PART 21

26 4 0
                                    

Disisi lain raga sibuk mencari-cari amira yang juga tak kunjung ia temui baik dari sekitar kantin tadi maupun sekarang di sekitar toilet cewe dan satu tempat terakhir yang akan raga cek yaitu taman belakang sekolah.

Seketika sampai ditaman itu raga mengedarkan semua pandangannya keseluk beluk sudut taman itu dan ia mendapati sosok perempuan rambut tidak terlalu panjang dan pendek.

Raga menghampiri cewe itu dan memeluknya dari belakang, yah dia adalah amira dengan tidak memakai seragam sekolah ia duduk ditaman itu.

" Kamu kemana aja??aku nyariin kamu, aku kawatarin kamu!! " raga membuka suaranya sambil memeluk tubuh amira.

Amira tersenyum penuh kemenangan benar dugaannya lelaki ini mencari dirinya dan tak akan mungkin bisa melepaskan dirinya.

" A...akuu sebenarnya pergi pengobatan ga " jawab amira dengan terisak tangis liciknya.

" Hah?? kamu sakitt apa??kok gak bilang aku sih ra?? " kawatir raga dengan melepas pelukkannya dan juga langsung berpindah duduk ke sebelah amira.

" Ak....akkuu ssakkitt kanker hati ga, aku berobat ke singapura " jawab sintya lagi-lagi dengan tangis palsunya.

" Dari kapan?? " tanya raga lagi sambil mengusap air mata amira.

" Udah sekitar 3 bulan belakangan ga " ucapnya lagi parau untuk membuat raga percaya akan dirinya yang sebenarnya tengah mengelabui raga dengan berpura-pura sakit.

" Kamu jangan ngilang lagi ya dari aku!!aku kawatir sama kamu dan mulai sekarang kamu harus makan dan minuman yang sehat biar cepat sembuh " raga seraya mendekap amira sambil membelai rambut amira.

Amira yang masih terisak didalam dekapan raga kini ia tengah tersenyum licik siap untuk membuat SAJIWA ANGGIANI itu hancur dalam waktu sekejap.

Dikantin jiwa sudah menyelesaikan makanannya ia mulai memikirkan kemana perginya raga yang katanya hanya pergi ke wc tapi tidak kembali dan jiwa beralasan mengantarkan tas raga kekelasnya.

Saat sudah sampai dikelas 12IPA 3 jiwa masuk dan tak mendapati raga disana jiwa pikir raga masih di wc atau mungkin ia sakit perut raga hendak memeriksanya dulu ke wc baru ke uks tapi saat dikoridor menuju ke arah wc jiwa melihat raga sedang berpegangan tangan dengan amira disana.

Jiwa langsung memutar balik arah agar raga tidak bisa melihat wajahnya karna raga saat ini tengab berjalan bergandengan tangan dengan amira dari arah samping.

Dengan kecepatan kilat jiwa berjalan menuju kelasnya.

" Udah wa? " tanya sintya yang sudah duduk disamping tempat duduknya.

Dengan senyum paksanya " Udah sin " lalu jiwa mendudukan dirinya dikursi miliknya.

Segera ia mengeluarkan ponsel miliknya dan juga earpon untuk mendengar musik untuk menenangkan dirinya saat ini.

" Tuh si jiwa kenapa lagi?? " tanya ander ke sintya yang asik memainkan ponselnya.

" Ehh gak tau gue juga " sambil mengidik bahunya keatas.

Lalu sintya melihat kearah jiwa dengan raut masamnya dan juga raut untuk menutupi ke kesalannya membuat sintya mengerti kalau sahabatnya itu tengah bersedih.

" Huss...husss " sintya menyenggol sikut ander yang tepat diatas meja miliknya.

" Paan? "tanya ander tanpa menoleh ke arah sintya.

" Husss " senggol sintya lagi sedikit lebih kencang.

" Apa.... " ander hampir ngegas dan langsung diberi pelototan oleh sintya kode supaya jiwa gak denger.

" Lo mah nder untung jiwa gak lihat kesini, kayaknya ia dia lagi ada masalah " ucap sintya.

" Dari mana lo tau?? " tanya ander dengan mengerutkan keningnya.

" Kelihatan dari raut mukanya " jawab sintya.

" Baru juga happy tu anak udah ada aja lagi yang membuyarkannya " sambar dandi yang sedari tadi sudah berdiri ditengah ander dan sintya yang sontak membuat keduanya terkejut.

" Lo nguping?? " tanya ander sambil menyikut perut dandi.

" Anjirrr......iya dikit " sambil memegangi perutnya.

" Nanti gue coba tanya kenapa!! " ucap sintya kepada ander dan juga dandi si tukang kuping dan latah.

Bell pelajaran pertamapun berbunyi.
______________________________________

3 jam mata pelajaran pertama sudah habis kini suasana dikelas 12 IPA 3 sangat ribut.

Kedua teman raga kini menghampiri dirinya.

" Ga tadi ketemukan sama jiwa?? " ucap gio memulai pembicaraan.

" Enggak gue gak ketemu juwa " jawab raga yang memeng tak bertemu dengan jiwa.

" Loh tadikan dia yang ngantarin tas lo kekelas " ucap gio lagi.

" Kayaknya dia kawatir sama lo kan lo bilang ke wc tadi " sambar rafka.

" Lo berdua serius?? " tanya raga yang melihat kedua temannya bergantian.

" Iyaa bener " jawab keduanya serentaj.

" Yaudah gue kekelas jiwa dulu " sambil berlari keluar kelasnya.

gio dan rafka hanya saling bergidik bahu dan kembali ke tempat duduknya masing-masing.

" Wa??? wa??? " panggil sintya yang tak kunjung ada jawaban dari jiwa yang melipat kedua tangannya diatas meja.

" JIWA " raga yang tiba-tiba masuk dengan raut wajah panik.

" Wa..wa.. " sintya menggoyang-goyangkan tubuh jiwa dan mencabut aerponnya.

" Enghh ngapa sih sin?? " tanya jiwa lemas karna baru bangun dari tidurnya setelah stengah jam pelajaran akhir tadi.

" Ada raga nih " ucap sintya yang menyentak jiwa untuk langsung duduk.

" Kamu kenapa wa?? " tanya raga dengan raut paniknya.

" kamu sakitt??pusing???atau badan kamu sakit-sakit?? " tanya raga lagi dengan satu nafas.

" Ya ampun raga satu-satu dong nanyanya!! " jawab jiwa yang terkekeh melihat kekawatiran suaminya itu.

" Aku cuma ketiduran aja kok tadi " jawab jiwa santai dan dilengkapi dengan senyuman khasnya.

" Seriusan kamu gak sakit?? " tekan raga dengan berlutut untuk memudahkan dirinya berbicara dengan sang istri.

" Iyaa ragaakuu " jawab jiwa sambil mengusap pipi suaminya itu.

Btw anak-anak disekolah itu mengira raga dan jiwa plus amira itu cinta segitiga eitss kan emang segitiga cuman bedanya mereka mengira jiwa itu pacar raga juga.

" Hati aku yang sakit ga, hati aku yang kamu buat pusing harus percaya atau tidak " Batin jiwa.

" Kamu tadi pagi yang anterin tas aku?? " tanya raga memegang tangan jiwa.

" Oohh itu iyaa, soalnya aku kawatir sama kamu kan katanya cuma ke wc kok gak balik-balik lagi yaudah aku anterin aja tas kamu sekalian mau lihat kamu kekelas " jelas jiwa.

" Aku tadi diuks ambil beberapa obat pereda sakit kepala buat cadangan kalau lagi pusing mikir pelajaran yang gak masuk akal " bohong raga agar jiwa tidak mencurigainya.

Gimana-gimana gak curiga???

Hei raga kamu juga lagi dibohongin loh sama jiwa dia itu gak sekedar nyari kamu dikelas tapi keliling beberapa kelas dan dia juga tau kamu tadi bukan ke uks melainkan dengan neneklampir peliharaanmu itu.

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang