PART 7

35 5 0
                                    

Assallamualaikum readers:)

Bell pulang sekolahpun berbunyi.

Ttrengg..tenggg...tenggg

" Huffffhh akhirnya pulang juga " Keluh Sintya yang sedari tadi tak sabar ingin kerumah temannya itu.

" Skuy kita langsung belanja " Ajak Jiwa sambil merangkul temannya itu sambil keluar kelas.

Saat mereka berjalan menuju gerbang tidak sengaja bertemu dengan Ander yang sedang mengendarai mobil miliknya yang berhenti tepat disamping mereka dengan kaca mobil terbuka.

Ander menoleh kesamping dan langsung menawari mereka pulang bersama " kalian pulang bareng gue aja " Ajak Ander sambil menatap Jiwa dan juga Sintya bergantian.

" Ehh tapi kita gak langsung balik kita mau mampir dulu ke supermarket buat belanja " Ucap Jiwa yang secara tidak langsung menolak ajakkan ander.

" Udah tenang aja ntar gue anterin belanja juga plus anter pulang gimana? " Ajak Ander lagi seraya tersenyum dan menaikan alisnya.

" Tapi ntar.... " Ucapan Jiwa terpotong kala Sintya menarik tangannya masuk kedalam mobil.

" Gue gak ngerasa direpotin kok kan gue yang ngajak " Ander langsung melajukan mobilnya sambil tersenyum menatap arah spion yang tepat diwajah Jiwa.

Posisi mereka didalam mobil Jiwa dan Sintya dibelakang yang nyetir yasudah pasti Ander.

Setelah menempuh sekitar 10 menit menuju supermarket mereka sampai dan mereka langsung turun dan masuk kedalam untuk membeli bahan-bahan yang mereka butuhkan dan beberapa perawatan wajah yang akan mereka gunakan nanti.

20 menit sudah berbelanja disupermarket dan kini waktunya untuk membayar kekasir.

" Wa udah selesai? " Tanya Ander yang berdiri dibelakang Jiwa.

" Eh nder udah ni tinggal ngitung berapa semuanya " Jiwa menoleh kearah ander yang tepat berada dibelakangnya.

" Yaudah sekalian aja bayarnya sama belanjaan gue " Pinta Ander ke Jiwa.

" Gausah gue bayar sendiri aja " Tolak Jiwa baik-baik.

" Mbak gabungin aja ya " Pinta Ander ke mbak kasir.

" Oke baik mas " Jawab kasir yang sedang menghitung semua belanjaan.

" Berapa mbak semuanya? " Tanya Ander sambil mengulur black cardnya.

" Semuanya Rp 571.500 mas " Jawab mbak kasir.

" Nih mbak " Memberikan black cardnya.

Setelah mereka membayar Ander dengan inisiatifnya sendiri langsung membawakan belanjaan Jiwa dan Sintya kedalam mobil, ketika mereka beranjak dari kasir tidak sengaja mereka dengar pembicaraan mbak kasir itu.

" Gila sih beruntung banget tu cewe punya cowo tajir, baik, mana ganteng banget lagi " Ucap mbak kasir 1

" Iyakan kenapa dulu waktu sekolah gak dapet cowo kayak gitu ya " Mbak kasir dua

Ander hanya tersenyum mendengar itu dan dia tidak menghentikan langkahnya keluar, sampai dimobil Ander langsung memasukkan belanjaanya ke bagasi.

Kini Sintya membujuk sahabatnya itu yaitu Jiwa untuk duduk di kursi depan dengan Ander, tujuan Sintya saat ini ingin membalaskan rasa sakit hati sahabatnya itu kepada lelaki yang berstatus suami nya Jiwa yaitu Raga.

Mau tidak mau Jiwa mengikut saja karna dari pada Sintya ini akan semakin banyak bacot.

" Nder jiwa dikursi depan ya gue mau baring dibelakang " Pinta Sintya dengan kedua tangan ditangkup memohon ke Ander.

" Yaelah gapapa kali gak perlu lo sampai memohon gitu " Ucap Ander seraya menggelengkan kepalanya itu.

20 menit perjalan kerumah Jiwa mobil berwarna putih masuk kepekarangan rumah nilik Jiwa dan juga Raga.

