiwa keluar.

" Alhamdulillah mbak Jiwa langsung dibawa kerumah sakit karna kalau lambat saja dia bisa amnesia sesaat " Ucap dokter yang baru saja keluar dan berdiri tepat didepan Ander dan Sintya.

" Ya allah Wa untung aja " Sintya kembali menitikkan air matanya mengingat sahabatnya itu.

" Kita udah boleh masukkan dok? " Tanya Ander.

" Yah silahkan tapi jangan terlalu banyak diajak bicara dulu ya karna robekan dimulutnya sedikit parah " Ucap dokter sembari tersenyum.

Sintya dan Ander pun langsung masuk keruangan Jiwa untuk menemui wanita itu.



Timakaciii love you.

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang