°×°
Babi!:
Sebenarnya gue ada salah apa? Cuma gara-gara gue hilang kabar, lo akhiri hubungan kita gitu aja?
Cuma?
Berulang kali aku menatap pesan yang ia kirimkan, mungkin jika ponsel ini tidak dibeli dengan uang, sudah kulempar ke lantai barang pipih yang menampilkan pesan laki-laki itu. Haha, cuma. Lucu sekali.
Berkali-kali aku menarik napas untuk menenangkan diri. Sekarang aku tidak kecewa dengannya, tapi aku marah. Seharusnya dia sadar dengan sikapnya padaku.
Babi!:
Gue tunggu di depan, nanti pulang bareng.
Tidak ada gunanya aku meluapkan emosi di belakangnya seperti ini. Aku harus berbicara langsung dengannya.
Aku baru sadar jika Zergan satu minggu ini tidak dititipkan di tempat ini saat beberapa pengasuh membicarakan tentangnya.
"Mungkin dia sakit lagi," ucap salah satu dari mereka saat aku kembali dari kamar mandi.
"Zergan sakit, Buk?" tanyaku.
"Mungkin, soalnya pas awal dia masuk, baru tiga hari dia sakit dan gak masuk seminggu lebih. Mungkin karena pandemi, makanya keluarga dia gak ngantar ke sini."
"Demi keselamatan bersama," sambung satunya lagi.
Aku menganggukkan kepala dan kembali ke ruanganku. Aku mencoba menghilangkan nama Rio dari dalam kepala, kenapa Erin harus pergi disaat seperti ini. Setidaknya, hadirnya di sini tidak membuatku terdiam dan memikirkan Rio.
Sesekali aku masih melihat mobil Rio yang terparkir di depan SD tempat Ayu mengajar, dan berkali-kali aku menarik napas lagi. Sebenarnya tidak ada lagi yang harus kukerjakan, apa aku pergi menemuinya saja?
Aku masih butuh waktu merangkai kalimat untuknya. Mengatakan semua yang ada di dalam hati, dan melepaskan semuanya. Layar komputer sudah mati beberapa waktu lalu, dan mejaku sudah rapi. Setelah mengirim pesan pada Ibuk Kepala, dan pamit pada guru-guru yang di sana, aku pulang.
"Udah dijemput ternyata."
Aku hanya tersenyum memastikan tidak terjadi apa-apa.
"Ken, tanyain Zergan kenapa."
Aku mengangguk dan berbalik meninggalkannya, melangkah keluar pagar. Rio pun langsung keluar dari dalam mobilnya dan membukakan pintu untukku.
"Sebenernya kenapa?" tanya saat pintu sempurna tertutup.
Apa harus sekarang mengeluarkan semuanya, padahal mobil pun belum berjalan. Tapi, sepertinya tidak apa-apa dari pada harus turun di jalan nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Untuk Hujan ✔️
RomancePeringkat 1 🥇 dalam Event Writing Marathon 30Day's With Karoden Jateng (Tamat) Bumi memang tempat hujan berpulang Tapi, tidak selamanya bumi bertahan dengan hujaman yang datang. _____________________________________ "Ini hanya perihal Hujan atau...