Saat Ander hendak turun Jiwa langsung menahan tangan Ander " Nder makasih ya udah traktirin gue sama Sintya plus nganter pulang " Tersenyum menatap Ander.

Ander hanya tersenyum kepada jiwa.

" Gapapa biar gue aja yang bawak belanjaannya kedalam sama sintya " Pinta Jiwa agar Ander tidak turun.

" Yaudah kalau gitu gue langsung balik ya " Ucap ander membuka kaca mobilnya.

" Ga mau mampir dulu emangnya lo " Ajak Sintya.

" Lain kali ajalah ya " Jawab Ander seraya tersenyum.

Mobil BMW berwarna putih itu melaju mininggalkan pekarangan rumah Jiwa dan juga Raga.

Raga yang ternyata berada di balkon dengan Amira pun melihat kejadian dari bawah sana. Amira yang tampak kesal karna Jiwa diantar oleh Ander dan juga Ander yang tampak kesal kenapa bisa-bisanya Jiwa membawa lelaki lain kerumah ini.

Keduanya kini hanya ditimpa keheningan sebelum akhirnya Raga mengajak Amira masuk kedalam.

" Sayang ayo masuk ini udah sore kamu mandi dulu abis itu kita baru cari makan " Ajak Raga.

" Iya sayang " Amira tersenyun tulus ke Raga.

Jiwa dan sintya yang baru saja menaiki beberapa anak tanggan melihat Amira yang masuk dari arah balkon. Sintya hanya menatap penuh tanya kepada Jiwa yang kini hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya.

Mereka yang sekarang sudah berada dikamar jiwa " Wa lo seriusan tuh Amira tinggal disini? " Tanya Sintya.

" Iya Sin mau gimana lagi dari pada gue dimaki-maki ya mending gue izinin aja " Jawab Jiwa dengan penuh kepasrahan.

" Mama Papa dan mertua lo tau? " Tanya Sintya lagi.

" Gak ada yang tau sin " Jawab Jiwa seraya menundukkan kepalanya.

" Udah berapa lama emang? " Tanya Sintya lagi.

" Dari semalam sin, tapi gue gapapa kok lo tenang aja " Tesenyum menatap sahabatnya itu agar sahabatnya itu percaya.

Sudah pukul 7 malam kini Jiwa dan Sintya akan kedapur untuk memasak dan membuat kue.

Saat mereka selesai membuat kue Jiwa tidak sengaja melihat Raga turun dengan Amira langsung saja Jiwa panggil dan mengajak mereka makan bersama " Ga, Ra, makan bareng kita aja gue udah masak ni ada kue juga " Pinta Jiwa seraya melemparkan senyuman.

Amira yang awalnya ingin menolak tiba-tiba berpikir licik untuk membuat wanita itu menderita malam ini.

" Emm boleh tu kayaknya enak ni " Ucap Amira menatap Raga.

Raga tampak bingung dengan tingkah Amira biasanya dia sangat tidak ingin melihat atau hanya sekedar berbicara dengan Jiwa tapi mengapa malam ini dia malah mau makan masakkan Jiwa.

" Sayang kamu.... " Ucapan Raga terpotong karna tangannya sudah ditarik oleh Amira duluan menuju meja makan.

" Udah sayang kasian jiwa udah masak pasti dia capek apasalahnya sih kita makan masakannya " Ucap Amira yang seakan mengiba melihat wanita itu.

Raga pun duduk dan mengambil piring dan langsung diserobot oleh Amira agar mengambilkan makanan untuk Raga. Raga yang melihatnya hanya mengelus pucuk kepala Amira didepan Jiwa dan juga Sintya.

Jiwa yang melihat itupun langsung mengedarkan pandangannya ke Sintya, sahabatnya yang tengah menatap tajam kearah 2 pasangan tak tau malu itu.

" CAPER " Ucap Sintya yang tangannya sibuk mengambil piring dan juga isinya dan langsung memilih duduk dihadapan Amira agar Jiwa berhadapan dengan Raga.

Mereka akhirnya menikmati makan malam yang dibuat oleh Jiwa dan juga Sintya.

Sebelum akhirnya Amira melakukan hal liciknya untuk membuat Jiwa menderita malam ini tentunya.

Jahat banget sih Amira ini! 



Yeorobun thank you:3

JIWARAGA  ( THE END ) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang